Strategi Pembelajaran yang Tepat Melalui Profiling Peserta Didik
Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS
Pada 20 November 2024
Halo Rekan Guraru! Merdeka belajar menjadi salah satu gebrakan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Merdeka belajar artinya peserta didik memiliki kebebasan untuk berpikir dan berekspresi. Tujuan merdeka belajar tidak lain adalah untuk membangun suasana belajar dan menyenangkan, memberikan kemerdekaan bagi sekolah untuk menerapkan asesmen serta kurikulum sesuai dengan kondisi, dan meningkatkan kualitas SDM untuk menghadapi era Society 5.0.
Lantas bagaimana cara mengetahui apakah pembelajaran telah terlaksana secara efektif dan peserta didik benar-benar sudah merdeka dalam belajar? Penting bagi guru untuk mengetahui dengan jelas bagaimana pemetaan peserta didik yang ada di kelas. Guru dianjurkan untuk membuat pemetaan karakteristik peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini akan membantu guru untuk mengelola kelas dan memilih strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi peserta didik.
Apa itu Profiling Peserta Didik?
Profiling atau profil belajar merupakan sekumpulan data terkait karakteristik peserta didik yang dapat memberikan informasi penting terkait kondisi setiap peserta didik di kelas. Hasil profiling dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan strategi pembelajaran dan merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan harapan, kebutuhan dan kondisi peserta didik dalam lingkungan kelas. Melalui profiling, guru dapat lebih banyak mendengarkan apa sebenarnya yang diinginkan dan ekspektasi pembelajaran seperti apa yang diharapkan oleh peserta didik sehingga guru memiliki pemahaman utuh terhadap kondisi peserta didiknya.
Fungsi Profiling Peserta Didik
Fungsi profiling peserta didik tidak lain adalah untuk menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Suatu pembelajaran dapat berlangsung efektif ditentukan oleh seberapa dalam pemahaman guru terhadap karakteristik peserta didik. Pemahaman ini menentukan aktivitas belajar, hasil belajar dan asesmen yang tepat bagi peserta didik. Dengan demikian, profiling peserta didik harus menjadi perhatian khusus dan dijadikan sebagai dasar bagi guru untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran.
Cara Membuat Profiling Peserta Didik
Profiling peserta didik dapat dilakukan dengan cara membuat lembar observasi. Lembar observasi dapat diisi langsung oleh guru menggunakan cek list atau diisi sendiri oleh peserta didik melalui kuisioner online. Lembar observasi berisi tentang karakteristik peserta didik yaitu etnik, kultural, status sosial, minat belajar, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral, dan perkembangan motorik. Untuk mempermudah Rekan Guraru dalam melakukan profiling peserta didik, Rekan Guraru dapat menggunakan google form yang diisi oleh peserta didik masing-masing. Berikut contoh contoh lembar observasi profiling peserta didik yang telah dirancang oleh Pengelola Guraru. Tentunya Rekan Guraru dapat mengubah butir pertanyaan dari masing-masing aspek sesuai dengan kondisi yang ingin diketahui lebih dalam.
Cara Mengolah Data Hasil Profiling
Hasil profiling dapat direpresentasikan menjadi diagram lingkaran. Apabila Rekan Guraru menggunakan lembar observasi cetak, maka hasil kuesioner peserta didik dapat di rekapitulasi melalui ms excel kemudian merubahnya menjadi diagram lingkaran. Apabila menggunakan google form, berikut ini merupakan contoh data hasil profiling peserta didik aspek gaya belajar, motivasi belajar dan etnik.
- Pada aspek gaya belajar, 53,9% peserta didik memiliki gaya belajar visual dibuktikan dengan pemilihan skor 3 dan 4 yang mengarah ke setuju. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk lebih banyak menyajikan konten visual dalam pembelajaran. Strategi yang dapat digunakan adalah pembelajaran berdiferensiasi konten untuk mengcover peserta didik yang visual maupun auditory. Adapun konten yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah video pembelajaran.
- Pada aspek motivasi belajar, 84,1% peserta didik lebih suka belajar secara berkelompok dibuktikan dengan pemilihan skor 3 dan 4 yang mengarah ke setuju. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk memilih strategi pembelajaran kooperatif.
- Hasil data aspek etnik, 98,4% peserta didik berasal dari Suku Jawa dan sisanya adalah Suku Madura. Hal ini dapat menjadi pertimbangan guru untuk mengintegrasikan kearifan lokal Suku Jawa dalam pembelajaran.
Bagaimana Penerapan Strategi Pembelajaran di Kurikulum Merdeka?
Penerapan strategi pembelajaran di Kurikulum Merdeka dapat ditentukan melalui hasil profiling yang telah dianalisis sebelumnya. Apabila peserta didik dalam satu kelas memiliki gaya belajar mayoritas audio visual dan sebagian kecil kinestetik, maka seorang guru harus mengcover seluruh gaya belajar peserta didik dengan cara menerapkan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan visual, auditori dan kinestetik seperti kegiatan praktikum dan diskusi. Sebagai pendukung, guru dapat menyiapkan modul ajar bagian bahan ajar yang mengandung konten audio-visual seperti video pembelajaran.
Demikian penjelasan terkait pemilihan strategi pembelajaran melalui profiling peserta didik. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Rekan Guraru untuk lebih memahami peserta didik. Semangat berkarya dan nantikan artikel dari Pengelola Guraru di sesi selanjutnya!
Referensi
Naibaho, D. P. (2023). Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi Mampu Meningkatkan Pemahaman Belajar Peserta Didik. Journal of Creative Student Research, 1(2), 81-91.
Maula, R., dkk. 2021. Merdeka Belajar. Jakarta: Kemendikbudristek.