Loading...
Kembali

MENJAGA MENTAL GURU AGAR TETAP WARAS DI TENGAH GEMPURAN TUGAS (Oleh: Laely Alfiyatun Nasroh, S.Pd.I)

Dipublikasikan oleh Laely Alfiyatun Nasroh

Pada 22 September 2025

Abstrak

Guru merupakan salah satu profesi yang dianggap mulia karena perannya dalam mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai sampai pada sosok yang dianggap bertanggung jawab untuk membangun dan membentuk kepribadian peserta didik sehingga berguna untuk kemajuan Nusa, Bangsa dan Agama. Dalam hal ini guru memiliki tanggung jawab yang sangat besar bagi tegak dan berlangsungnya sebuah Negara. Beban guru beserta tuntutan yang dilabelkan seringkali membawa guru pada kondisi kejiwaan yang mengakibatkan berada pada keadaan tertekan, dan sering kali berdampak pada kondisi kesehatan mental guru yang kurang baik, seperti terjadinya stres yang berlebihan. Sebagaimana yang disampaiakan oleh Presiden Joko Widodo yang membaca hasil riset dari lembaga riset Internasional menyatakan bahwa guru merupakan profesi dengan tingkat stres lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan lain. Ada apa dengan profesi guru, dan tugas apa saja yang harus dipikul, sehingga harus senantiasa menjaga kesehatan mental agar tetap “waras”? penulis akan mencoba menuliskannya dengan Metode deskriptif, adapun metode deskriptif tersebut merupakan suatu bentuk penelitian ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.  Penelitian ini menjelaskan fakta-fakta tentang segala hal yang berkaitan dengan tingginya tingkat stres pada guru, apa yang menyebabkannya dan pemecahan masalah untuk mencegah dan mengatasi tingginya tingkat stres dikalangan guru. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan observasi. Untuk analisis data, penulis menggunakan Miles dan Huberman, yaitu terdapat tiga tahapan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu reduksi data, paparan data, penarikan kesimpulan dan refleksi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah berkaitan dengan solusi dan pencegahan dalam menghindari stres pada guru.

Kata Kunci: profesi guru, kesehatan mental, beban guru.

 

Abstract

 

A teacher is a profession that is considered noble because of its role in educating, guiding, instructing, directing, training, assessing and being a figure who is considered responsible for building and shaping the personality of students so that it is useful for the progress of the nation, nation and religion. In this case, teachers have a very big responsibility for the upholding and continuity of a country. The teacher's burden and the demands that are labeled often lead teachers to mental conditions which result in them being in a depressed state, and often have an impact on the teacher's poor mental health condition, such as excessive stress. As stated by President Joko Widodo who read the results of research from international research institutions, he stated that teaching is a profession with a higher level of stress compared to other jobs. What is it about the teaching profession, and what tasks must be carried out, so that you must always maintain your mental health in order to stay "sane"? The author will try to write it using the descriptive method, while the descriptive method is a form of research aimed at describing or illustrating existing phenomena,both natural phenomena and human engineering. This research explains the facts about everything related to high levels of stress among teachers, what causes it and problem solving to prevent and overcome high levels of stress among teachers. The data collection techniques used were interviews, documentation and observation. For data analysis, researchers used Miles and Huberman, there are three stages in analyzing qualitative research data, namely data reduction, data exposure, drawing conclusions and reflection.

The results of this research are related to solutions and prevention in avoiding stress in teachers.

Keywords: teaching profession, mental health, teacher burden.

BAB. 1

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Guru merupakan profesi yang sering kali memiliki beban kerja yang tinggi, karena profesi ini langsung bersinggungan dengan banyak orang dalam hal ini peserta didik dengan segala macam permasalahannya, seperti mengelola kelas, merancang kegiatan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dengan segala macam metode, media dan strategi yang harus diterapkan kepada peserta didik, dengan menyesuaikan kepada perkembangan teknologi yang ada, dengan harapan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, belum lagi berkaitan dengan kasus-kasus yang dialami oleh peserta didik, guru dituntut untuk memberikan keputusan dan solusi secara cepat dan tepat, agar permasalahan pada setiap individu siswa tidak berlarut-larut. Selain berkaitan dengan permasalahan yang harus dihadapi langsung bersama peserta didik, guru juga memiliki beban dalam hal administrasi yang juga melekat sebagai sebuah kewajiban yang harus dipenuhi di sela-sela kesibukannya dalam mengembangkan karakter dan potensi peserta didik. Dari banyaknya beban yang harus dipikul dalam waktu yang bersamaan, menjadi penyebab tingginya tingkat stres pada guru dan tuntutan untuk dapat mengelolanya dengan baik, dengan cara menjaga mental health. Sebagaimana dikutip pada media berita news.detik.com Prsiden Joko Widodo (Jokowi) dalam peringatan HUT PGRI ke-78 menyampaikan tingginya tingkat stres pada guru dibandingkan dengan profesi lain yang dikutipnya dari hasil riset internasional RAND Corporation, 2022. “Menjadi guru itu bukan pekerjaan yang ringan. Menurut lembaga riset Internasional, RAND Corporation, saya kaget juga setelah membaca bahwa tingkat stres guru itu lebih tinggi dari pekerjaan yang lain.” Jokowi melanjutkan hasil riset tersebut, hal yang menjadi sebab tingginya tingkat stres disebabkan karena perilaku siswa, perubahan kurikulum dan juga perkembangan teknologi. Hal tersebut menjadi bahan perenungan tertentu bagi penulis untuk menemukan, hal-hal lain yang menjadi sebab tingginya tingkat stres pada guru, pentingnya menjaga kesehatan mental bagi guru, dampak kesehatan mental guru pada pendidikan serta upaya bagaimana mencegah dan mengatasi kesehatan mental bagi guru.

 

  1. Rumusan Masalah

Bagaimana cara menjaga mental guru agar tetap sehat?

 

  1. Tujuan Penelitian

Untuk mencari pemecahan masalah terkait tingginya tingkat stres pada profesi guru.

BAB. II

KERANGKA TEORI

 

Artikel ilmiah yang berjudul “Menjaga Mental Guru Agar Tetap Waras Di Tengah Gempuran Tugas” memiliki kerangka teori sebagai berikut, sebagai langkah awal menyusun kerangka teori, penulis akan mengidentifikasi terlebih dahulu tentang, tugas guru, kesehatan mental, dalam judul tertulis “waras” memiliki makna sehat (Lektur.id, 2021) yang nanti dihubungkan dengan gempuran tanggung jawab dalam hal ini berkaitan dengan tugas guru yang pada ahirnya bisa menimbulkan stres ataupun mental yang tidak sehat apabila tidak ada pencegahan dan penanggulangan dengan baik.

 

Kesehatan Mental

Tugas Guru

Pencegahan

Stres

Dampak stres Bagi Guru

 

BAB. III

PEMBAHASAN

  1. Kesehatan Mental

Dalam artikel yang berjudul “Menjaga Mental Guru Agar Tetap Waras Di Tengah      Gempuran Tugas” penulis mengaitkan antara mental guru dan kata “waras” kata “waras’ tersebut bermakna lebih luas sebagai “Mental yang sehat” atau Mental Health  Leisya menyatakan “Mental Health atau kesehatan mental merupakan sebuah kondisi di mana individu terbebas dari segala bentuk gejala-gejala gangguan mental. Individu yang sehat secara mental dapat berfungsi secara normal dalam menjalankan hidupnya khususnya saat menyesuaikan diri untuk menghadapi masalah-masalah yang akan ditemui sepanjang hidup seseorang dengan menggunakan kemampuan pengolahan stres.” Leisya, Dina (2021, November 10)

Adapun penjelasan kesehatan mental menurut para ahli adalah sebagai berikut:

  1. Pieper dan Uden (2006) Mental health merupakan suatu keadaan di mana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasaan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
  2. Sias (2006) Dalam mendefinisikan mental health, sangat dipengaruhi oleh kultur di mana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu budaya tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya lain, dan demikian pula sebaliknya.
  3. rank, L. K (2005) Merumuskan pengertian mental health secara lebih komprehensif dan melihat mental health secara "positif". Dia mengemukakan bahwa kesehatan mental health adalah orang yang terus menerus tumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya, menerima tanggung jawab.

Kesehatan mental seorang guru sangat diperlukan karena dengan sehatnya mental guru yang berfungsi secara normal, maka ia akan dapat menyesuaikan diri untuk menghadapi masalah-masalah yang akan ditemui selama menjadi seorang guru, baik yang berkaitan dengan peserta didik, administrasi maupun adaptasi terhadap tekhnologi yang terus berkembang. Dengan demikian akan membawa dampak yang baik juga pada perkembangan peserta didik dan dunia pendidikan pada umumnya.

 

  1. Pentingnya Kesehatan Mental pada Guru

Motor penggerak dari sebuah majunya pendidikan adalah guru, bagaimana guru membawa laju pendidikan, mau di desain seperti apa dan mau ke arah mana faktor yang paling dominan menentukan adalah guru. Dalam hal ini guru harus mengarahkan laju pendidikan dengan baik. Adapun faktor dominan dari pergerakan yang baik ditentukan oleh mental yang baik pula, sebagaimana yang tersebut di bawah ini:

  1. Guru merupakan role model bagi peserta didik, apabila guru bisa mengelola kesehatan mental, emosi dengan baik dihadapan peserta didik maka akan memberikan dampak pada peniruan cara menyelesaikan masalah dan menyikapi masalah yang dihadapinya dengan baik. Tidak menutup kemungkinan peserta didik akan mengadopsi cara maupun langkah yang ditempuh oleh guru dalam penyelsaian masalah, akan tetapi apabila guru dihadapan peserta didik tidak dapat mengelola emosi dengan baik, tentu saja secara tidak langsung maupun langsung telah memberikan contoh cara mengelola emosi dan penanganan masalah yang tidak tepat juga.
  2. Kesehatan mental guru yang terganggu, seperti halnya stres, depresi, merasa cemas berlebihan dapat mempengaruhi pada pola pengajaran yang kurang efektif, tidak fokus dalam mengajar dan kurang memiliki daya tahan yang baik dalam memecahkan masalah, baik yang langsung berkaitan dengan peserta didik maupun yang berkaitan dengan teknis, seperti pemenuhan administrasi maupun memelihara hubungan yang baik antar sesama rekan guru.
  3. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut, kesehatan mental mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial manusia. Hal-hal ini membantu manusia untuk berpikir, merasa, dan bertindak, serta menghadapi stres, berhubungan dengan orang lain, dan membuat keputusan yang tepat.
  4. Kesehatan mental yang tidak baik juga bisa berdampak pada melemahnya kepekaan sosial, pada pelaksanaanya guru bisa abai terhadap keberadaan peserta didik dan permasalahan-peermasalahan yang dimiliki peserta didik yang butuh penyelesaian bersama guru.

 

  1. Hal-hal yang Menjadi Sebab Tingginya Tingkat Stres pada Guru

Guru merupakan profesi yang tidak hanya dituntut untuk menghadapi peserta didik saja, akan tetapi juga dihadapkan pada administrasi, perubahan kurikulum, dan juga tuntutan perkembangan zaman, di bawah ini akan penulis cantumkan beberapa hal yang menjadi beban guru sesuai pengalaman menjadi guru dari penulis sendiri dan rekan-rekan sesama guru.

  1. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan
  2. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan
  3. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan
  4. Membimbing dan melatih siswa sebagai pembina ekstrakurikuler
  5. Menjadi wali kelas yang menangani tugas berkaitan dengan ketertiban, keamanan, kenyamanan serta menjadi pengganti orang tua sewaktu di sekolah
  6. Menjadi penghubung antara wali murid dan peserta didik
  7. Melaksanakan piket pembelajaran maupun ketertiban
  8. Mengatasi anak bermasalah
  9. Mengarahkan anak berprestasi agar mengembangkan bakat minat sesuai dengan potensinya
  10. Menyelesaiakan administrasi sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku
  11. Melengkapi data-data guru dengan berbagai aplikasi yang digunakan sesuai arahan dari atasan.
  12. Tuntutan mengikuti lomba-lomba pada tingkat Sekolah, Kabupaten, Provinsi maupun Nasional
  13. Mengikuti pengembangan diri seperti ikut serta dalam Diklat, Workshop, In House Trining, dan lain sebagainya
  14. Menguasai teknologi sesuai perkembangan zaman, sebagai perantara tersampaiakannya materi pendidikan pada peserta didik
  15. Ikut serta mengembangkan Sekolah/Madrasah agar tetap bisa bersaing dengan sekolah lain, dan lain sebagainya.

Banyaknya beban yang terkadang harus diselesaikan dalam satu waktu akan menjadikan beratnya beban pikiran yang terus menerus, belum lagi masalah pribadi dan keluarga yang juga tidak bisa lepas dalam kehidupan sosial sebagai manusia yang tidak boleh diabaikan dan terpisahkan. Jika tidak dapat memenej situasi dan kondisi dengan baik tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan timbulnya stres. Oleh karena itu penulis akan mencoba memaparkan beberapa strategi agar terhindar dari stres dalam himpitan beban tugas, sehingga bisa tetap waras dalam mengemban amanatnya sebagai seorang guru.

  1. Kiat untuk Mempertahankan Kesehatan Mental Guru

Beberapa strategi atau kiat akan penulis jabarkan dalam artikel ini sebagai pengingat dan upaya preventif dalam menanggulangi tingginya tingkat stres di kalangan guru, di antara kiat yang dikumpulkan dari beberapa sumber dan responden antara lain:

  1. Menanamkan niat ikhlas, dengan tujuan agar upaya yang dilakukan mendapatkan nilai dihadapan Allah, dan apabila usaha yang dilakukan tidak mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan maka akan tetap ikhlas dan tenang
  2. Mensyukuri segala hal yang dimiliki, termasuk profesi sebagai seorang guru, karena tidak semua orang berkesempatan untuk menjadi seorang guru
  3. Menghargai diri sendiri, seperti tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain (leisya, Dina; 2021)
  4. Wallace (2007; Juli 10) menyebutkan cara untuk mengatasi stres adalah dengan mengubah cara berpkir negatif menjadi positif, yang dapat dilakukan dengan pembiasaan dan pelatihan
  5. Yuwono, Sasetyo (2010, Juli) Mengatur waktu secara efektif untuk mengurangi stres, ada waktu dimana individu melakukan relaksasi seperti yoga, meditasi dan bernapas diphraghmatic
  6. Mendiskusikan dengan pihak sekolah terkait beban kerja dan upaya untuk tetap menjaga kesehatan mental guru dengan memberikan beban kewajiban sesuai undang-undang yang berlaku tanpa mealampaui batas
  7. Menjaga fokus dan konsentrasi, untuk mengurangi beban yang ada dalam pikiran
  8. Berolahraga yang teratur untuk melancarkan sirkulasi darah ke otak sehingga dapat mengurangi tekanan stres
  9. Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, dengan pola makan yang baik maka kinerja dalam sistem tubuh akan lebih optimal dan mengecilkan kemungkinan terjadinya stres
  10. Meningkatkan mood tubuh secara sehat
  11. Memeperbaiki pola tidur, sehingga ketika kembali ke sekolah kondisi lebih segar dan prima.
  12. Mengembangkan potensi yang dimiliki, atau mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan
  13. Memlihara hubungan baik dengan orang lain, baik rekan sesama guru, pegawai, peserta didik sampai pada pengelola kantin sekolah dan masyarakat yang berada disekelilingnya
  14. Lakukan hal-hal yang mampu membuat bahagia
  15. Merencanakan waktu untuk rekreasi dengan keluarga untuk menjadikan penyegaran dan membantu mengurangi tekanan yang berlebihan
  16. Memperlakukan diri sendiri seperti memperlakukan orang-orang yang anda sayangi
  17. Menemukan cara mengelola stres dari diri sendiri, seperti menulis diary, memancing, memasak masakan favorit dan lain sebagainya yang bisa menumbuhkan kebahagiaan.
  18. Menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan
  19. Mendiskusikan masalah gangguan kesehatan mental dengan orang-orang yang dapat memberikan saran dan dukungan, sehingga mampu mengurangi beban yang sedang dirasakan
  20. Guru perlu memahami gejala dan tanda-tanda gangguan kesehatan mental dan cara mengatasinya
  21. Meminta bantuan psikiater jika dirasa beban yang ditanggung tidak bisa diatasi sendiri.

Demikian strategi ataupun upaya pencegahan yang berhasil penulis kumpulkan, baik dari beberapa sumber referensi bacaan maupun dari responden-respoden yang notebene seoarng guru.

 

BAB. IV

KESIMPULAN

Menjaga kesehatan mental sangatlah diperlukan bagi seorang guru di tengah perannya dengan berbagai tugas dan tanggung jawab yang harus dipikul, karena kesehatan mental yang baik menjadikan seseorang guru berpikir lebih jernih dan “waras”, sehingga fokus untuk membimbing dan mengembangkan potensi didik lebih maksimal dan lebih terarah, pada akhirnya akan memberikan dampak baik dengan menularkan energi positif dari seorang guru yang memiliki mental sehat.

Pengetahuan guru akan kesehatan mental perlu dikuasai dan dipahami sehingga ia akan mengetahui upaya preventif yang harus dilakukan, ketika terjadi kesehatan mental yang kurang baik menghinggap kepadanya, sehingga tidak berdampak negatif kepada peserta didik ketika kesehatan mental tersebut tidak diupayakan.

Dalam artikel di atas telah penulis dajikan beberapa kiat pencegahan dan penanggulangan berkaitan dengan kesehatan mental, semoga guru di Indonesia senantiasa sehat lahir dan batin untuk membawa Indonesia pada generasi emas.

 

Logo

Platform Guru Era Baru ini telah mengalami perkembangan yang awalnya adalah hanya mewadahi komunitas antara sesama guru dan praktisi pendidikan, namun kini bertransformasi menjadi sebuah wadah solusi pendidikan yang memudahkan mereka untuk dapat mengembangan kapasitas dan daya saing mereka di era digital ini melalui dukungan teknologi.