Problem Based Learning: Apakah dapat Diterapkan di Semua Mata Pelajaran?
Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS
Pada 23 November 2024
Halo Rekan Guraru! Dalam kurikulum merdeka, problem based learning (PBL) menjadi model pembelajaran yang sudah sangat sering kita dengar. Model PBL sesuai dengan karakteristik kurikulum merdeka yang memberikan keleluasaan guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan konteks dan muatan lokal. Hal ini disebabkan oleh orientasi masalah dalam model PBL yang relevan dengan apa yang dilihat dan dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga memudahkan mereka dalam memahami konsep.
Pengertian Problem Based Learning
Problem based learning adalah metode pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual, di mana peserta didik diberi kesempatan untuk memecahkan masalah tersebut secara berkelompok. Melalui masalah tersebut, peserta didik dapat menemukan konsep-konsep secara mandiri, membuat pengetahuan yang diperoleh menjadi lebih bermakna. Tujuan model ini adalah melatih peserta didik agar menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, terbiasa berinisiatif, dan mampu berpikir kritis untuk memecahkan masalah. Pembeda problem based learning dengan model yang lain adalah PBL berfokus pada peserta didik dapat memberikan solusi dari permasalahan yang disajikan secara kritis.
Hal menarik dari model Problem Based Learning adalah peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Guru dapat memberikan permasalahan kontekstual yang berbeda kepada setiap kelompok, kemudian mengarahkan peserta didik untuk belajar melalui proses analisis masalah, membuat diagnosa, mengeksplorasi informasi untuk merumuskan solusi, mempertimbangkan strategi pemecahan masalah, dan mengevaluasi solusi tersebut.
Sintaks Model Problem Based Learning
Sintaks (langkah-langkah) untuk model problem based learning dapat dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:
Fase |
Kegiatan Guru |
Kegiatan Peserta Didik |
Fase I Orientasi terhadap masalah |
Guru menyajikan permasalahan kontekstual untuk dipecahkan oleh peserta didik |
Peserta didik mengamati masalah yang disajikan oleh guru |
Fase II Mengorganisasi peserta didik untuk belajar |
Guru membentuk kelompok 5-6 orang kemudian membagikan LKPD pada tiap-tiap kelompok Guru membantu peserta didik dalam menafsirkan penugasan yang berkaitan dengan masalah |
Peserta didik duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditetapkan. Peserta didik menafsirkan tugas yang berkaitan dengan masalah |
Fase III Membimbing penyelidikan |
Guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi dan mengumpulkan informasi yang relevan untuk mencari solusi permasalahan |
Peserta didik melakukan kegiatan mengumpulkan informasi serta data yang diperlukan guna menyelesaikan masalah. |
Fase IV Mengembangkan dan menyajikan hasil karya |
Guru memberikan bimbingan kepada murid dalam perencanaan dan penyusunan laporan, serta mendukung mereka dalam berkolaborasi dalam kelompok untuk berbagi tanggung jawab. |
Peserta didik menyusun laporan hasil secara berkelompok |
Fase V Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah |
Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan presentasi dan diskusi |
Peserta didik presentasi dan berdiskusi antar kelompok terkait solusi dari permasalahan kemudian dilanjutkan merangkum hasil masukan dari kelompok lain maupun guru |
Implementasi dalam Berbagai Mata Pelajaran
Model problem based learning dapat diterapkan pada seluruh mata pelajaran. Melalui pemecahan masalah, guru dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwasanya belajar apapun dan pada mata pelajaran apapun pada dasarnya adalah proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan dan merupakan sesuatu yang harus dipahami terlebih dahulu oleh peserta didik, bukan hanya menghafal dan mendengarkan guru. Namun, model ini kurang cocok diterapkan pada kelas yang sebagian besar memerlukan bimbingan khusus dan materi yang sifatnya membangun konsep baru. Hal ini dikarenakan model problem based learning berfokus pada solusi permasalahan sehingga peserta didik perlu memahami konsep terlebih dahulu.
Dalam implementasi problem based learning, guru memerlukan keterampilan lebih dalam memilih dan memilah masalah yang relevan dengan karakteristik peserta didik, materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Masalah yang diberikan tidak boleh terlalu luas yang memungkinkan mengganggu konsentrasi peserta didik. Guru dapat memberikan masalah kecil namun tajam dan dalam. Hal ini lebih baik daripada luas tetapi tidak fokus pada masalah. Selain itu, guru harus berusaha agar masalah benar-benar bermakna dan realistis.
Kelebihan Model Problem Based Learning
Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model problem based learning adalah:
- Melatih peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang sesungguhnya
- Peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui kegiatan pembelajaran
- Fokus pembelajaran adalah permasalahan yang relevan sehingga mengurangi beban peserta didik dalam menghafal materi lain yang tidak relevan. Sesuai dengan kurikulum merdeka, berfokus pada materi yang esensial.
- Meningkatkan literasi peserta didik karena menggunakan berbagai sumber untuk memecahkan masalah
- Meningkatkan kolaborasi dan komunikasi melalui kegiatan kelompok
Kekurangan Model Problem Based Learning
- Kurang tepat jika diterapkan untuk materi yang membangun konsep baru
- Sulit membagi tugas pada kelas yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang tinggi
Itulah sedikit informasi terkait model problem based learning (PBL). Semoga artikel ini dapat menjadi referensi dalam mengimplementasikan model problem based learning dalam mata pelajaran yang Anda ampu. Nantikan artikel menarik dari pengelola guraru di sesi selanjutnya!
Referensi
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/
Syamsidah & Suryani, H. 2018. Buku Model Problem Based Learning (PBL) Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan. Yogyakarta: Deepublish.
Eismawati, E., Koeswanti, H. D., & Radia, E. H. (2019). Peningkatan hasil belajar matematika melalui model pembelajaran problem based learning (PBL) siswa kelas 4 SD. Jurnal Mercumatika: Jurnal Penelitian Matematika Dan Pendidikan Matematika, 3(2), 71-78.
Widana, I. W., & Diartiani, P. A. (2021). Model pembelajaran problem based learning berbasis etnomatematika untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika. Emasains: Jurnal Edukasi Matematika Dan Sains, 10(1), 88-98..