Loading...
Kembali

Cara Mudah Menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka 

Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS

Pada 21 December 2024

Halo Rekan Guraru! Kompetensi yang dituju dalam kurikulum di Indonesia telah mengalami perubahan. Semula, pada Kurikulum 2013 untuk mencapai standar isi, pemerintah menyediakan lingkup dan urutan dalam bentuk Kompetensi Dasar (KD) yang dikelompokkan dalam 4 Kompetensi Inti (KI) yaitu: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang dinyatakan dalam bentuk poin. Pada Kurikulum Merdeka, standar isi dinyatakan secara ringkas dalam Capaian pembelajaran yang disusun per fase. Capaian pembelajaran diuraikan dalam paragraf yang merangkaikan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mencapai, menguatkan dan meningkatkan kompetensi. Hal ini menyebabkan perubahan pula dalam penyusunan tujuan pembelajaran. Lantas bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran di kurikulum merdeka?

1. Memahami Capaian Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran diawali dengan memahami Capaian Pembelajaran (CP) dan fasenya. Dalam kurikulum merdeka, perancangan CP tidak mengabaikan taksonomi bloom yang semula digunakan dalam perancangan KI-KD dalam kurikulum 2013. Karena capaian pembelajaran diuraikan dalam paragraf, guru harus teliti dalam menganalisis kompetensi dan lingkup materi yang terdapat. Kompetensi dalam CP dapat dianalisis dengan menyesuaikan dengan level kognitif pada taksonomi bloom. Kemudian terkait lingkup materi, pada umumnya sudah tersedia dalam uraian CP.

Contoh: IPA Fase D

Capaian Pembelajaran

Kompetensi

Lingkup Materi

Peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan perubahan fisika dan kimia serta memisahkan campuran sederhana

  • Mengklasifikasikan – C2
  • Mengidentifikasi – C2
  • Membedakan – C4
  • Klasifikasi makhluk hidup
  • Zat dan Perubahannya

 

2. Menganalisis Kompetensi Menggunakan Kata Kerja Operasional Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi bloom perlu dipahami dalam proses perumusan tujuan pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan rumusan tujuan pembelajaran yang harus menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, dan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Taksonomi Bloom Revisi adalah model yang digunakan untuk mengelompokkan keterampilan berpikir. Model ini awalnya dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan rekan-rekannya pada tahun 1956, dan kemudian direvisi oleh Lorin Anderson dan David Krathwohl pada tahun 2001. Dalam taksonomi bloom terdapat banyak opsi kata kerja operasional yang dipetakan menurut level kognitif masing-masing. Taksonomi Bloom Revisi terdiri dari 6 level kognitif yaitu:

  1. Mengingat
  2. Memahami
  3. Mengaplikasikan
  4. Menganalisis
  5. Mengevaluasi
  6. Menciptakan

Kata kerja operasional yang dapat digunakan berdasarkan pemetaan level kognitif dapat dilihat disini. Selanjutnya, kata kerja operasional dapat digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada komponen behavior.

3. Mempertimbangkan Karakteristik Materi

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran perlu memperhatikan karakteristik materi pembelajaran serta konsep yang akan dipelajari oleh peserta didik. Hal ini bertujuan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Apabila suatu materi memiliki karakteristik abstrak maka diperlukan praktikum atau visualisasi yang konkret agar peserta didik dapat lebih mudah dalam memahami konsep. Contohnya, sistem pencernaan merupakan materi yang abstrak karena tidak dapat dilihat langsung oleh peserta didik melainkan merupakan sebuah proses dalam tubuh. Maka diperlukan media berupa video pembelajaran atau torso. Hal inilah yang menjadi komponen condition dalam tujuan pembelajaran. Pada umumnya, condition diberikan dalam bentuk kata benda yang dapat membantu peserta didik dalam mencapai perilaku yang ingin dicapai.

4. Mempertimbangkan Fasilitas Pembelajaran

Fasilitas pembelajaran juga perlu dipertimbangkan dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Hal ini dikarenakan merupakan pendukung bagi peserta didik dalam proses mencapai tujuan pembelajaran. Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang mendukung, maka dari itu seorang guru harus secara kreatif dalam memanfaatkan potensi yang ada di sekolah. Apabila di sekolah tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pembelajaran digital dikarenakan keterbatasan jaringan, maka dapat dilakukan opsi lain seperti dalam bentuk cetak, alat peraga atau potensi lingkungan yang tersedia di sekitar. Fasilitas pembelajaran juga berhubungan dengan komponen condition dalam tujuan pembelajaran.

5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah rumusan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti satu atau lebih kegiatan pembelajaran. Kompetensi tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Rumusan tujuan pembelajaran disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu dan menjadi prasyarat untuk mencapai capaian pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang baik mengandung komponen ABCD yaitu Audience, Behavior, Condition, Degree. Dalam menuliskan tujuan pembelajaran, komponen boleh disusun tidak urut berdasarkan ABCD namun harus tetap memperhatikan struktur kalimat yang baik dan benar.

Contoh penyusunan tujuan pembelajaran ABCD

Capaian Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran

Audience

Behavior

Condition

Degree

Peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan perubahan fisika dan kimia serta memisahkan campuran sederhana

Melalui kegiatan diskusi, praktikum sederhana dan kajian literatur , peserta didik dapat menganalisis perbedaan

perubahan fisika dan perubahan kimia dengan benar (C4)

Peserta didik

menganalisis perbedaan perubahan fisika dan kimia  

melalui kegiatan diskusi, praktikum sederhana dan kajian literatur

dengan benar

 

6. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) merupakan serangkaian tujuan pembelajaran yang tertata secara sistematis dan logis sepanjang suatu fase belajar. ATP disusun secara linear mengikuti urutan pembelajaran dari awal hingga akhir fase, dengan tujuan akhir mencapai Capaian Pembelajaran (CP) yang ditargetkan pada akhir fase. Contoh ATP oleh Kemendikbud Ristek dapat dilihat melalui pranala berikut. Skema penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran dapat dilihat pada gambar.

Nah itulah informasi terkait penyusunan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dalam kurikulum merdeka. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Rekan Guraru dan dapat menjadi referensi dalam mengembangkan rencana pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Nantikan artikel-artikel terbaru dari dari Pengelola Guraru di sesi selanjutnya. Semangat Berinovasi!

 

 

Referensi

https://educhannel.id/blog/artikel/merumuskan-tujuan-pembelajaran-pada-kurikulum-merdeka.html

https://pusatinformasi.kolaborasi.kemdikbud.go.id/hc/en-us/articles/4948621244953-Tujuan-Pembelajaran-dan-Alur-Tujuan-Pembelajaran

https://pusdiklat.perpusnas.go.id/berita/read/167/model-tujuan-pembelajaran-abcd

Kemdikbud. 2022. Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia 

 

 

 

 



Logo

Platform Guru Era Baru ini telah mengalami perkembangan yang awalnya adalah hanya mewadahi komunitas antara sesama guru dan praktisi pendidikan, namun kini bertransformasi menjadi sebuah wadah solusi pendidikan yang memudahkan mereka untuk dapat mengembangan kapasitas dan daya saing mereka di era digital ini melalui dukungan teknologi.