Mengajak Siswa Melestarikan Kearifan Lokal dengan Teknologi
Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS
Pada 27 May 2025
Halo Rekan Guraru! Indonesia terkenal dengan negara dengan kekayaan budaya yang tak ternilai. Budaya tidak hanya sekumpulan tradisi, seni, bahasa, musik, dan tarian melainkan juga cerminan nilai, kearifan lokal, dan jati diri yang telah diwariskan turun-temurun. Pendidikan merupakan salah satu sarana terbaik untuk mengenalkan dan menanamkan apresiasi terhadap kearifan lokal kepada generasi muda. Namun di era globalisasi yang dinamis, kearifan lokal seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan. Budaya asing dengan mudah masuk dan mempengaruhi masyarakat, terutama generasi muda. Apabila tidak terus dikenalkan dan diterapkan sejak dini, generasi muda akan berpotensi lupa dengan identitas mereka sebagai manusia Indonesia yang memiliki ciri khas. Sebagai penerus bangsa, siswa Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur terutama kearifan lokal daerah asalnya sendiri.
Pentingnya Mempertahankan Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan sesuatu yang mengacu pada hukum, adat istiadat, dan praktik tidak tertulis yang diakui dan diikuti oleh masyarakat lokal dari generasi ke generasi. Kearifan lokal mencakup filosofi, nilai, norma, etika, ritual, kepercayaan, kebiasaan, dan adat istiadat suatu kelompok tertentu. Menggali dan mempertahankan kearifan lokal bertujuan untuk mengembalikan jati diri bangsa yang mungkin terlupakan akibat akulturasi budaya sebagai dampak dari globalisasi. Melalui integrasi kearifan lokal, diharapkan siswa tidak merasa terasing atau kehilangan jati diri mereka. Adanya integrasi kearifan lokal pembelajaran akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih bermakna. Oleh karena itu, kearifan lokal dalam pendidikan budaya harus dipahami sebagai cara untuk memperkuat kemandirian peserta didik dalam memahami diri dan lingkungan mereka, bukan untuk merubah mereka secara sosial atau budaya.
Kearifan Lokal dalam Pembelajaran
Kearifan lokal masyarakat tradisional mempunyai proses untuk menjadi cerdas dan berpengetahuan. Hal ini berkaitan dengan keinginan untuk mempertahankan dan mempertahankan kehidupannya, sehingga warga masyarakat secara spontan memikirkan cara bagaimana melakukan dan menciptakan sesuatu. Kearifan lokal dipandang sangat berharga dan mempunyai manfaat tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Dalam aspek pembelajaran, kurikulum merdeka mendorong guru untuk berupaya mengajarkan kearifan lokal kepada peserta didik. Tentunya tidak disajikan dalam bentuk mata pelajaran tersendiri, melainkan diintegrasikan dengan materi pembelajaran dengan harapan agar peserta didik dapat mengetahui, menerapkan, dan menghargai budayanya.
Setiap masyarakat mempunyai kearifan lokalnya masing-masing. Begitu pula peserta didik, mereka berasal daerah yang berbeda dan memiliki kearifan lokal masing-masing. Sebelum menerapkan pembelajaran berbasis kearifan lokal, guru perlu mengetahui identitas budaya peserta didik masing-masing. Tujuannya tidak lain adalah agar pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kontekstual dan lebih bermakna. Cara menyisipkan nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran antara lain
- Menyusun perangkat pembelajaran dengan menyatakan secara tegas aspek kearifan lokal dalam tujuan pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan merencanakan kegiatan pembelajaran berbasis kearifan lokal namun tetap memperhatikan karakteristik dan capaian pembelajaran. Dalam menyajikan stimulus, dapat disisipkan permasalahan tentang kearifan lokal yang berkaitan dengan materi. Begitu pula dalam merencanakan kegiatan inti hingga penutup, termasuk LKPD, media dan asesmen yang berbasis kearifan lokal.
- Menggunakan teknologi. Sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, sebagai guru juga harus menuntun peserta didik sesuai dengan kodrat zaman. Teknologi memiliki potensi besar apabila diterapkan dengan baik dalam pembelajaran. Selain itu, telah terbukti bahwa dengan adanya teknologi digital seperti sosial media dapat digunakan sebagai media untuk mempromosikan kearifan lokal daerah tertentu. Dengan pemanfaatan teknologi, peserta didik tidak merasa tertinggal dengan perkembangan zaman sekaligus dapat melestarikan kearifan lokal daerahnya.
- Kegiatan pembelajaran berbasis kearifan lokal. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan harus sesuai dengan rencana pembelajaran yang menyisipkan kearifan lokal. Misalnya, pada materi struktur kimia, peserta didik berfokus untuk mempelajari struktur kimia. Sebagai produk dan penilaian pembelajaran, peserta didik membuat batik namun disisipkan struktur kimia yang telah dipelajari.
Teknologi Pembelajaran untuk Melestarikan Kearifan Lokal
Beberapa contoh sumber daya teknologi yang dapat digunakan untuk melestarikan kearifan lokal adalah antara lain
- Website. Membuat website dapat digunakan untuk membagikan informasi tentang budaya lokal, sejarah, tradisi, dan kearifan lokal lainnya. Website ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang mudah diakses bagi seseorang yang ingin belajar lebih banyak tentang kebudayaan tersebut sekaligus menjadi arsip karya bagi sekolah.
- Platform media sosial dapat digunakan untuk mempromosikan dan membagikan konten terkait kearifan lokal, seperti gambar, cerita, video, dan upacara tradisional. Hal ini dapat membantu dalam mempertahankan dan memperluas apresiasi terhadap kearifan lokal.
- Artificial Intelligence (AI). Teknologi AI dapat digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan data tentang kearifan lokal, misalnya dalam menerjemahkan teks-teks kuno atau menganalisis pola dalam seni tradisional. AI juga dapat membantu dalam dokumentasi dan pelestarian bahasa-bahasa daerah yang terancam punah.
- Augmented Reality (AR) /Virtual Reality (VR). AR/VR dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman yang mendalam dan imersif tentang kebudayaan lokal, seperti tur virtual ke situs-situs bersejarah, museum virtual tentang budaya lokal, atau demonstrasi seni tradisional dalam format digital.
- Animasi 3D. Teknologi animasi 3D dapat digunakan untuk membuat visualisasi yang hidup dari aspek-aspek budaya lokal, seperti tarian tradisional, pakaian adat, arsitektur khas, atau cerita rakyat. Dengan menggunakan animasi 3D, peserta didik mendapatkan rekonstruksi visual dari bangunan bersejarah, artefak seni, atau objek budaya lainnya yang mungkin sulit diakses atau telah rusak.
- Game Role Playing. Game RPG dapat menjadi teknologi yang menyenangkan untuk memperkenalkan kearifan lokal dalam pengalaman interaktif. Dalam proses pengembangan game RPG, guru dapat melakukan riset mendalam tentang budaya dan sejarah kemudian dijadikan sebagai skenario game. Misalnya, RPG untuk menyelesaikan misi mengetahui kearifan lokal suku Madura.
Nah itulah penjelasan terkait pelestarian kearifan lokal dengan bantuan teknologi. Semoga dapat menjadi referensi dan menambah wawasan bagi Rekan Guraru. Nantikan artikel dari pengelola guraru di sesi selanjutnya. Salam Lestari!
Referensi
Naryatmojo, D. L. (2019). Internalization the concept of local wisdom for students in the listening class. Arab World English Journal (AWEJ) Volume, 10.
Zort, Ç., Karabacak, E., Öznur, Ş., & Dağlı, G. (2023). Sharing of cultural values and heritage through storytelling in the digital age. Frontiers in Psychology, 14, 1104121.