PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT
Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS
Pada 04 October 2024
Halo rekan Guraru! Melewati paruh kedua semester ganjil ini, pasti banyak ditemukan kejenuhan dalam pembelajaran. Bukan hanya peserta didik yang semangatnya mulai melemah, bahkan guru juga dapat mengalami burnout. Agar pembelajaran tetap terlaksana dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai secara efektif, salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament.
Apa Itu Model Pembelajaran Kooperatif?
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk berkolaborasi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Pembelajaran kooperatif memang dirancang sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar, kemampuan kolaborasi, kepemimpinan dalam membuat keputusan, dan interaksi peserta didik pada saat belajar bersama teman yang berbeda latar belakangnya. Dalam model pembelajaran kooperatif, terdapat beberapa variasi tipe, di antaranya: (a) Jigsaw, (b) Think-Pair-Share, (c) STAD (StuÂdent Team Achievement Division), (d) Group Investigation, (e) Two Stay Two Stray, (f) Make a Match, (g) Listening Team, (h) Bamboo Dancing, (i) Inside-OutÂside Circle, dan (j) The Power of Two (k) TGT (Team Game Tournament). Dalam artikel ini, kita akan berfokus untuk membahas tipe TGT.
Pengertian Tipe TGT (Team Game Tournament)
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran yang dilaksanakan dengan bermain game secara berkelompok. Permainan dan pertandingan yang dilakukan berhubungan dengan materi pembelajaran. Model ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar seluruh peserta didik karena seluruh peserta didik pasti berperan dalam permainan. TGT menerapkan pembentukan kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Setiap anggota kelompok harus memiliki kemampuan, latar belakang, jenis kelamin, kepercayaan, dan suku yang berbeda sehingga melibatkan seluruh peserta didik tanpa melihat adanya perbedaan. Adanya perbedaan kemampuan dilakukan agar peserta didik dapat menjadi tutor sebaya bagi teman yang lain.
Aktivitas belajar pembelajaran TGT memungkinkan peserta didik belajar secara rileks namun bersemangat karena battle dengan kelompok lain. Disamping itu, peserta didik dapat menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Model kooperatif TGT seringkali diterapkan pada mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Namun tidak menutup kemungkinan dapat diterapkan pada seluruh mata pelajaran yang disesuaikan kembali dengan karakteristik materi.
Sintak Model Kooperatif Tipe TGT
Sintak model kooperatif tipe tipe TGT (Team game tournament) adalah sebagai berikut:
Fase I (Presentasi Kelas)
Guru menyampaikan informasi terkait pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran, serta memotivasi peserta didik dalam belajar. Kemudian guru menyampaikan informasi melalui bahan bacaan atau demonstrasi. Pada saat guru menyampaikan informasi, peserta didik harus benar-benar memperhatikan dan memahami apa yang disampaikan oleh guru.
Fase II (Pembagian Kelompok)
Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 peserta didik. Setiap kelompok memiliki kemampuan, latar belakang, kepercayaan, suku, bahkan gaya belajar yang berbeda. Tujuan pembagian kelompok heterogen adalah agar pelaksanaan pertandingan adil.
Fase III (Games)
Permainan yang digunakan terdiri dari beberapa pertanyaan sekaligus digunakan sebagai assessment for learning. Permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kartu soal sesuai dengan tujuan pembelajaran dan diberikan kode soal pada tiap kartu soal. Guru menginformasikan kepada peserta didik terkait teknis game yang akan dilakukan oleh setiap kelompok. Peserta didik harus memilih kartu dan menjawab bersama tim kemudian apabila jawaban benar akan divalidasi oleh guru dan diberikan skor. Dalam hal ini, guru juga membimbing peserta didik pada saat game berlangsung apabila peserta didik mengalami kesulitan.
Fase IV (Tournament)
Guru mengadakan pertandingan antar kelompok dan memberikan evaluasi untuk mengetahui tujuan pembelajaran yang telah dicapai oleh peserta didik. Pelaksanaan turnamen dapat dilaksanakan pada akhir topik pembelajaran sekaligus sebagai review materi.
Fase V (Rekondisi Tim)
Guru menentukan pemenang pertandingan dan memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik atas usaha yang telah dicapai. Pemenang pertandingan didasarkan pada skor tertinggi peserta didik pada saat permainan dan pertandingan.
Kelebihan TGT
Penerapan TGT dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan antara lain:
- Menumbuhkan semangat dan motivasi belajar peserta didik
- Meningkatkan kemampuan kolaborasi peserta didik
- Melatihkan kerjasama antar peserta didik
- Pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan
- Aktivitas belajar peserta didik akan meningkat
- Meningkatkan partisipasi peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung
Kekurangan TGT
Disamping kelebihan TGT, terdapat beberapa kekurangan diantaranya adalah:
- Membutuhkan waktu lama untuk merancang perangkat pembelajaran
- Memerlukan pemetaan karakteristik peserta didik
- Tidak dapat digunakan peserta didik untuk memahami konsep yang baru dijumpai oleh peserta didik
- Pembagian kelompok yang tidak seimbang akan menyebabkan game tidak berjalan dengan lancar
- Pelaksanaan game memungkinkan kelas menjadi lebih ramai sehingga berpotensi mengganggu kelas yang lain.
Kelebihan dan kekurangan tersebut dapat menjadi pertimbangan rekan Guraru untuk menerapkan pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe TGT.
Itulah penjelasan terkait model kooperatif tipe TGT dari pengelola Guraru. Semoga artikel ini dapat membantu menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh rekan Guraru bahkan yang sedang mengalami burnout. Nantikan artikel terbaru dari pengelola Guraru di sesi selanjutnya.
Referensi
Hasanah, Z., & Himami, A. S. (2021). Model pembelajaran kooperatif dalam menumbuhkan keaktifan belajar siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaaan, 1(1), 1-13.
Haryanti, E. (2019). Cooperative Learning Tipe Think-Pair-Share (TPS) Sebagai Model Pembelajaran Sastra (Mengenal Teks Puisi). Jurnal Tambora, 3(1), 27-31.
Sugiata, I. W. (2018). Penerapan model pembelajaran team game tournament (tgt) untuk meningkatkan hasil belajar. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 2(2), 78-87.
Mahardi, I. P. Y. S., Murda, I. N., & Astawan, I. G. (2019). Model Pembelajaran Teams Games Tournament Berbasis Kearifan Lokal Trikaya Parisudha Terhadap Pendidikan Karakter Gotong Royong Dan Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan Multikultural Indonesia, 2(2), 98-107.