Loading...
Kembali

Rekomendasi Integrasi Aktivitas Fisik dalam Pembelajaran

Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS

Pada 24 June 2025

Halo Rekan Guraru! Dalam kegiatan pembelajaran, seringkali peserta didik yang memiliki gaya belajar non kinestetik menghabiskan waktu untuk belajar dengan duduk apabila tidak ada kegiatan kelompok yang mengharuskan bergerak. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya aktivitas fisik yang berdampak pada kesehatan dan kebugaran mereka. Sebagai seorang pendidik, penting bagi kita untuk mencari cara-cara kreatif untuk mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam pembelajaran. Aktivitas fisik dalam pembelajaran tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan fisik siswa, tetapi juga untuk mendukung perkembangan kognitif dan emosional mereka. 

Pentingnya Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik mengacu pada semua gerakan termasuk selama waktu senggang, bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, maupun pada saat mengerjakan pekerjaan atau aktivitas rumah tangga. Aktivitas fisik bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan. Sebaliknya, kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM) dan dampak kesehatan buruk lain. Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu faktor risiko utama kematian akibat penyakit tidak menular. Seserang yang kurang aktif dalam aktivitas fisik memiliki risiko kematian 20%-30% lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang cukup aktif. 

Pada saat kegiatan pembelajaran, peserta didik lebih banyak duduk kecuali saat mata pelajaran olahraga. Pengeluaran energi akan lebih rendah pada saat mereka duduk untuk belajar. Apabila mereka kurang melakukan aktivitas fisik, maka akan meningkatkan resiko terserang penyakit kolesterol, kardiometabolik, kebugaran, hingga insomnia. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk mengintegrasikan aktivitas fisik dalam pembelajaran untuk meningkatkan dan menjaga kebugaran peserta didik.

Aktivitas Fisik dalam Pembelajaran

Aktivitas fisik dalam pembelajaran sangat baik untuk mengistirahatkan otak dan dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun dapat dilaksanakan secara singkat, namun waktu tersebut tetap efektif untuk membantu peserta didik mengisi ulang tenaga dan memfokuskan diri kembali. Menyelingi kegiatan pembelajaran dengan aktivitas fisik terbukti dapat membantu peserta didik lebih baik dalam menyerap informasi. Mengistirahatkan otak hanya perlu berlangsung selama 5 hingga 15 menit. Di dalam kelas, aktivitas fisik dapat berupa gerakan cepat selama 1 hingga 5 menit. Guru dapat merencanakan waktu, jenis aktivitas fisik, maupun skenario sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Misalnya, menjadwalkan aktivitas fisik ke dalam mata pelajaran di jam tertentu sekaligus untuk mengajarkan materi. Selain itu, dapat dilaksanakan sebagai alat pengelolaan kelas pada apabila semangat peserta didik terlihat menurun dan membutuhkan pemantik untuk meningkatkan konsentrasi.

Rekomendasi Aktivitas Fisik dalam Pembelajaran

Aktivitas fisik dalam pembelajaran dapat diterapkan untuk mengajarkan konsep maupun selingan yang bertujuan untuk membangkitkan semangat atau konsentrasi. Dengan mengintegrasikan aktivitas fisik, pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menyenangkan, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan.Beberapa ragam aktivitas fisik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

  1. Menjawab quiz dengan permainan ular tangga. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan kuis sambil bermain ular tangga. Setiap jawaban yang benar akan membuat mereka melakukan aktivitas fisik berupa beberapa langkah dengan satu kaki. Sehingga permainan ini tidak hanya menguji pengetahuan namun juga melatih kebugaran serta rasa senang.
  2. Team game tournament perang dinding. Dalam aktivitas ini, siswa dibagi menjadi beberapa tim dan berkompetisi dalam menjawab pertanyaan atau menyelesaikan tugas tertentu. Setiap tim yang berhasil akan mendapatkan poin yang dapat digunakan untuk “menyerang” atau “bertahan” dalam permainan perang dinding menciptakan suasana kompetitif yang sehat dan menyenangkan. Kegiatan “menyerang” akan membuat peserta didik melakukan aktivitas fisik berupa lari untuk memperebutkan poin.
  3. Aktivitas aerobik untuk menghafal. Menggabungkan gerakan aerobik dengan tugas menghafal dapat membantu meningkatkan daya ingat siswa khususnya siswa dengan gaya belajar kinestetik. Misalnya, siswa dapat melakukan gerakan sederhana seperti melompat atau bertepuk tangan sambil mengulang kata-kata atau konsep yang harus dihafal, sehingga proses menghafal menjadi lebih dinamis dan efektif.
  4. Scavenger Hunt Edukatif. Siswa diberi daftar item atau informasi yang harus mereka temukan di sekitar kelas atau sekolah. Setiap item yang ditemukan dapat dikaitkan dengan materi pelajaran, seperti mencari benda yang berhubungan dengan konsep sains atau sejarah.
  5. Peregangan. Mengintegrasikan sesi yoga atau peregangan singkat di antara pelajaran dapat membantu siswa tetap fokus dan rileks. Gerakan sederhana seperti peregangan tangan, kaki, atau leher dapat dilakukan di tempat duduk mereka.
  6. Relay Race Edukatif. Siswa dibagi menjadi tim dan berkompetisi dalam lomba estafet yang untuk menjawab sejumlah pertanyaan. Misalnya, setiap anggota tim harus menyelesaikan soal matematika atau menjawab pertanyaan sebelum dapat menyerahkan tongkat estafet ke anggota tim berikutnya.

Nah itulah beberapa rekomendasi integrasi aktivitas fisik ke dalam pembelajaran. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi referensi untuk mendukung Gerakan Sekolah Sehat. Nantikan artikel terbaru dari Pengelola Guraru di sesi selanjutnya. Semangat mengabdi!

Referensi

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity

Committee on Physical Activity and Physical Education in the School Environment; Food and Nutrition Board; Institute of Medicine; Kohl HW III, Cook HD, editors. Educating the Student Body: Taking Physical Activity and Physical Education to School. Washington (DC): National Academies Press (US).

Logo

Platform Guru Era Baru ini telah mengalami perkembangan yang awalnya adalah hanya mewadahi komunitas antara sesama guru dan praktisi pendidikan, namun kini bertransformasi menjadi sebuah wadah solusi pendidikan yang memudahkan mereka untuk dapat mengembangan kapasitas dan daya saing mereka di era digital ini melalui dukungan teknologi.