Loading...
Kembali

Fasilitasi Gaya Belajar Kinestetik, Pahami Pembelajaran Metode Window Shopping

Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS

Pada 17 February 2025

Halo Rekan Guraru! Pernahkah Anda merasa peserta didik terlihat kurang bersemangat karena kegiatan pembelajaran yang kurang dinamis? Atau peserta didik yang lebih mudah menyerap informasi sambil bergerak dan beraktivitas? Beberapa dari mereka mungkin memiliki gaya belajar kinestetik, yang mana belajar dengan cara bergerak dan melakukan sesuatu secara langsung lebih efektif daripada hanya mendengarkan atau membaca. Sebagian peserta didik mungkin mereka bosan dengan kegiatan literasi, diskusi, dan presentasi.  Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memfasilitasi peserta didik menggunakan metode lain yang lebih dinamis. Salah satunya adalah model kooperatif tipe window shopping. Apa itu window shopping? Simak artikel ini hingga akhir!

Pengertian Model Kooperatif Tipe Window Shopping

Window Shopping dalam dunia pendidikan bukan berarti berbelanja di mall, melainkan sebuah model pembelajaran yang seru dan interaktif. Model kooperatif tipe window shopping merupakan pembelajaran berbasis kelompok yang mengajak siswa untuk "berbelanja" ilmu dengan berkeliling melihat hasil karya kelompok lain seperti mengunjungi toko. Siswa dapat saling mengeksplorasi konsep secara  aktif  dan  dinamis  dengan  cara unjuk kerja hasil karya. Dua orang dari  setiap  kelompok  menjaga   hasil   karya   mereka   (seperti menjaga stand) dan bertugas sebagai presenter untuk menjelaskan konsep kepada pengunjung. Sedangkan anggota kelompok lainnya mengunjungi stand kelompok lain untuk berbelanja pengetahuan dari hasil karya mereka. Selain mengeksplorasi pengetahuan, pengunjung dapat melakukan penilaian dan memberi masukan kepada stand yang dikunjungi.

Langkah – Langkah (Sintak) Model Kooperatif Tipe Window Shopping

Sintak Model Kooperatif Tipe Window Shopping tetap menggunakan fase-fase dari model pembelajaran kooperatif dengan beberapa setting yang khas. Sintak dapat dilihat melalui tabel berikut.

Sintak

Kegiatan

Fase 1. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan Motivasi

  • Guru memberikan motivasi terhadap peserta didik terkait pentingnya konsep yang akan dipelajari
  • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Fase 2 Menyajikan Informasi

  • Guru memberikan informasi terkait setting kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan hari ini.
  • Guru memberikan informasi bahwasanya akan ada kuis di akhir kegiatan, harapannya agar peserta didik
  • Guru menayangkan masalah atau stimulus pembelajaran kemudian memberikan pertanyaan acak kepada peserta didik 
  • Peserta didik mengamati stimulus dan selalu siap untuk menjawab pertanyaan dari guru

Fase 3 Mengorganisasi dalam Kelompok Belajar

Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 peserta didik Setelah terbentuk, tiap-tiap kelompok dipersilahkan untuk membuat nama kelompoknya sendiri Perwakilan kelompok mengambil undian terkait topik yang harus dibahas bersama kelompoknya dan membuat karya representatif terkait topik
  • Peserta didik memilih tempat untuk bergabung dengan teman satu kelompok untuk berdiskusi
  • Peserta didik bersama anggota kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan LKPD dengan melakukan kegiatan literasi, diskusi dan bertanya kepada guru apabila terdapat hal-hal yang belum dipahami 
  • Peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih jenis sumber belajar maupun media yang digunakan untuk membuat karya representatif

Fase 4 Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar

Peserta didik dengan kelompoknya menyelesaikan karyanya yang akan dipresentasikan kepada pengunjung/ peserta didik dari kelompok lain Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi menentukan 2 anggota kelompok yang menjadi presenter (memberikan penjelasan terkait topik yang dikerjakan kepada pengunjung/kelompok lain) dan sisa anggota yang berkeliling menggali informasi dari kelompok lain Setiap kelompok menempelkan hasil karya di tembok dengan peserta didik yang bertugas sebagai presenter tetap tinggal di tempatnya untuk memberikan penjelasan pada pengunjung/kelompok lainPeserta didik yang lain bertugas menggali informasi dari kelompok lain dengan membawa LKPD untuk mengisikan informasi yang didapatkanSetelah melakukan menggali informasi dan menyampaikan informasi dengan setiap kelompok, peserta didik kembali kepada kelompok asal Peserta didik yang bertugas keliling menggali informasi ke kelompok lain selanjutnya mempresentasikan hasil yang diperoleh kepada anggota kelompoknya

Fase 5 Mengevaluasi 

Peserta didik melakukan peer asesmen Peserta didik saling memberikan apresiasi setelah selesai membagikan hasil pengamatan informasi yang didapatkan dan diskusi Guru mengarahkan peserta didik membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari 
    • Guru memberikan penguatan materi dan tanya jawab melalui diskusi kelas mengenai pembelajaran yang telah dilakukan
Peserta didik bersama guru melakukan refleksi terkait pembelajaran yang dilakukan

Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Tipe Window Shopping

Kelebihan

  • Seluruh kegiatan tidak terlepas dari peran peserta didik satu sama lain sehingga dapat meningkatkan kemampuan kolaborasi
  • Meningkatkan budaya kerja sama dan problem solving bagi peserta didik
  • Melatihkan kemampuan komunikasi yang baik bagi peserta didik yang berperan sebagai presenter maupun pengunjung
  • Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena peserta didik mengkonstruk pengetahuannya secara mandiri
  • Meningkatkan sikap menghagai atas hasil pekerjaan teman
  • Membiasakan peserta didik untuk bersikap kritis dan menerima kritik

Kekurangan

  1. Kesenjangan hasil karya dan proses window shopping akan sangat terlihat apabila pembagian kelompok homogen (tingkat kemampuan dan gender)
  2. Guru yang kurang mampu menjelaskan setting/alur pembelajaran window shopping akan menyebabkan peserta didik kebingungan
  3. Waktu yang diperlukan untuk melakukan seluruh sintak pembelajaran relatif lebih lama (2 pertemuan atau lebih).
  4. Guru memerlukan kepekaan lebih untuk memfasilitasi kebutuhan setiap kelompok

Contoh Skenario Penerapan Window Shopping

Bu Dian merupakan guru IPS SMP di wilayah Semarang Atas. Melewati paruh semester, Bu Dian mengamati peserta didiknya kurang bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Bu Dian melakukan refleksi bersama peserta didiknya dan menemukan akar permasalahan pembelajaran yaitu peserta didik menginginkan pembelajaran yang dinamis. Kebetulan materi yang akan diajarkan adalah topik aktivitas sosial kehidupan masa lalu yang banyak membahas aktivitas kerajaan. Maka, Bu Dian memberikan solusi kepada peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe window shopping. 

Sebelum melaksanakan pembelajaran (pertemuan sebelumnya), Bu Dian membuat kesepakatan kelas untuk menyetujui alur pembelajaran dan waktu yang diperlukan. Bu Dian menjelaskan bahwa akan ada kegiatan pameran di akhir sehingga tiap kelompok harus merencanakan sejak awal apa produk yang ingin dibuat dan seperti apa konsep stand yang akan ditampilkan. Sehingga pada saat pertemuan selanjutnya, peserta didik sudah siap untuk belajar, berfokus untuk mengeksplorasi pengetahuan dan tidak banyak membuang waktu untuk memikirkan bentuk produk dan konsep. Contoh modul ajar dapat dilihat pada pranala berikut.

Nah itulah penjelasan terkait pembelajaran kooperatif tipe window shopping. Semoga dapat bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi bagi Rekan Guraru. Nantikan artikel terbaru dari pengelola guraru di sesi selanjutnya. Semangat Berkarya!

Referensi

Mumpuni, P. W., Inganah, S., & Sugiarti, W. (2020). Penerapan model pembelajaran window shopping materi vektor untuk meningkatkan hasil dan minat belajar matematika. Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan Matematika6(2), 115-126.

Mustopa, M. Z. (2020). Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Pendekatan Saintifik Model Pembelajaran Window Shopping (Kunjungan Galeri) Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia Kelas VIII. 8 SMPN I Praya Tahun Pelajaran 2019-2020. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)4(2).

 

 

 

Logo

Platform Guru Era Baru ini telah mengalami perkembangan yang awalnya adalah hanya mewadahi komunitas antara sesama guru dan praktisi pendidikan, namun kini bertransformasi menjadi sebuah wadah solusi pendidikan yang memudahkan mereka untuk dapat mengembangan kapasitas dan daya saing mereka di era digital ini melalui dukungan teknologi.