Peran Guru dalam Menerapkan Pembelajaran Sosial Emosional
Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS
Pada 11 December 2024
Halo Rekan Guraru! Dalam dunia pendidikan, seringkali kita terfokus pada pencapaian akademis peserta didik. Namun kita harus menyadari bahwa guru sangat berperan dalam menguatkan dan mengembangkan karakter peserta didik. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk peserta didik sebagai manusia yang memiliki karakter kuat. Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan seluruh potensinya secara seimbang, termasuk aspek spiritual, emosional, intelektual, sosial dan jasmani. Salah satu komponen penting yang sering diabaikan dalam mendukung pendidikan karakter adalah penerapan pembelajaran sosial emosional. Oleh karena itu, guru harus lebih memahami apa saja yang diperlukan guru dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional.
Pengertian Pembelajaran Sosial Emosional
Pembelajaran sosial emosional adalah proses pembelajaran terkait dengan pemahaman diri, kemampuan berempati terhadap orang lain, keterampilan berinteraksi serta berkomunikasi secara efektif. Pembelajaran sosial emosional dan pendidikan karakter merupakan dua pendekatan yang saling melengkapi untuk memperkuat kemampuan seseorang dalam memahami, mengelola, dan mengekspresikan aspek sosial dan emosional dalam kehidupan, serta mengarahkan tindakan mereka dengan positif dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Bagi peserta didik, pembelajaran sosial-emosional dan pendidikan karakter mendasari kemampuan mereka untuk berhasil mengelola tugas dalam kehidupan sehari-hari seperti belajar, berinteraksi, memecahkan masalah, dan beradaptasi dengan tuntutan perkembangan zaman.
Peran Guru dalam Pembelajaran Sosial Emosional
Tiga hal yang harus diingat oleh guru sebagai fasilitator peserta didik adalah
1. Kepedulian (caring relationship) sebagai landasan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, hubungan peserta didik dan guru tidak dapat diabaikan. Apabila hubungan guru dan peserta didik terjalin dengan baik, maka peserta didik dapat merasa nyaman dalam mengeksplorasi materi, berani bertanya, menyampaikan pendapat bahkan mengekspresikan diri secara lebih terbuka.
2. Emosi mempengaruhi kondisi pembelajaran dan bagaimana pembelajaran dapat diterima oleh didik belajar.
Suasana pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan cenderung berdampak positif bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
3. Penetapan tujuan dan pemecahan masalah dapat mengarahkan dan memberi motivasi/energi dalam proses pembelajaran.
Adanya tujuan dan pemecahan masalah yang terjadi di dalam kelas dan lingkungan sekolah akan membantu guru dan peserta didik mengarahkan diri mereka untuk mencapai tujuan dengan tepat. Misalnya guru mengetahui tujuan pembelajaran dan mengetahui kegiatan yang dilakukan, maka guru dapat menikmati proses mengajar. Begitu pula dengan peserta didik yang mengetahui tujuan pembelajaran dan aktivitas yang ada akan lebih termotivasi karena mengetahui tujuan aktivitas tersebut.
Empat Kompetensi Yang Diperlukan Dalam Pendidikan Dan Relasi Sosial
UNESCO dan Mahatma Gandhi Institute of Education menguraikan empat kompetensi yang esensial dalam pendidikan dan hubungan sosial, yang dikenal sebagai EMC2, yaitu Empathy, Compassion, Mindfulness, dan Critical Inquiry.
- Empathy.
Empati merupakan kemampuan untuk memahami peserta didik secara mendalam, baik dalam situasi pribadi maupun sosial. Seorang guru diharapkan memiliki kemampuan untuk mengenali emosi, memahami sudut pandang peserta didik dan membina hubungan sosial. Namun keterampilan empati juga dapat menyebabkan kelelahan emosional (burn out) apabila seseorang tidak memiliki kemampuan untuk mengatur diri dari keterlibatan emosi atau perasaan negatif. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan dengan kemampuan compassion.
- Compassion
Compassion adalah kemampuan seseorang untuk memahami emosi orang lain namun dengan batasan tertentu. Melalui compassion, seorang guru dapat membatasi reaksinya terhadap orang lain sehingga dapat mengurangi kecemasan pribadi yang disebabkan oleh respon berlebihan terhadap perasaan orang lain.
- Mindfulness
Terkadang, pembelajaran tidak selalu terlaksana dengan baik. Seorang guru memerlukan Mindfulness. Mindfulness adalah kemampuan seseorang untuk menyadari pengalaman yang dimiliki sehingga dapat menerima situasi apapun tanpa menghakimi diri sendiri. Misalnya, ketika peserta didik tidak dapat dikondisikan, guru harus memiliki kemampuan ini untuk mengendalikan diri.
- Critical Inquiry
Critical Inquiry adalah kemampuan seseorang dalam memperoleh informasi melalui proses berpikir kemudian dianalisis untuk dipahami. Kemampuan ini dapat diasah melalui penyelidikan yang berdasar pada bukti, rasionalisasi menggunakan logika dan membangun sikap kritis terhadap diri sendiri dan ketahanan intelektual.
Melalui keempat kompetensi tersebut, guru dapat mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional dan mewujudkan pendidikan karakter bagi peserta didik.
Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional
Perlu diketahui bahwasanya pembelajaran sosial emosional bukanlah suatu aspek yang terpisah dengan mata pelajaran namun menjadi satu dalam pembelajaran. Pembelajaran sosial emosional tidak memerlukan jam tambahan diluar jam pelajaran melainkan dapat diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran. Keterampilan sosial emosional dapat disisipkan pada kegiatan pembelajaran sehingga pada akhirnya akan membentuk budaya positif dan menumbuhkan karakter peserta didik. Penerapan pembelajaran sosial emosional dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada modul ajar berikut.
Demikian penjelasan terkait pembelajaran sosial emosional. Semoga dapat menjadi referensi rekan guraru dalam mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional dan membantu mengembangkan karakter peserta didik. Nantikan artikel terbaru dari pengelola guraru di sesi selanjutnya!
Referensi
Novick, B., Kress, J. S., and Elias, M. J. 2002. Building Learning Communities with Character How to Integrate Academic, Social, and Emotional Learning. Alexandria: ASCD.