Pahami Optimalisasi Upaya meningkatkan Literasi dan Numerasi Peserta Didik
Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS
Pada 09 February 2025
Halo Rekan Guraru! Literasi dan numerasi merupakan keterampilan fundamental yang memiliki peran penting dalam keberhasilan pendidikan. Kemampuan membaca, memahami informasi, berpikir kritis, dan berhitung dengan baik merupakan bekal utama untuk beradaptasi di dunia yang terus berkembang. Berdasarkan hasil PISA 2022 menunjukkan bahwa skor literasi dan numerasi peserta didik Indonesia masih tergolong rendah.
Meskipun demikian, hasil asesmen nasional tahun 2022 menunjukkan bahwa kemampuan literasi peserta didik untuk SD/MI dan SMP/MTs mengalami peningkatan sedangkan untuk jenjang SMA/SMK/MA mengalami penurunan. Sedangkan untuk kemampuan numerasi, seluruh jenjang sekolah mengalami peningkatan. Oleh karena itu, kita sebagai guru perlu mengoptimalisasikan upaya peningkatan literasi dan numerasi peserta didik agar setidaknya tidak mengalami penurunan atau bahkan dapat meningkat. Simak artikel ini untuk mengetahui beberapa tips untuk meningkatkan literasi dan numerasi peserta didik.
Pengertian Literasi dan Numerasi
Literasi merupakan kemampuan seseorang untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber, baik dalam bentuk teks, gambar, maupun video. Sedangkan numerasi merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kemampuan untuk menghitung, mengukur, dan menyelesaikan masalah matematika.
Pentingnya Literasi dan Numerasi
Literasi dan numerasi adalah kunci untuk membuka pintu menuju masa depan yang cerah bagi peserta didik. Kemampuan ini tidak hanya penting di bangku sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Literasi yang rendah dapat menghambat prestasi peserta di sekolah. Hal ini dikarenakan rendahnya literasi dapat menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep. Literasi dan numerasi bukan hanya tentang membaca dan menghitung, namun merupakan kemampuan berpikir kritis, menganallisis data bahkan memecahkan masalah menggunakan logika. Apabila peserta didik memiliki kemampuan literasi yang baik, mereka dapat memahami konsep secara kritis dan bermakna. Literasi numerasi menjadi bekal berharga untuk berkarya dan berinovasi di zaman yang menuntut pemikiran komputasional.
Tips Meningkatkan Literasi dan Numerasi
Berikut beberapa tips untuk meningkatkan literasi dan numerasi pada peserta didik baik dalam kelas maupun di lingkungan sekolah:
- Ajak Anak untuk Membiasakan Membaca Sampai Tuntas. Sebagai seorang guru, kita dapat memberikan contoh untuk membaca segala sesuatu sampai tuntas. Hal ini dikarenakan miskonsepsi pengetahuan banyak disebabkan karena peserta didik mengalami kesalahan menelaah sesuatu diawal. Dengan selalu mengajarkan membaca sampai tuntas, kemampuan literasi serta pemikiran kritis peserta didik akan terlatih sekaligus dapat meminimalisir miskonsepsi pada peserta didik.
- Membiasakan kegiatan membaca secara bersama-sama diselingi dengan diskusi dua arah tentang bacaan. Guru dapat membuat kesepakatan kelas untuk melaksanakan reading time sebagai kegiatan stimulasi peserta didik. Ajak peserta didik untuk bertanya, menyimpulkan, dan membuat kesimpulan berdasarkan bacaan mereka. Kemudian lanjutkan dengan memberikan pertanyaan acak kepada peserta didik untuk meningkatkan interaksi antar guru dan peserta didik maupun antar peserta didik dengan peserta didik.
- Integrasikan Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran Kontekstual. Kembangkan perangkat pembelajaran yang melatihkan kemampuan literasi dan numerasi. Pengembangan perangkat ajar dapat dengan cara membuat koneksi antara literasi (membaca, menulis) dan numerasi (matematika) dengan situasi dunia nyata atau konteks yang relevan bagi siswa. Contohnya, pada saat mengajar TIK materi berpikir komputasional berikan bahan bacaan stimulasi tentang pengelolaan uang, siswa juga dapat mempraktikkan keterampilan matematika seperti menghitung uang, membuat anggaran, atau membandingkan harga.
- Gabungkan Angka dalam Percakapan. Manfaatkan kesempatan sehari-hari untuk memperkenalkan angka dan konsep matematika dalam percakapan sehari-hari. Kita dapat mengubah situasi sehari-hari menjadi kesempatan belajar numerasi, seperti menghitung jarak, waktu, dan pembagian sesuatu. Misalnya pada saat kegiatan pendahuluan, coba arahkan anak untuk menghitung waktu perjalanan dan estimasi agar tidak telat menuju ke sekolah..
- Manfaatkan Teknologi yang Relevan. Pahami minat dan kebutuhan peserta didik dan sesuaikan bahan bacaan dan kegiatan numerasi sesuai dengan perkembangan mereka. Gunakan media pembelajaran berbasis teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman dan usia untuk menarik minat mereka dalam pembelajaran.
- Kembangkan Asesmen berbasis Literasi dan Numerasi. Pada saat mengembangkan perangkat pembelajaran, usahakan untuk selalu membuat asesmen berbasis literasi dan numerasi. Pastikan asesmen mencerminkan kemampuan siswa dalam menerapkan keterampilan membaca, menulis, dan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari. Upaya ini sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan persiapan untuk asesmen nasional.
Contoh Media dan Asesmen untuk Melatihkan Literasi dan Numerasi
- Contoh Media untuk Melatihkan Literasi. Sesuai dengan perkembangan zaman, peserta didik saat ini tidak terlepas dari sosial media dan alat komunikasi daring. Guru dapat mengembangkan media pembelajaran yang serupa maupun memanfaatkan media sosial sebagai media pembelajaran.
- Asesmen Berbasis Literasi dan Numerasi
Pada waktu kecil, tentu kita pasti pernah bermain jungkat-jungkit bersama teman-teman. Permainan ini dapat ditemui di sekolah , taman bermain, maupun taman kota. Apakah kamu masih ingat dengan permainan ini? Jungkat-jungkit adalah sebuah permainan di mana papan panjang dan sempit berporos di tengah, sehingga di saat salah satu ujungnya bergerak naik maka ujung yang lain bergerak turun. Saat kita bermain jungkat-jungkit dengan teman-teman, terkadang ketika berat badan teman jauh lebih besar dari kita hal itu akan menyebabkan kita berada diatas. Dan ketika berat badan kita lebih berat dibandingkan teman kita, maka teman kitalah yang akan berada di bawah.
Setelah memahami konsep fisika pada permainan jungkat-jungkit. Sekarang kita lihat Bagaimana jika massa dari kedua orang yang bermain jungkat-jungkit itu berbeda. Apabila ada seorang anak yang akan bermain jungkat-jungkit dengan seorang dewasa yang massanya berbeda anak ini bermassa 50 kg dan lawan mainnya bermassa 80 kg, Jika kita Letakkan pada jarak yang sama dengan kasus yang pertama maka apa yang akan terjadi dan bagaimana agar jungkat-jungkit dalam keadaan setimbang….?
Berikan tanda (✓) pada jawaban benar!
- Orang dewasa yang memiliki massa 80 Kg akan bergerak turun dan anak yang bermassa 50 kg akan bergerak naik
- Anak dengan massa 50 Kg diletakan dijarak 2 m sedangkan anak dengan massa 80 Kg diletakkan 0,8 m dari titik tumpu
- Anak dengan massa 50 Kg diletakan dijarak 1 m sedangkan anak dengan massa 80 Kg diletakkan 0,5 m dari titik tumpu
Nah, itulah beberapa tips untuk mengoptimalkan upaya meningkatkan literasi dan numerasi peserta didik. Semoga dapat menambah wawasan dan menjadi referensi bagi Rekan Guraru. Nantikan artikel terbaru dari Pengelola Guraru di sesi selanjutnya. Semangat mengabdi!
Referensi
Rapor Pendidikan Indonesia. 2023. Hasil Asesmen Nasional. Kemendikbud Ristek.
https://www.instagram.com/p/C2uLDIBSzaD/?igsh=MTE4NGZnb2RpMnNsZQ== (diakses pada 18 Februari 2024)