UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI TELADAN ASMAUL HUSNA MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH PADA KELAS IV SDN 5 CISONTROL
Dipublikasikan oleh Aam Aminulloh
Pada 31 January 2025
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI TELADAN ASMAUL HUSNA
MENGGUNAKAN METODE INDEX CARD MATCH
PADA KELAS IV SDN 5 CISONTROL
AAM AMINULLOH, S.Pd.
SDN 5 CISONTROL
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
2022
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
Yang berhubungan dibawah ini, Kepala SDN 5 Cisontrol Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis, menyatakan bahwa:
Nama : Aam Aminulloh
Alamat : Dusun Sindangjaya, Rt 01 Rw 13 Desa Cisontrol Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis;
Adalah guru Pendidikan Agama Islam di SDN 5 Cisontrol yang telah mengadakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolah kami untuk tugas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Teladan Asmaul Husna Menggunakan Metode Index Card Match pada Kelas Kelas IV SDN 5 Cisontrol Kabupaten Ciamis”. Pelaksanaan penelitian Senin, 21 Februari 2022 – Kamis 24 Maret 2022. Demikian surat keterangan ini di buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Rancah, 24 Maret 2022
Guru Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti
Aam Aminulloh, S.Pd
NUPTK. 5741773674130172
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya siswa yang masih kesulitan dalam menghapal nama-nama ALLAH dalam Asmaul husna, siswa kurang terlibat aktif siswa dalam proses pembelajaran, dan masih rendahnya nilai rata-rata siswa dalam mengusai materi asmaul husna ini. Dalam konteks ini, pendekatan pembelajaran yang memahami hambatan- hambatan yang mungkin dihadapi oleh peserta didik dan memberikan dukunganyang sesuai, misalnya melalui metode pembelajaran yang memotivasi, mendukung, dan memahami kebutuhan individual peserta didik, dapat membantumengatasi lemahnya kemampuan peserta didik dalam menghafal asmaul husna. Oleh karena itu, pemahaman dan perhatian terhadap kesulitan ini dapat memberikan dasar yang kuat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi ini.
Adapun penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas IV SDN 5 Cisontrol yang berjumlah 10 orang terbagi pada 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi yang dilakukan dalam 2 siklus. Temuan penelitian yakni pertama,penerapan metode index card match dimana siswa mencari pasangan nama 5 Asmaul Husna dan artinya, yang kemudian mengisi LKPD dan mempersentasikan temuannya ke depan kelas. Kedua, metode index card match dapat meningkatkanhasil belajar siswa dalam materi Teladan asmaul Husna, hal ini dapat dilihat pada Pembelajaran menggunakan model problem based learning dengan menggunakan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar siswa Pendidikanagama islam dan budi pekerti dalam materi Teladan Mulia Asmaul Husna. TeladanMulia Asmaul Husna.
Nilai Rata-rata siswa meningkat dari 66,9 pada siklus I menjadi 81,5 pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas belajar juga menngkat dari 60 % pada siklus I menjadi 90% pada siklus ke II. Skor aktivitas siswa meningkat dari observasi siswa diatas diketahui nilai rata-rata kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu 2,36 pada interval nilai 1,50 ≤ TKG < 2,50 kurang baik pada siklus I Pada siklus II aktivitas yang terjadi pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung terlihat dalam tabel yaitu menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran sebanyak 94%, siswa yang cukup keaktifannya 6%, dan siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran sebanyak 0% atau tidak ada. Pada siklus ke II kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. kalau pada siklus I kemampuan siswa kurang, pada siklus II meningkat menjadi sangat baik. Peningkatan terjadi pada kemampuan siswa menjadi aktif dalam belajar kelompok, dan lain sebagainya.
Kata Kunci: Meningkatkan hasil belajar 1, Problem Based Learning2, Index Card Match 3,.
BAB I
PENDAHULUAN
-
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya yang sangat mendasar dalam pengembangan sumber daya manusia. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, pendidikan diharapkan melahirkan sumber daya manusia unggul sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Proses pembelajaran di dalam kelas merupakan bagian yang sangat penting dari pendidikan. Proses pembelajaran padasatuan pendidikan di selenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik agar berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis perta didik, (pp no 9 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa1 Mata pelajaran pendidikan agama Islam Budi Pekerti secara keseluruhannya dalam lingkup Al-Qur’an dan Al-hadits, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam Budi Pekerti mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun minannas).
Guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksudkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 dinyatakan bahwa Guru dan Dosen pada pasal 4 tertulisguru berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi
1 Muhaimin, Wacana. Op. Cit 76
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru yang profesional tentu memiliki kompetensi dalam bidangnya. Disamping memiliki kompetensi profesional yang berarti menguasai bidang yang diampunya, guru harus memiliki kompetensi pedagogik yaitu menguasai metodik pembelajaran baik penguasaan kurikulum, merancang proses pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, mengadakan evaluasi dan analisa pembelajaran serta melaksanakan program tindak lanjut. Disamping itu guru dituntut memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.Tentunya guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik terhadaplingkungannya. Guru mencapai kualitas peserta didik dilihat dari potensi seperti yang dinyatakan di atas titik tolaknya tidak lain adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru beserta para siswanya sebagai subyek belajar. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 tahun 2003 yaitu bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Karenanya proses pembelajaran yang dimotori oleh guru haruslah direncanakan dan dilaksanakan secara mantap sehingga dapat mencapai tujuan dan hasil belajar secara maksimal.
Pendidikan Agama Islam Budi Pekerti adalah pendekatan pendidikan agama Islam yang menekankan pada pengembangan akhlak mulia, budi pekerti, dan moralitas siswa. Pendekatan ini mengajarkan nilai-nilai Islam dan mengajak siswauntuk menginternalisasi ajaran agama Islam ke dalam perilaku sehari-hari mereka.Ketika dikaitkan dengan hasil belajar siswa pada materi menghafal asmaul husna, pendekatan ini dapat memberikan kontribusi signifikan yaitu Pendidikan Agama Islam Budi Pekerti mengajarkan nilai-nilai moral dan etika Islam kepada siswa. Menghafal asmaul husna, yang merupakan nama-nama Allah yang indah, dapat membantu siswa memahami nilai-nilai moral seperti kasih sayang, keadilan, kebijaksanaan, dan kesabaran. Pemahaman ini dapat meningkatkan kesadaran moral siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka,Melalui pendidikan agama Islam Budi Pekerti, siswa diajarkan untuk mengembangkan kepribadian yang baik, termasuk sifat-sifat yang terkandung dalam asmaul husna .Hal ini dapat merangsang perkembangan kepribadian siswa yang lebih baik, Menghafal asmaul
husna tidak hanya berarti mengingat nama-nama Allah, tetapi juga memahami maknanya secara mendalam. Pendidikan Agama Islam Budi Pekerti membimbing siswa dalam memahami dimensi spiritual dan menghubungkan diri mereka dengan Tuhan. Kesadaran spiritual yang meningkat dapat memberi motivasi tambahan kepada siswa untuk belajar dan memahami asmaul husna, Memahami asmaul husna membawa siswa kepada pemahaman tentang kebesaran Allah.
Dalam konteks pendidikan agama Islam Budi Pekerti, pemahaman ini dapat memberi siswa motivasi untuk meningkatkan hasil belajar mereka karena mereka menyadari bahwa mereka sedang mempelajari sesuatu yang mulia dan suci, Pendidikan Agama Islam Budi Pekerti membimbing siswa untuk mengembangkan kecintaan pada ilmu pengetahuan agama. Dalam hal ini, belajar menghafal asmaul husna bukan hanya tugas sekolah biasa, tetapi juga suatu bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah. Kesadaran ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dengan tekun. Dengan menggabungkan pendekatan Pendidikan Agama Islam Budi Pekerti dengan pembelajaran menghafal asmaul husna, siswa tidak hanya akan meningkatkan pemahaman mereka tentang asmaul husna tetapi juga mengalami pertumbuhan moral, spiritual, dan kepribadian yang positif.Semua ini dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa secara menyeluruhpada materi ini. Berdasarkan kondisi tersebut peserta didik membutuhkan inovasi model pembelajaran baru untuk merangsang daya tarik siswauntuk meningkatkan hasil belajar PAI. Dalam konstek maka digunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Problem Based Learning merupakan suatu model pengajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik. Masalah autentik dapat diartikan sebagai suatu masalah yang sering ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Penilaian terhadap seberapa baik peserta didik menghafal asmaul husna dan hubungannya dengan peningkatan hasil belajar siswa merupakan hal yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa argumen yang bisa mendukung ide bahwa lemahnya kemampuan peserta didik dalam menghafal asmaul husna dapat memengaruhi hasil belajar mereka yaitu Peserta didik yang mengalami kesulitan menghafal asmaul husna mungkin juga
kesulitan memahami makna dari setiap nama Allah. Tanpa pemahaman yang baik, pengetahuan mereka akan bersifat dangkal dan sulit untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau dihubungkan dengan konteks pembelajaran lainnya. Dalam konteks ini, pendekatan pembelajaran yang memahami hambatan- hambatan yang mungkin dihadapi oleh peserta didik dan memberikan dukunganyang sesuai, misalnya melalui metode pembelajaran yang memotivasi, mendukung, dan memahami kebutuhan individual peserta didik, dapat membantu mengatasi lemahnya kemampuan peserta didik dalam menghafal asmaul husna. Oleh karena itu, pemahaman dan perhatian terhadap kesulitan ini dapat memberikan dasar yang kuat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi ini.
Berdasarkan pengalaman, nilai rata-rata pembelajaran materi Asmaul Husnamasih rendah. kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata- rata mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sangat rendah hanya mencapai 60,00 Dari rata-rata nilai yang diperoleh tersebut sudah sepatutnya menjadi perhatian bersama, mengingat Asmaul Husna adalah mengenai sifat wajibdari Allah yang merupakan hal penting yang harus dipahami anak. Nilai yang didapatkan tersebut hanya bukan hanya bersifat kognitif, namun nilai yang diharapkan tergambar dalam sikap afektif anak.
Nilai yang tinggi di barengi dengan sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan merupakan harapan bersama. Guru yang baik adalah guru yang mampumemilih dan menggunakan metode,strategi dan media yang tepat dalam pembelajaran. Kenyataan dilapangan, kendala utama dalam menentukan penggunaan metode, seringkali kurang pas dengan yang dalam tujuan instruksional. Metode ceramah seringkali menjadi bahan andalan. Padahal berbagai metode lain masih ada yang lebih tepat sesuai dengan tujuan instruksional. Metode Index Card Match2 adalah mencari jodoh kartu tanya jawab yang dilakukan secara berpasangan. Metode
2 Metode Index Card Match, pinarac.wordpress.com/2012/04/06/metode-index-card-match/
pembelajaran Index card match merupakanmetode pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Siswa saling bekerja sama dan saling membantu untuk menyelesaikan pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada pasangan lain. Kegiatan belajar bersama ini dapat membantu memacu belajar aktif dan kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil yang memungkinkan untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi.
Pada proses pembelajaran masih banyak permasalahan yang terjadi, misalkan seperti siswa kurang termotivasi untuk belajar, merasa malu untuk bertanya dan kurang memperhatikan pelajaran, kurang terlibat dalam proses pembelajaran. Kemungkinan hal ini terjadi karena siswa merasa jenuh dengan metodeceramah yang diterapkan guru, suasana belajar yang kurang serius, dan pembelajaran yang bersifat hanya satu arah saja. Dengan melihat hasil pembelajaran yang masih dibawah rata-rata dan materi atau topik Asmaul Husna yang memiliki bagian- bagian atau kategori yang luas, maka metode index card match merupakan metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai “Upaya meningkatkan hasil belajar pada materi Teladan Asmaul Husna menggunakan metode Index Card Match Pada kelas IV SDN 4 Bojongkondang”.
-
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Teladan Asmaul husna setelah penerapan melalui metode index card match di kelas IV SDN 4 Bojongkondang?
-
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi Teladan Asmaul Husna setelah diterapkan melalui metode index card match dikelas IV SDN 4 Bojongkondang.
-
MANFAAT PENELITIAN 1.Teoritis
Penelitian tentang peningkatan kemampuan hasil belajar dalam materi Teladan Asmaul Husna melalui metode Index Card Match berbasis PBL di kelas IV SDN 5 Cisontrol dapat memberikan berbagai manfaat secara teoritis. Berikutadalah beberapa manfaat penelitian secara teoritis Penelitian ini dapat menghasilkan sebuah model pembelajaran yang inovatif dan efektif, yaitupenggunaan metode Index Card Match berbasis PBL. Model ini dapat dijadikan acuan oleh sekolah lain dalam meningkatkan kemampuan hasilbelajar dalam materi Teladan Asmaul Husna pada kelas IV.
-
Praktis
- Siswa
Siswa dapat menghafal 5 Asmaul Husna dengan lebih efektif dan efisien melalui metode belajar PBL dan media pembelajaran ICM.Melalui permainan index card match, siswa dapat mengasah daya ingat dan fokus mereka.
- Guru
Guru dapat mengembangkan keterampilan pengajaran dengan memahami cara mengintegrasikan metode PBL dan media pembelajaran ICM ke dalam kurikulum Merdeka. Mereka belajar bagaimana mengajarkan materi yang kompleks seperti Teladan Asmaul husna dengan cara yang lebih interaktif dan menarik.
- Sekolah
Dengan memperkenalkan metode PBL dan media pembelajaran ICM, sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif, menarik dan efektif bagi siswa.
- Peneliti
Peneliti akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang efektivitas metode PBL dan media pembelajaran ICM dalam konteks pendidikan agama, khususnya dalam menghafal Asmaul Husna. Ini mencakup pemahaman tentang proses pembelajaran, tantangan dan potensial perbaikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
-
PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN
Penelitian Tentang Tema Ini Sudah Dilakukan Oleh Beberapa Penulis, yaitu: Andra Ena Fitri Mega Ramadani (2023) yang berjudul “Penerapan Problem Based Learning (PBL) Menggunakan Indeks Card Match (ICM) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Desimal Kelas IV SDN Klampis Ngasem I/246 Surabaya” Penelitian ini bertujuan untuk ntuk mengembangkan kemampuan berpikir lebih kritis pada peserta didik serta membantu mereka menguasai konsep desimal dengan lebih baik.
Dalam proses pembelajaran, guru membagikan permasalahan matematika yang relevan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, peserta didik kemudian akan diminta untuk memecahkan permasalahan itu menggunakan kartu- kartu yang sudah disiapkan. Hal tersebut dapat diamati dari data nilai asesmen diagnostik dengan kemampuan rata- rata kelas IV C hanya mencapai 57,87.
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian penulis adalah menerapkan model problem based learning dengan menggunakan metodeindex card match. Perbedaan penelitian di atas adalah mengembangkan kemampuan berpikir lebih kritis pada peserta didik sedangkan penulis hanya meningkatkan Hasil Belajar PAIBP.
-
KERANGKA TEORI
- Pengertian Hasil Belajar PAI
Definisi belajar banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi pendidikan. Mereka memberikan definisi belajar yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Gagne mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perilaku dan keterampilan manusia yang dapat dipakai, dan bukan dianggap berasal dari proses pertumbuhan. Gagne memandang belajar sebagai proses perubahan perilaku akibat pengalaman yang dialaminya. Perubahan perilaku tersebut meliputi: (1) informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa lisan maupun tertulis. (2) keterampilan intelektual, yaitu kemampuan yang berfungsi untukberhubungan dengan lingkungan hidup serta mempersentasekan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual ini terdiri dari diskriminasi jamak,dan konsep konkrit,serta prinsip; (3) strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk menyalurkan dan mengarahkan aktifitas berfikir untuk memecahkan masalah. (4) keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalm melakukan sesuatu secara terkoordinasi. Sehingga terwujudotomatisasi gerak jasmani; dan (5) sikap, yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Kelima kemempuan ini merupakan hasil interaksiantara kondisi internal siswa yang berupa potensi belajar dengan kondisi eksternal yang berupa rangsangan dari lingkungan melalui proses kognitif siswa3.
Sedangkan hasil belajar didefinisikan oleh Romiszowski sebagai output (keluaran) dari suatu sistem pemrosesan input (masukan). Input dapat berupa berbagai informasi sedangkan output berupa performance (kinerja). Pengetahuan dikelompokan pada empat kategori yaitu: (1) Fakta, merupakan pengetahuan tentang objek nyata, hubungan dari keyataan, dan informasi verbaldari suatu objek, peristiwa atau manusia. (2) Konsep, merupakan pengetahuan tentang seperangkat objek konkrit atau defenisi. (3) Prosedur, merupakan pengetahuan tentang tindakan demi tindakanyang bersifat linier dalam mencapai suatu tujuan,dan (4) Prinsip, merupakan pernyataan yang mengenai hubungan dari dua konsep atau lebih.
Dari teori ini kita bisa menyimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaanyang matang, pemahaman mendalam tentang siswa dan tujuan pembelajaran, serta penggunaan metode yang mendukung keterlibatan aktif siswa. Selain itu, penekanan pada penguatan positif dan penggunaan teknologi secara bijak juga memegang peranan penting dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran. Dengan memadukan konsep-konsep dari kedua teori ini, pendidikdapat merancang pengalaman pembelajaran yang relevan,
3Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam, http://hidayaheducation.blogspot.com/2011/03/hakikat-hasil-belajar-pendidikan-agama.html
mendalam, dan berdaya guna bagi siswa. Dalam Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Pendidikan Agama Islam di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agamalain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional4.
Untuk mencapai tujuan mulia tersebut, maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dibagi dalam 5 (lima) unsur pokok berdasarkan kurikulum tahun 1999 hingga sekarang (kurikulum 2006), yaitu : Al-Qur’an, keimanan, akhlak, fiqih dan bimbingan ibadah, serta tarikh/sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Dari 5 unsur pokok tersebut sebaiknya dikembangkan dalam sistemevaluasi pendidikan Agama Islam karena dengan demikian akan diperoleh kemampuan atau keberhasilan individu dalam mengetahui, memahami, mengamalkan ajaran Islam secara tepat. Allah SWT memiliki segala kesempurnaan. Nama-nama Allah yang baik dan tercancum dalam Al-qur‟an disebut Asmaul Husna. Asmaul Husna artinya Nama-Nama Allah yang bagus- bagus. Tujuan membaca Asmaul Husna adalah untuk mendekatkandiri kepada Allah. Asmaul Husna merupakan do’a yang efektif karena mudah dibaca, pendek , ringan namun lengkap, menyeluruh, menyangkut urusan dunia akhirat, serta memperoleh jaminan surga.
-
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan pembelajaran yang tidak terstruktur (ill- structure) serta menggunakan permasalahan nyata untuk peserta didik dapat berpikir kritis, mengembangkan keterampilan untuk memecahkan masalah dan membangun pengetahuan baru Model pembelajaran Problem based learning (PBL) ialah sebuah model dari
4Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam http://hidayaheducation.blogspot.com/2011/03/hakikat-hasil-belajar-pendidikan-agama.html
suatu pembelajaran yang kontekstual dimana menggunakan suatu permasalahan selaku tujuan utama dari pembelajaran tersebut. Model pembelajaran berbasis maslah ini dapat memberikan suatu kekuatan akan keterampian dan kemampuan berpikir kritis sebab PBL mampu melibatkan kegiatan dimana adanya pemikiran yang bukan hanya adanya suatu prosesmental layaknya penalaran. Mampu memberikan peningkatan akan kemampuan analitis daripeserta didik.
disimpulkan bahwa Problem-Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana siswa aktif terlibat dalam pemecahan masalah nyata, kolaborasi, dan pengembangan keterampilan kritis serta metakognitif. Guru berperan sebagai pembimbing yang memfasilitasi proses ini. PBL tidak hanya memperkuat pemahaman konsep, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerja sama dalam konteks pemecahan masalah yang kompleks dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. menerapkan sikap sosial yang positif kepada peserta didik;4) meningkatkan interaksi antar peserta didik sehingga mencapaiketuntasan belajar dan Problem Based Learning (PBL) juga memiliki kelemahan yaitu:1) kurangnya minat serta kepercayaan, maka mereka tidak akan berupaya;2) keberhasilan model pembelajaran inimembutuhkan waktu yang cukup;3) merekatidak akan mungkin belajar jika mereka belum memahami mengapa mereka harus berupaya untuk memecahkan permasalahan. Menurut Fathurrohman menyatakan proses pembelajaran yang berbasis masalah (Problem Based Learning) dapat dilakukan dengan sintak pembelajaran diantaranya yaitu:1)mengorientasikan peserta didik pada permasalahan;2) mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;3) membimbing penyelidikan secara kelompok dan individu;4) mengembangkandan menyajikan hasil studi kasus;5) menganalisis dan mengevaluasi pemecahan permasalahan yang sudah ada.
Langkah-langkah model Problem Based Learning5
5 Richard I. Arends, Learning To Teach (New-York: Mc Graw Hill Companies, 2007), h. 45-57
Fase |
Perilaku guru |
|
fase 1: memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa |
Guru membahas tujuan pembelajaran, mendeskripsikan berbagai kebutuhan |
|
logistik penting, dan memotifasi siswa |
||
untuk terlibatdalam kegiatan mengatasi |
||
masalah |
||
Fase 2: mengorganisasikan siswa untuk meneliti |
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas- |
|
tugas belajar yang terkait |
||
dengan permasalahannya |
||
Fase 3: membantu investigasi mandiri dan kelompok |
Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen dan |
|
mencari penjelasan dan solusi. |
||
Fase 4: mengembangkan mempersentasikan |
dan |
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artefak- artefak yang tepat, seperti laporan, rekaman radio,dan model-model, dan membantu mereka untuk menyamaikannya kepada orang lain |
Fase 5: menganalisis dan |
Guru membantu siswa untuk |
|
mengevaluasi proses mengatasimasalah |
melakukan refleksi terhadap investigasinya dan proses-proses |
|
yang mereka gunakan |
-
Index Card Match
Menurut Suprijono mengatakan bahwa model pembelajaran Index Card Match (mencari pasangan kartu) adalah suatu strategiyang cukup menyenangkan digunakan untuk memantapkan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari.Dengan menggunakan model pembelajaran ini pembelajaran akan lebih menarik dalam belajar dikelas karena siswa akan mencari pasangan kartu yang sesuai.menurut Sagita bahwa model Index Card Matchadalah siswa dituntut untuk bekerjasama dengan pasangannya. Setiap siswa memperoleh satu kartu berupa kartusoal atau kartu jawaban. Kemudian siswa mencari pasangannya.Temuan ini didukung oleh peneliti Ayuningtyas mengatakan bahwa model Index Card Matchdapat meningkatkan pemahaman konsep.
matematika dan hasil belajarsiswa.Berdasarkan pandangan Suprijono dan Sagita,
pembelajaran Index Card Match adalah metode yang efektif untuk mendorong
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Metode ini tidak hanya membantu siswa memahami materi, tetapi juga mengembangkan berbagai keterampilan, seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan komunikasi, dan keterampilan sosial. Pembelajaran Index Card Match menciptakan lingkungan pembelajaran yang interaktif, kolaboratif, dan merangsang minat serta motivasi siswa dalam belajar. Langkah-langkah:
- Mempersiapkan segala jenis dan bentuk peralatan untuk memotong kertas dalam pembuatan kartu.
- Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada didalam kelas.
- Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yangsama.
- Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan.
- Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban daripertanyaan-pertanyaan yang telas dibuat.
- Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
- Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
- Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materiyang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
- Setelah siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada temannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
10). Akhir proses ini dengan membuat klarifikasi dankesimpulan (Suprijono, 2010: 120-121).
Kelebihan dan kekurangan strategi index card match:
Kelebihan strategi Index Card Match :
- Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajarmengajar
- Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarikperhatian siswa.
- Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif danmenyenangkan.
- Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapaitaraf ketuntasan belajar.
- Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain
Kelemahan strategi index Card Match
- Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas.
- Guru harus meluangkan waktu yang lebih.
- Lama untuk membuat persiapan.
- Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas.
- Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.
-
HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis tindakan pada penelitian ini yaitu strategi penggunaan metode ICM yang diterapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada materi Teladan Asmaul Husna meningkat sampai 75 % dari seluruh peserta didik dengan mencapai KKTP “cakap”.
BAB III
METODE PENELITIAN
-
DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan classroom action research yang dilakukan oleh guru kelas atau sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau praktik dan proses dalam pembelajaran. (Susilo, 2007: 16). Menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam Rochiati Wiriaatmadja (2009: 66) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari kegiatan praktik sosial atau pendidikan mereka, pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktik pendidikan dan sesuai yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktik.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian tindakan model Kemmis dan Taggart (Rochiati Wiriaatmadja 2009: 66) yang menggambarkan bahwa penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui beberapa siklus dan masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 84)
Hubungan dari keempat tahapan tahapan tersebut sebagai suatu Siklus spiral. Apabila pelaksanaan tindakan awal (Siklus I) terdapat kekurangan dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan, dapat dilakukan perbaikan pada Siklus berikutnya hingga target yang diinginkan tercapai. Adapun keempat tahapan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut ini (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, & Supardi, 2007: 17-19). Adapun tahap-tahap tersebut meliputi:
- Perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah menentukan fokus penelitian. Peneliti dituntut untuk merenung dan merefleksi untuk mencari sisi kelemahan yang timbul dalam praktik pembelajaran di kelas. Kemudian kelemahan-kelemahan tersebut didefinisikan dan dianalisis kelayakannya untuk diatasi dengan penelitian tindakan kelas.
- Pelaksanaan Tindakan (Action) Dalam tahap ini untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi-strategi yang sesuai dalam hal ini adalah model pembelajaran Index Card Match.
- Observasi (Observation) Pada tahap ini peneliti mengamati, mencatat, dan
mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan.
- Refleksi (Reflection) Setelah dilakukan pengamatan peneliti mengingat, merenungkan atas hasil pengamatan yang dilakukan. Kekurangan yang ditemui dalam siklus terdahulu dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan pada siklus selanjutnya sehingga siklus berikutnya akan menjadi lebih baik dan bagus dari siklus-siklus sebelumnya.
-
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
- Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertempat di SD Negeri 4 Bojongkondang, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar, kabupaten Pangandaran.
-
Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada peserta didik kelas IV Semester Ganjil di SD Negeri 5 Cisontrol, Desa Cisontrol Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Pada Senin 21 Februari 2022 s.d 28 Maret 2022.
-
SUBJEK PENELITIAN
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol yang berjumlah 10 0rang siswa. Adapun nama-nama siswa kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daftar nama siswa
kelas
IV SD
Negeri
5 Cisontrol
Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran.
No |
Nama Siswa |
Jenis Kelamin |
---|---|---|
1. |
ANINIDIA PRADIFTA C. |
P |
2. |
AURA ADINDA PUTRI |
P |
3. |
CIKA PUTRI CANTIKA |
P |
4. |
DZAKYYA PUTRI M. |
P |
5. |
HISYAM NASIR |
L |
6. |
KHALIFA AZKA P. |
L |
7. |
NIKI ANANDA |
L |
8. |
RIZKI SATRIA MUDA |
L |
9. |
RASYA MAHESA |
L |
10. |
SISKA RAHMAYANTI |
P |
Sumber data penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol dan peneliti sendiri sebagai guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di kelas tersebut.
-
DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah teknik langsung. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian terbagi dua yaitu
- Lembaran tes/soal
Lembaran tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Peserta didik disajikan soal oleh guru yang berkaitan dengan tema pembelajaran “Lima asmaul husna dan artinya”.
- Lembaran observasi aktivitas siswa
Lembaran observasi aktivitas peserta didik digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam materi“Lima asmaul husna dan artinya” dengan menggunakan metode Index Card Match.
- Lembaran aktivitas guru
Lembaran observasi aktivitas guru digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam materi “Lima asmaul husna dan artinya” dengan menggunakan metode Index Card Match.
-
TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data merupakan tahap yang penting dalam suatu penelitian karena tahap ini penelitian dapat disimpulkan. Setelah semua data terkumpul maka untuk mendeskripsikan data penelitian dilakukan pengolahan data sebagai berikut.
- Analisis ketuntasan belajar siswa.
Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa selama pembelajaran berlangsung digunakan rumus persentase. Ketuntasan belajar siswa secara individu dengan rumus:
P = F/N x 100%
(Anas Sudijono, 2002:45) Keterangan :
P = Persentase hasil ketuntasan belajar individu F = Jumlah jawaban benar siswa
N = Jumlah siswa
- Analisis data aktivitas siswa
Analisis aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dilakukan dengan menghitung persentase kegiatan siswa. Perhitungan kegiatan siswa dilakukan dengan menggunakan rumus persentase seperti di atas Menafsirkan data perentase dengan menggunakan aturan yang ditetapkan oleh Sutrisno Hadi (2001:61) yaitu:
100 % disebut seluruhnya
80%-99% disebut pada umumnya 60%-79% disebut sebagian besar 50%-59% disebut lebih dari setengah
40%-49% disebut kurang dari setengah 20%-39% disebut sebagian kecil
0% - 19% disebut sedikit sekali.
- Analisis aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
Data tentang aktivitas guru mengelola pembelajaran dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan skor rata-rata seperti yang ditetapkan oleh Hasratuddin (dalam Mukhlis,2005:69)sebagaiberikut.
1,00 ≤ TKG < 1,50 tidak baik 1,50 ≤ TKG < 2,50 kurang baik 2,50 ≤ TKG < 3,50 cukup
3,50 ≤ TKG < 4,50 baik
4,50≤TKG<5,00sangatbaik
Aktivitas guru mengelola pembelajaran dikatakan efektif jika skor dari setiap yang dinilai berada pada ketagori baik atau sangat baik.
6. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
- Nilai rata-rata yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran yaitu 70 dan 80% siswa mencapai nilai KKTP.
- Keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai 80% atau pada interval 3,50 ≤ TKG < 4,50 baik.
- Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran mencapai 75% .
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
-
KONDISI PADA PRASIKLUS
- Kemampuan Siswa pada Prasiklus
Ketika belajar di kelas peserta didik banyak yang tidak memperhatikan, sulit berkonsentrasi, mengobrol dan bersenda gurau, dan ada yang mengganggu temannya, serta minat siswa belajar Pendidikan Agama Islam kurang. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar peserta didik, dimana hasil ulangan sebagian besar peserta didik menunjukkan angka dibawah KKTP 70. Sebanyak 30% peserta didik sudah tuntas memenuhi KKTP, dan 70% berada dibawah KKTP. Hal tersebut jugabisa dipengaruhi karena guru dalam menyampaikan materi pembelajaran masihbanyak dengan berceramah, Guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa, sehingga siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan dan kurang memanfaatkan media yang ada.
-
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran pada Prasiklus
Beberapa kemampuan guru mengelola pembelajaran pada pra siklus diantaranya yaitu :
- Metode pembelajaran yang digunakan belum mampu mengaktifkan keterlibatan peserta didik secara optimal.
- Guru cenderung memberikan pertanyaan yang memungkinkan dijawab secara bersama-sama
- Pelaksanaan pembelajaran masih pada komunikasi satu arah
- Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam berdiskusi
- Guru kurang mampu membangkitkan kemampuan siswa untuk mengeluarkan pendapat saat diskusi
-
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Prasiklus
- metode pembelajaran yang digunakan hanya ceramah sehingga peserta didik merasa jenuh atau bosan.
- siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan
- kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik
- Peserta didik belum mempunyai keberanian dalam bertanya mengenai kesulitan yang dihadapinya.
-
HASIL PENELITIAN PADA SIKLUS I
- Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pada siklus pertama adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun soal, menyusun lembaran observasi guru, dan siswa, menyiapkan kartu-kartu dari origami, menyiapkan smartboard, menyiapkan video pembelajaran
- Pelaksanaan/Tindakan (Action)
Pada siklus pertama tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama adalah sebagai berikut:
Kegiatan |
Deskripsi Kegiatan |
Alokasi Waktu |
Pendahuluan |
Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
|
15 Menit |
pertanyaan awal.
|
||
Kegiatan Inti |
Tahap 1 : Orientasi Siswa Terhadap Masalah
Tahap 2 : Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar
|
75 Menit |
yang lain. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh pasangannya.
Tahap 3 : Membimbing Penyelidikan Kelompok dan Tahap 4 : Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
Tahap 5 : Menganalisis dan Mengevaluasi Pemecahan Masalah
|
||
Kegiatan Penutup |
|
15 Menit |
- Hasil Observasi (Observation)
-
Kemampuan siswa pada Siklus I
Adapun hasil belajar Peserta Didik kelas IV SDN 5 Cisontrol pada perbaikan pembelajaran Siklus 1 tercantum pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Nilai Tes Siswa Kelas IV SDN 5 Cisontrol Siklus I
No. |
Nama |
Nilai |
Ketuntasan |
1. |
ANINIDIA PRADIFTA C. |
71 |
Tuntas |
2. |
AURA ADINDA PUTRI |
70 |
Tuntas |
3. |
CIKA PUTRI CANTIKA |
80 |
Tuntas |
4. |
DZAKYYA PUTRI M. |
56 |
Tidak Tuntas |
5. |
HISYAM NASIR |
72 |
Tuntas |
6. |
KHALIFA AZKA P. |
80 |
Tuntas |
7. |
NIKI ANANDA |
72 |
Tuntas |
8. |
RIZKI SATRIA MUDA |
68 |
Tidak Tuntas |
9. |
RASYA MAHESA |
64 |
Tidak Tuntas |
10. |
SISKA RAHMAYANTI |
36 |
Tidak Tuntas |
Rata-rata |
66,9 |
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol pada siklus I adalah 66,9 dengan nilai tertinggi 80 dan nilaiterendah 36. Ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol adalah 60% Secara klasikal siswa belum dikatakan tuntas, karenaketuntasan yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah 80% sedangkan yang dicapai baru 60% Oleh karena itu perlu dilanjutkan siklus keduadan dilakukan perbaikan pembelajaran. Secara rinci akan penulis paparkan sebagai berikut:
- Siswa yang mendapatkan nilai di atas KKTP ada 6 orang atau 60 %,
- Siswa yang mendapat nilai dibawah KKTP ada 4 orang atau 40 %.
-
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran pada siklus I
Tabel 4.2 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran pada siklus I
No |
Aspek yang diamati |
Skor |
Jumlah Skor |
||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
1. |
Memotivasi siswa untuk belajar |
v |
3 |
||||
2. |
Menyampaikan tujuan pembelajaran |
v |
3 |
||||
3. |
Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran dengan model Index Card Match |
v |
2 |
||||
4. |
Menyampaikan petunjuk tentang materi Lima asmaul husna dan artinya yang ditampilkan di depan kelas lewat powerpoint |
v |
2 |
||||
5. |
Mengarahkan siswa dalam membagikan 2 kelompok yang terdiri dari 5 siswa |
v |
3 |
||||
6. |
Membagikan LKS untuk mengerjakan kaligrafi |
v |
3 |
||||
7. |
Memanggil masing- masing kelompok untuk |
v |
3 |
mempersentasikan karya kaligrafi |
|||||||
8. |
Memberi penguatan terhadap kesimpulan dari tiap-tiap kelompok |
v |
2 |
||||
9. |
Mengevaluasi siswa dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai |
v |
2 |
||||
10. |
Kemampuan mengelola waktu |
v |
2 |
||||
Jumlah |
25 |
||||||
Rata-rata |
2,5 |
Berdasarkan Tabel Observasi Guru dikatehui nilai rata-rata kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah 2,5 pada intervasl nilai (1,5 ≤ TKG < 2,5) kurang baik . Pada siklus pertama kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran masih kurang baik.
3.1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I
Tabel 4.3 Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I
No |
Aspek Yang Diamati |
Skor |
Jumlah Skor |
||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
|||
1. |
Menunjukkan antusiasan mengikuti pembelajaran |
v |
2 |
||||
2. |
Menjawab pertanyaan guru pada kegiatan apersepsi |
v |
2 |
||||
3. |
Mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran |
v |
2 |
||||
4. |
Mendengarkan dan |
v |
2 |
memperhatikan petunjuk guru tentang materi pembelajaran lima asmaul husna dan artinya |
|||||||
5. |
Membentuk 2 kelompok dengan beranggotakan 5 orang |
v |
3 |
||||
6. |
Tiap-tiap kelompok menerima tugas yang diberikan oleh guru yaitu membuat kaligrafi |
v |
3 |
||||
7. |
Mendiskusikan serta mencatat hasil pengamatan/analisa gambar |
v |
2 |
||||
8. |
Mempersentasikan hasil kerja di depan kelas |
v |
3 |
||||
9. |
Mendengarkan penegasan dari guru tentang materi pelajaran |
v |
2 |
||||
10. |
Mendengarkan penjelasan dan kesimpulan guru |
v |
2 |
||||
11. |
Mengerjakan tes akhir |
v |
3 |
||||
Jumlah |
26 |
||||||
Rata-rata |
2,36 |
Berdasarkan Lembar aktivitas observasi siswa diatas diketahui nilai rata-rata kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu 2,36 pada interval nilai 1,50 ≤ TKG < 2,50 kurang baik.
- Refleksi (Reflection)
-
Ketercapaian Indikator Keberhasilan
Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus pertama diketahui nilai rata- rata yang dicapai siswa kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol adalah 66 dan ketuntasan belajar 60%. Semenetara indikator yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata 70 denganketuntasan belajar 80%. Nilai rata-rata yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran yaitu 70. Ketuntasan belajar siswa setelah proses pembelajaran secara
klasikal 80% dan Siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil tindakan menunjukkan bahwa siklus I indikator yang ditetapkan belum tercapai. Belum tercapainya indikator yang diterapkan disebabkan guru kurang mampu memotivasi siswa untuk belajar, guru kurang mampu menyampaikan materi yang disajikan dalam smartboard lewat powerpoint, guru kurang jelas mengimpormasikan langkah-langkah pembelajaran dengan model index card match . Hal ini berdampak pada kurang aktifnya siswa saat diskusi kelompok dan kelas.
-
Rencana Tindak Lanjut
Pada siklus II, kondisi ini harus diperbaiki agar tujuan dapat tercapai. Diantaranya sebagai berikut:
Penggunaan Metode Pembelajaran: |
||||
video pembelajaran atau aplikasi interaktif yang relevan dengan materi Asmaul Husna. |
||||
Kemampuan Guru: |
||||
meningkatkan pemahaman mereka tentang makna Asmaul Husna. |
||||
-
HASIL PENELITIAN PADA SIKLUS II
- Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pada siklus kedua adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun soal, menyusun lembaran observasi guru, dan siswa, menyiapkan kartu-kartu dari origami, menyiapkan smartboard, menyiapkan video pembelajaran.
- Pelaksanaan/Tindakan (Action)
Pada siklus kedua tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua adalah sebagai berikut:
Kegiatan |
Deskripsi Kegiatan |
Alokasi Waktu |
Pendahuluan |
Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
|
15 Menit |
Pernahkah kalian mengalami peristiwa seperti gambar tersebut? b. Bagaimana pengalaman kalian saat dicurangi oleh teman waktu bermain?
selama proses pembelajaran. |
||
Kegiatan Inti |
Tahap 1 : Orientasi Siswa Terhadap Masalah
Thinking/4C) Tahap 2 : Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar Peserta didik dibagi menjadi 2kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang peserta didik yang heterogen kemampuan serta jenis kelaminnya.
|
75 Menit |
Tahap 3 : Membimbing Penyelidikan Kelompok
Tahap 4 : Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
|
Tahap 5 : Menganalisis dan Mengevaluasi Pemecahan Masalah
|
||
Kegiatan Penutup |
|
15 Menit |
- Hasil Observasi (Observation)
-
Kemampuan siswa pada Siklus I
Setelah dilaksanakan proses pembelajaran, kemudian dilakukan ujian terhadap siswa. Hasil ujian terhadap siswa kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.4 Nilai Tes Siswa Kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol Siklus II
No. |
Nama |
Nilai |
Ketuntasan |
1. |
ANINIDIA PRADIFTA C. |
100 |
Tuntas |
2. |
AURA ADINDA PUTRI |
70 |
Tuntas |
3. |
CIKA PUTRI CANTIKA |
55 |
Belum Tuntas |
4. |
DZAKYYA PUTRI M. |
70 |
Tuntas |
5. |
HISYAM NASIR |
90 |
Tuntas |
6. |
KHALIFA AZKA P. |
100 |
Tuntas |
7. |
NIKI ANANDA |
70 |
Tuntas |
8. |
RIZKI SATRIA MUDA |
80 |
Tuntas |
9. |
RASYA MAHESA |
80 |
Tuntas |
10. |
SISKA RAHMAYANTI |
100 |
Tuntas |
Jumlah |
815 |
||
Rata-rata |
81,5 |
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas IV SDN 4 Bojongkondang pada siklus II adalah 81,5 , dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 55. Ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa kelas IV SDN 4 Bojongkondang adalah 90 %. Secara klasikal siswa dikatakan sudah tuntas, karena ketuntasan belajar yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 80%, ternyata ketuntasan belajaryang dicapai siswa secara klasikal sudah 90 %.
-
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran pada siklus II
No. |
Aspek yang diamati |
Skor |
||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
||
1. |
Penerapan Aktifitas awal |
|||||
1.Guru memberi salam |
v |
|||||
2.Guru Menyapa Peserta didik |
v |
|||||
3.Guru Menanyakan Kabar |
v |
|||||
4.Guru Mengecek Kehadiran |
v |
|||||
5.Guru memberikan motivasi |
v |
|||||
6.Guru Melakukan apersepsi |
v |
|||||
7.Guru mengadakan pertanyaan pemantik / tes awal |
v |
|||||
8.Guru Menyampaikan Tujuan pembelajaran. |
v |
|||||
2. |
Penerapan Aktivitas Inti |
9. Guru menyampaikan Materi tentang Berakhlak dengan lima asmaul husna |
v |
|||||
10. Siswa bersama guru saling bertanya jawab tentang materi |
v |
|||||
11. Guru membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 5 orang |
v |
|||||
12. Guru membagikan kartu ICM |
v |
|||||
13. Guru menyuruh siswa untuk mencari pasangan |
v |
|||||
14. Guru Membagikan LKPD |
v |
|||||
15. Guru memberikan reward berupa tepuk jempol bagi yang Selesai |
v |
|||||
16. Guru memberikan tes tertulis kepada peserta didik |
v |
|||||
3. |
Penerapan Aktivitas Akhir |
|||||
17. Guru melakukan refleksi |
v |
|||||
18. Guru dan siswa menarik kesimpulan |
v |
|||||
19. Guru Menutup pelajaran |
v |
|||||
Jumlah skor yang diperoleh |
85 |
8 |
||||
Presentase |
89% |
11% |
||||
jumlah skor keseluruhan |
93 |
|||||
rata-rata |
4,89 |
Rumus untuk persentase skor yang diperoleh:
P = ???????????????????????? ???????????????? ???????????????? ????????????????????????????????????
???????????????? ????????????????????????????????
X 100 %
Keterangan : 5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup baik, 2 = kurang baik, 1= tidak baik
Berdasarkan Tabel Diatas diketahui nilai rata-rata kemampuan guru dalam Melaksanakan pembelajaran adalah 4,89 pada interval nilai 4,50≤TKG<5,00sangatbaik yaitu 89%, menunjukan keberhasilan penelitian karena telah melebihi angka yang telah ditetapkan dalam indikator keberhasilan penelitian yaitu 80%. Pada siklus ke II kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. kalau pada siklus I kemampuan guru kurang, pada siklus II meningkat menjadi baik. Peningkatan terjadi pada kemampuan memotivasi siswa belajar,memberikan penjelasan tentang materi dan lain sebagainya.
-
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus II
Gambaran aktivitas siswa megikuti kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
No. |
Aspek yang diamati |
Skor |
||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
||
1. |
Penerapan Aktifitas awal |
|||||
1.peserta didik menjawab salam |
v |
|||||
2.peserta didik menjawab sapaan guru Guru |
v |
|||||
3.Peserta didik menjawab Kabar |
v |
|||||
4.Peserta didik membacakan Do’a |
v |
|||||
5.Peserta didik membacakan Pembiasaan surat-surat pendek |
v |
|||||
6.Peserta didik menyanyikan lagu wajib nasional |
v |
|||||
7.Peserta didik menjawab apersepsi yang ditanyakan guru |
v |
|||||
8. Peserta didik menjawab tes awal |
v |
|||||
2. |
Penerapan Aktivitas Inti |
|||||
9. Peserta didik mendengarkan Materi tentang Berakhlak dengan lima asmaul husna |
v |
|||||
10. Siswa bersama guru saling bertanya jawab tentang materi |
v |
|||||
11. peserta didik membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 5 orang |
v |
|||||
12. peserta didik membagikan kartu ICM |
v |
|||||
13.Peserta didik mencari pasangan sesuai arahan guru |
v |
|||||
14. peserta didik Membagikan LKPD |
v |
|||||
15. Peserta didik mempresentasikan kedepan kelas |
v |
|||||
16. Peserta didik menjawab tes tertulis yang diberikan guru |
v |
|||||
3. |
Penerapan Aktivitas Akhir |
|||||
17. Peserta didik melakukan refleksi |
v |
|||||
18. Guru dan siswa menarik kesimpulan |
v |
|||||
19. peserta didik dan guru Menutup pelajaran |
v |
|||||
Jumlah skor yang diperoleh |
90 |
4 |
||||
Presentase |
94% |
6% |
Pada siklus II aktivitas yang terjadi pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung terlihat dalam tabel yaitu menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran sebanyak 94%, siswa yang cukup keaktifannya 6%, dan siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran sebanyak 0% atau tidak ada. Pada siklus ke II kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. kalau pada siklus I kemampuan siswa kurang, pada siklus II meningkat menjadi sangat baik. Peningkatan terjadi pada kemampuan siswa menjadi aktif dalam belajar kelompok, dan lain sebagainya.
- Refleksi (Reflection)
- Setelah diberikan tindakan pada siklus II hasil belajar peserta didik adalah 81,5. Temuan ini mengindikasikan bahwa hasil belajar peserta didik telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni 70 dan 80% siswa mencapai KKTP. Ketuntasan belajar peserta didik pada siklus II ini adalah 90% telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80% dengan demikian pada siklus II, indikator keberhasilan (1) telah tercapai.
- Setelah diberikan tindakan pada siklus II kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah 89%. temuan ini mengidentifikasi bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni sebesar 80%. Dengan demikian pada siklus II, indikator keberhasilan (2) telah tercapai.
- Setelah diberikan tindakan pada siklus II keaktifan peserta didik dalam pembelajaran adalah 94%. Temuan ini mengidentifikasikan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni sebesar 75%. Dengan demikian pada siklus II, indikator keberhasilan (3) telah tercapai.
Hasil tindakan pada siklus II menunjukkan bahwa seluruh indikator keberhasilan dalam PTK ini telah mencapai indikator yang ditetapkan. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil dan dihentikan pada siklus II.
-
PEMBAHASAN
Kemampuan Siswa pada Prasiklus Dimana hasil ulangan sebagian besar peserta didik menunjukkan angka dibawah KKTP 70. Sebanyak 30% peserta didik sudah tuntas memenuhi KKTP, dan 70% berada dibawah KKTP. Kemudian mengadakan Tindakan kelas pada siklus I. Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus pertama perhitungan diketahui nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol pada siklus I adalah 66,9 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 36. Ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol ketuntasan yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah 80% sedangkan yang dicapaibaru 60% Oleh karena itu perlu dilanjutkan siklus kedua dan dilakukan perbaikan pembelajaran. Sedangkan pada siklus II Berdasarkan hasil perhitungan diketahuinilai rata-rata yang dicapai siswa kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol pada siklus II adalah 81,5 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 55. Ketuntasan belajar yang dicapaioleh siswa kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol adalah 90 %. Secara klasikal siswa dikatakan sudah tuntas, karena ketuntasan belajar yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah80%, ternyata ketuntasan belajar yang dicapai siswa secara klasikal sudah 90 %.
Berdasarkan hasil penelitian Tindakan kelas yang telah dilakukan, ternyata dengan menggunakan model PBL dengan menggunakan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 5 Cisontrol Penulis merekomendasikan agar dalam melaksanakan pembelajaran PAIBP khususnya materi “Teladan Mulia Asmaul Husna” guru dapat menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning menggunakan
metode Index Card Match .
Penggunaan model ini sudah memenuhi Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
- Nilai rata-rata yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran yaitu 70 dan 80% siswa mencapai nilai KKTP
- Keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai 80% atau pada interval 3,50 ≤ TKG < 4,50 baik.
- Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran mencapai 75%
Selama pelaksanaan tindakan Siklus II masih ditemukan kekurangan, yaitu:
- Masih ada beberapa anggota dalam kelompok belajar yang tidak mau balajar dan mengganggu teman lain yang belajar
- Meskipun siswa sudah mulai terbiasa dan antusias dengan penerapan pembelajaran PBL menggunakan metode index card match, pada saat diskusi kelas masih ada siswa yang pasif dan tidak memberikan respon terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan tindakan Siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Proses pembelajaran sudah lebih baik, pengelolaan kelas sudah baik, dan guru sudah mengkondisikan ruangan yang nyaman dan teratur untuk belajar. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru selaku peneliti untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, yaitu:
- Guru harus bertindak tegas dan memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mau belajar dan mengganggu temannya.
- Guru harus lebih memberikan motivasi kepada siswa agar belajar lebih giat dan berkonsentrasi saat belajar. Selain itu guru juga memberikan pengertian kepada siswa bahwa pengetahuan dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sangat penting bagi kehidupan siswa dan merupakan bekal di masa depan.
BAB V PENUTUP
-
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I dan II dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
- Pembelajaran menggunakan model problem based learning dengan menggunakan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar siswa Pendidikan agama islam dan budi pekerti dalam materi Teladan Mulia Asmaul Husna. b. Nilai Rata-rata siswa meningkat dari 66,9 pada siklus I menjadi 81,5 pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas belajar juga menngkat dari 60 % pada siklus I menjadi 90% pada siklus ke II. Skor aktivitas siswa meningkat dari observasi siswa diatas diketahui
- nilai rata-rata kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu 2,36 pada interval nilai 1,50 ≤ TKG < 2,50 kurang baik pada siklus I Pada siklus II aktivitas yang terjadi pada siswa saat proses pembelajaran berlangsung terlihat dalam tabel yaitu menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran sebanyak 94%, siswa yang cukup keaktifannya 6%, dan siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran sebanyak 0% atau tidak ada. Pada siklus ke II kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. kalau pada siklus I kemampuan siswa kurang, pada siklus II meningkat menjadi sangat baik. Peningkatan terjadi pada kemampuan siswa menjadi aktif dalam belajar kelompok, dan lain sebagainya.
- Tingkat kemampuan guru (TKG) juga meningkat dikatehui nilai rata-rata kemampuan guru pada siklus I dalam melaksanakan pembelajaran adalah 2,5 pada intervasl nilai (1,5 ≤ TKG < 2,5) kurang baik nilai rata-rata kemampuan guru dalam Melaksanakan pembelajaran adalah 4,89 pada interval nilai 4,50≤TKG sangat baik yaitu 89 %. menunjukan keberhasilan penelitian karena telah melebihi angka yang telah ditetapkan dalam indikator keberhasilan penelitian yaitu 80%. Pada siklus ke II kemampuan
guru dalam melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. kalau pada siklus I kemampuan guru kurang, pada siklus II meningkat menjadi baik. Peningkatan terjadi pada kemampuan memotivasi siswa belajar,memberikan penjelasan tentang materi dan lain sebagainya. Pada siklus ke II kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.
-
Saran/Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran penelitian dikemukakan sebagai berikut:
- Guru diharapkan mencari kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran dan berupaya memperbaikinya.
- Guru diharapkan berperan lebih aktif dalam pembelajaran adalah siswa.
- Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharapkan membuat penelitian tindakan kelas pada pelajaran PAIBP dengan menerapkan model pembelajaran lainnya sebagai bahan perbandingan.
- Mengingat model pembelajaran dengan menggunakan metode Index card match ini dapat meningkatkan hasil belajar maka disarankan agar guru–guru dapat menggunakan model pembelajaran ini baik dalam PTK maupun untuk keperluan PBM sehari-hari.
- Bagi sekolah diharapkan dapat menerapakan metode pembelajaran ini sebagai salah satu program dalam mengembangkan kurikulum dan proses belajar mengajar sesuai dengan daya dukung, kompleksitas dan sumber daya manusia di tingkat satuan pendidikan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmala, Desy Ayu, et al (2014). "Pengaruh motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap hasil belajar akuntansi." Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha 4.1
Pebriyani, Elsa Putri, and Triesninda Pahlevi(2020). "Pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Kearsipan Kelas X OTKP Di SMK Negeri 1 Sooko
Mojokerto." Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran(JPAP) 8.1
Ayunda, Sonia Nurul, Lufri Lufri, and Heffi Alberida (2023). "Pengaruh
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan LKPD terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik." Journal on Education 5.2
Dinda, Nadia Ulfa, and Elfia Sukma (2021). "Analisis langkah-langkah model project based learning (PjBL) pada pembelajaran tematikterpadu di sekolah dasar menurut pandangan para ahli (Studi
Literatur)." Journal of Basic Education Studies 4.2
Rambe, Riris Nur Kholidah (2018). "Penerapan strategi index card match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia." Jurnal tarbiyah 25.1
PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 5 CISONTROL
KECAMATAN RANCAH
Jln. Rancah - Cisaga Desa Cisontrol Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis Kode Pos 46387
SURAT IZIN PENELITIAN
Nomor: 400.3.5.1/ 045 / SD.44/Korwil.19/2022
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : RUSA KUSMANA, S.Pd.I
NIP : 19700601 200801 1 004
Pangkat : Penata Muda / III b
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri 5 Cisontrol
Memberikan izin kepada:
Nama : AAM AMINULLOH, S.Pd.
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Unit Kerja : SD Negeri 5 Cisontrol
Surat penelitian ini dipergunakan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Asmaul Husna Menggunakan Metode Index Card Match pada kelas IV SDN 5 Cisontrol”
Demikian Surat ijin ini dibuat untuk yang bersangkutan agar dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Rancah, 24 Maret 2022