Loading...
Kembali

Peran Guru dalam Mendukung Kesehatan Mental Peserta Didik

Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS

Pada 27 April 2025

Halo Rekan Guraru! Akhir-akhir ini, kesehatan mental dalam dunia pendidikan menjadi isu yang mulai banyak mendapatkan perhatian dari masyarakat Indonesia. UNICEF melaporkan bahwa 17% dari 270,2 juta penduduk Indonesia adalah remaja berusia 10–19 tahun (sedang menempuh pendidikan dasar dan menengah). Pada gilirannya, banyak remaja Indonesia yang berisiko mengalami masalah kesehatan mental. Di era perkembangan teknologi yang semakin pesat, peserta didik semakin mudah untuk melihat pencapaian teman seusianya melalui media sosial. Peserta didik kerap berusaha untuk mencapai kesuksesan, dan ketika mereka merasa gagal mencapai sesuatu, hal ini dapat memicu kecemasan berlebih dan bahkan gangguan mental. Sebagai seorang pendidik, kita memiliki peran penting untuk memberi dukungan pada mereka untuk menjaga kesehatan mental. Bagaimana caranya? Simak artikel ini hingga akhir!

Pengertian Kesehatan Mental

Kesehatan mental adalah sebuah kondisi kesejahteraan emosional dan psikologis dimana seseorang mampu menggunakan kemampuan kognitif dan emosionalnya untuk bersosialisasi dan menjalani kehidupan sehari-hari. Kesehatan mental tidak hanya bebas dari gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, kondisi psikotik, atau masalah kepribadian, tetapi juga kemampuan dalam mengelola emosi positif secara teratur, seperti kegembiraan, keajaiban, kebahagiaan, ketahanan, kepuasan, makna, tujuan, dan harapan. 

Pentingnya Kesehatan Mental 

Kesehatan mental peserta didik merupakan hal yang penting, namun seringkali diabaikan. Tantangan kesehatan mental dapat mempengaruhi konsentrasi, optimisme, dan hubungan sosial peserta didik. Kesehatan mental yang buruk dapat meningkatkan risiko peserta didik putus sekolah, mengalami kekerasan, bahkan bunuh diri. Berikut adalah beberapa poin pentingnya Kesehatan mental bagi peserta didik.

  1. Peningkatan Kesejahteraan & Kualitas Hidup. Kesehatan mental peserta didik berdampak pada kualitas hidup mereka secara keseluruhan, baik atau buruk. Ketika seorang peserta didik mengalami kesehatan mental yang baik, hal ini biasanya meningkatkan kesehatan fisik mereka, serta cara mereka memandang diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka. Mereka lebih terbuka untuk belajar, beradaptasi, dan mengekspresikan diri.
  2. Hubungan Sosial. Kesehatan mental peserta didik juga berdampak pada hubungan pribadi dan profesional mereka ketika di rumah dan sekolah. Dari anggota keluarga hingga teman dan guru, peserta didik berinteraksi dengan berbagai orang setiap hari. Penting untuk menjaga dan memelihara hubungan dekat tersebut agar dapat berkembang dalam hidup. Namun, jika kesehatan mental peserta didik menurun, hal ini dapat menyebabkan hubungan sosial yang kurang baik bahkan terjadinya perundungan.
  3. Prestasi akademik. Kesehatan mental seorang peserta didik berdampak pada prestasi akademiknya. Misalnya, jika seorang peserta didik mengalami stress, hal ini dapat menyebabkan masalah fokus dan kelelahan sehingga membuat mereka kurang produktif di sekolah. Gejala gangguan mental tidak hanya berdampak pada nilai mereka, namun juga pendidikan mereka selanjutnya. Banyak peserta didik dengan masalah kesehatan mental yang tidak diobati menolak untuk bersekolah. Normal bagi seorang peserta didik untuk merasakan stres, namun jika mereka terus-menerus mengalami stres yang ekstrim, maka akan berdampak terhadap prestasi dan pendidikan secara keseluruhan bahkan meningkatkan resiko putus sekolah di usia yang sangat muda. Mereka harus dibantu untuk mengelola dan menanggulangi permasalahan baik oleh guru maupun tenaga profesional.
  4. Mengurangi Risiko Terlibat dalam Perilaku Buruk. Ketika seorang peserta didik memiliki kesehatan mental yang baik, mereka cenderung berkelakuan baik. Dengan menggunakan keterampilan dan strategi mengatasi masalah yang sehat, mereka cenderung menolak dorongan negatif, tekanan teman sebaya, atau melakukan hal-hal untuk mencari perhatian. Peserta didik yang berjuang dengan kesehatan mental yang buruk mungkin juga berisiko terlibat dalam perilaku buruk, bertindak berdasarkan dorongan hati, atau mencari sensasi. Hal ini dapat menjadi upaya peserta didik untuk mencoba meringankan gejala negatif kesehatan mentalnya.  
  5. Stabilitas dan Kepercayaan Diri. Merasa percaya diri terhadap diri sendiri dan tindakan kita dapat membuat peserta didik memiliki pandangan hidup yang lebih positif. Membangun harga diri sangat penting untuk perkembangan peserta didik. Merasa dicintai dan didukung dapat membantu meningkatkan harga diri peserta didik. Jika peserta didik berada dalam kondisi mental yang buruk, hal ini dapat menurunkan rasa percaya diri dan harga diri secara keseluruhan dan berpengaruh pada perkembangan peserta didik sebagai pribadi.

Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental

Kesehatan mental bergantung pada berbagai faktor yang saling berhubungan yaitu biologis, psikologis dan sosial.

  1. Faktor biologis. Faktor biologis yang mempengaruhi antara lain seperti nutrisi, pola makan, hormonal, aktivitas fisik, kesehatan fisik, dan pola tidur.
  2. Faktor psikologis. Beberapa faktor psikologi yang dapat mempengaruhi kesehatan mental adalah citra, spiritual, kondisi keuangan, stigma dan diskriminasi, tekanan, dan trauma.
  3. Faktor Sosial. Faktor sosial mempengaruhi kesehatan mental misalnya hubungan dengan teman sebaya, hubungan dengan keluarga, lingkungan rumah, gaya hidup, dan media sosial,

Peran Guru dalam Mendukung Kesehatan Mental

Guru dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan peserta didik melalui pendidikan, pencegahan, dan upaya intervensi dini. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak perilaku negatif serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan peserta didik. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

  1. Guru menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan mendukung.
  2. Guru membangun hubungan positif antara peserta didik dengan guru, peserta didik dengan orang tua, maupun antara peserta didik dengan peserta didik dengan cara membuat kesepakatan kelas dan disiplin positif.
  3. Sekolah dan guru bersinergi untuk memberikan dukungan kesehatan mental. Hal ini dapat dilakukan melalui layanan konseling maupun membantu menghubungkan peserta didik bersama orang tua untuk meminta bantuan tenaga profesional.
  4. Guru selalu memperhatikan dan peka terhadap kesehatan mental peserta didik yang dapat dilakukan melalui analisis secara kognitif maupun non-kognitif.

 

Nah itulah penjelasan terkait pentingnya kesehatan mental dan peran guru untuk memberi dukungan bagi peserta didik. Semoga dapat bermanfaat dan membantu Rekan Guraru untuk selalu peduli terhadap kesehatan mental peserta didik. Nantikan artikel terbaru dari Pengelola Guraru di sesi selanjutnya!

 

Referensi

 

Logo

Platform Guru Era Baru ini telah mengalami perkembangan yang awalnya adalah hanya mewadahi komunitas antara sesama guru dan praktisi pendidikan, namun kini bertransformasi menjadi sebuah wadah solusi pendidikan yang memudahkan mereka untuk dapat mengembangan kapasitas dan daya saing mereka di era digital ini melalui dukungan teknologi.