Loading...
Kembali

Pentingnya Imunisasi di Lingkungan Pendidikan melalui Program BIAS

Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS

Pada 16 June 2025

Halo Rekan Guraru! Kesehatan adalah bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia, penyakit menular masih menjadi tantangan besar karena sulit diberantas karena siapa saja dapat tertular tanpa terbatas wilayah administrasi. Vaksinasi adalah cara efektif dan efisien untuk mencegah penyakit menular. Program imunisasi adalah strategi penting dalam pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat. Program ini menekankan pada peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) secara menyeluruh dan berkesinambungan. Pemerintah mengupayakan kesehatan masyarakat sejak dini melalui program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).

Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah proses dimana seseorang dibuat kebal terhadap suatu penyakit, pada umumnya proses ini dilaksanakan dengan memberikan vaksin. Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melindungi seseorang terhadap infeksi atau penyakit berikutnya. Vaksinasi yang diberikan pada masa kanak-kanak aman dan minim efek samping. Meskipun ada, efek samping sebagian besar bersifat ringan. Tingkat efek samping bergantung pada vaksin yang diberikan maupun respon tubuh seseorang. Beberapa efek samping yang umum terjadi adalah demam, nyeri di sekitar tempat suntikan, dan nyeri otot. Selain itu, beberapa orang memungkinkan memiliki alergi terhadap bahan tertentu dalam vaksin. Namun, efek samping yang parah sangat jarang terjadi. Saat ini imunisasi digunakan untuk melindungi pasien sebelum terpapar agen infeksi atau selama fase inkubasi setelah terpapar, namun sebelum penyakit terjadi.

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

BIAS adalah akronim dari Bulan Imunisasi Anak Sekolah yang merupakan pemberian imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar dengan tujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap penyakit. BIAS dilaksanakan secara serentak di SD/MI/SLB seluruh Indonesia pada bulan Agustus dan November setiap tahunnya. Sasaran program BIAS yang harus dijangkau tidak hanya anak yang menempuh pendidikan formal di satuan pendidikan, namun juga anak usia sekolah pada pendidikan non formal bahkan anak yang tidak sekolah. Apabila pada hari tersebut anak tidak dapat mengikuti imunisasi atau tidak sekolah, maka dapat diarahkan untuk mengikuti imunisasi di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. 

Pentingnya Pelaksanaan BIAS

Imunisasi merupakan intervensi kesehatan yang penting dan efektif bagi anak. Selama ini, imunisasi telah membantu jutaan anak terlindungi dari penyakit menular dan mengancam jiwa. Vaksin sangat efektif sehingga beberapa penyakit yang dulunya ditakuti kini dapat diberantas atau mudah dikendalikan. 

Untuk mendapatkan perlindungan seumur hidup, anak perlu melengkapi dosis yang diperlukan sesuai jadwal sejak lahir hingga berusia satu tahun. Mereka juga perlu menyelesaikan dosis lanjutan yang diwajibkan pada usia 18 bulan, pada usia sekolah, pada usia dewasa, dan pada kampanye vaksinasi tambahan atau vaksinasi lanjutan yang diumumkan oleh Kementerian Kesehatan. 

Imunisasi pada usia anak sekolah sangat penting untuk dilaksanakan, karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan kekebalan tubuh setelah terakhir kali memperoleh imunisasi saat bayi. Oleh karena itu pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar sederajat yang dilaksanakan secara serentak di Indonesia yang dikenal sebagai BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).

Jenis Imunisasi BIAS

Imunisasi yang diberikan dalam BIAS adalah vaksin MR (Measles Rubella), DT (Difteri Tetanus), dan HPV (Human papillomavirus).

  1. Imunisasi MR (Measles Rubella). Measles rubella/ Campak rubella merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat menular melalui saluran pernapasan. Hingga saat ini, belum ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella. Namun, kedua penyakit ini dapat dicegah dengan memberikan vaksin MR. Imunisasi MR diberikan satu kali di bulan agustus pada anak usia 7 tahun atau kelas 1 SD/MI/SLB sederajat. 
  2. Imunisasi DT (Difteri Tetanus) dan TD (Tetanus Difteri). Difteri tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri difteri. Penyakit ini sangat mudah ditularkan melalui percikan droplet air liur, udara pada saat penderita mengalami bersin dan melalui luka terbuka dari penderita. Imunisasi DT diberikan pada anak usia 7 tahun atau kelas 1 SD/MI/SLB sederajat, sedangkan imunisasi TD diberikan pada anak kelas 2 dan 5 SD/MI/SLB sederajat. Kedua imunisasi ini diberikan pada bulan november.
  3. Imunisasi HPV (Human papillomavirus). Kanker serviks merupakan salah kanker yang menyerang bagian terendah Rahim (serviks) yang menonjol ke puncak vagina. Penyakit ini disebabkan oleh virus Human papilloma virus. Imunisasi HPV dilakukan untuk mencegah kanker serviks yang merupakan penyakit penyebab kematian ketiga pada wanita Indonesia. Imunisasi ini dilaksanakan di bulan agustus dan ditujukan kepada seluruh anak perempuan usia 11-12 tahun atau kelas 5-6 SD/MI/SLB sederajat. 

Bagaimana Cara Imunisasi Bekerja Melindungi Tubuh?

Cara kerja vaksin dalam melindungi tubuh adalah dengan cara mengajarkan sistem kekebalan tubuh bagaimana mengenali dan melawan virus/bakteri penyebab penyakit tertentu. Vaksin membantu melindungi seseorang dari penyakit tanpa risiko mengalami penyakit terlebih dahulu. Vaksin mengandung versi virus/bakteri penyebab penyakit yang telah dibunuh, dilemahkan, atau diproduksi secara sintetis atau bagian dari virus/bakteri yang disebut antigen.  Ketika seseorang mendapat vaksin, sistem kekebalan tubuh merespons antigen seolah-olah orang tersebut terinfeksi virus/bakteri yang sebenarnya (sistem kekebalan membuat antibodi dan mengingat cara mengalahkannya). Kemudian, jika tubuh terkena kuman yang sebenarnya, sistem kekebalan tubuh dapat langsung mengenalinya dan segera melawannya untuk mencegah penyakit. Meskipun sebagian besar vaksin sangat efektif dalam mencegah penyakit, tidak ada vaksin yang 100% efektif. Tidak semua orang mendapatkan perlindungan penuh setelah imunisasi. Namun mereka yang tertular penyakit setelah diimunisasi, memiliki kemungkinan kecil untuk mengalami sakit yang parah.

Nah itulah penjelasan terkait pentingnya imunisasi di lingkungan pendidikan melalui program BIAS. Semoga dapat menambah wawasan dan menjadi referensi untuk memberikan informasi kepada orangtua maupun peserta didik. Nantikan artikel selanjutnya dari pengelola guraru. Salam Sehat!

Referensi

https://immunizebc.ca/immunization-basics/how-vaccines-work

Institute of Medicine (US) Committee on Overcoming Barriers to Immunization; Durch JS, editor. Overcoming Barriers to Immunization: A Workshop Summary. Washington (DC): National Academies Press (US); 1994. 2, Immunization and the Health Care System.

Institute of Medicine (US) Immunization Safety Review Committee; Stratton K, Wilson CB, McCormick MC, editors. Immunization Safety Review: Multiple Immunizations and Immune Dysfunction. Washington (DC): National Academies Press (US); 2002. Immunization Safety Review: Multiple Immunizations and Immune Dysfunction.

Modul Sekolah Sehat. Kemendikbud Ristek



Logo

Platform Guru Era Baru ini telah mengalami perkembangan yang awalnya adalah hanya mewadahi komunitas antara sesama guru dan praktisi pendidikan, namun kini bertransformasi menjadi sebuah wadah solusi pendidikan yang memudahkan mereka untuk dapat mengembangan kapasitas dan daya saing mereka di era digital ini melalui dukungan teknologi.