Loading...
Kembali

Cara Membuat Asesmen Diagnostik Kurikulum Merdeka

Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS

Pada 13 December 2024

Halo Rekan Guraru! Dalam kurikulum merdeka, kita sering mendengar istilah asesmen diagnostik. Sebenarnya, asesmen diagnostik telah diteliti dan dikembangkan oleh para ahli di bidang penelitian dan evaluasi pendidikan sejak dulu. Namun, dalam kurikulum merdeka istilah ini semakin familiar karena semua guru dituntut untuk menerapkan asesmen diagnostik sebagai satu kesatuan untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka. 

Pengertian Asesmen Diagnostik

Asesmen diagnostik merupakan asesmen yang dilaksanakan secara khusus untuk mengidentifikasi kemampuan, potensi dan kelemahan peserta didik. Hasil dari asesmen diagnostik digunakan sebagai dasar untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Tujuan asesmen diagnostik tidak hanya berfokus pada kemampuan peserta didik namun juga mengidentifikasi kondisi peserta didik secara keseluruhan baik dari sisi kognitif maupun non-kognitif. Asesmen diagnostik dilaksanakan secara berkesinambungan untuk memonitor proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. 

Jenis Asesmen Diagnostik

1. Asesmen Diagnostik Kognitif

Asesmen diagnostik kognitif adalah asesmen yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi potensi dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan struktur pengetahuan da keterampilan proses. Tujuan asesmen diagnostik kognitif adalah:

  1. Mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi peserta didik
  2. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai kemampuan peserta didik
  3. Menyelenggarakan kelas remedial atau tambahan pada peserta didik yang memiliki kompetensi dibawah rata-rata

2. Asesmen Diagnostik Non-kognitif:

Asesmen diagnostik non-kognitif adalah asesmen yang dilaksanakan untuk mengetahui kondisi peserta didik terkait kesiapan belajar baik secara emosional maupun psikologis dalam menerima pembelajaran. Tujuan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:

  1. Mengetahui kesejahteraan psikologis dan sosial emosi peserta didik
  2. Menganalisis aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran di rumah.
  3.  Memahami kondisi keluarga siswa.
  4. Mengidentifikasi latar belakang pergaulan siswa.
  5. Mengetahui gaya belajar, karakter, serta minat siswa.

3. Pelaksanaan Asesmen Diagnostik

Maksud dari pemberian asesmen diagnostik adalah untuk mengidentifikasi kondisi peserta didik terkait pembelajaran. Oleh karena itu, tes diagnostik dapat dilakukan sebelum, pada saat, dan setelah proses pembelajaran. Asesmen diagnostik sebelum pembelajaran bertujuan untuk mengevaluasi pemahaman prasyarat siswa terkait dengan materi yang akan dipelajari. Asesmen diagnostik yang dilaksanakan pada saat pembelajaran bertujuan untuk menentukan bagian mana dari proses pembelajaran yang menimbulkan kesulitan bagi peserta didik sambil membantu guru mengidentifikasi penyebab masalah tersebut. Hasil identifikasi ini menjadi dasar untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Asesmen diagnostik yang dilakukan setelah pembelajaran (sebelum asesmen sumatif) bertujuan untuk memberikan intervensi atau remedial jika terdapat permasalahan yang teridentifikasi.

Cara Membuat Asesmen Diagnostik Kognitif

1.Membuat timeline pelaksanaan asesmen diagnostik

2. Mengidentifikasi capaian pembelajaran

Untuk mengetahui tercapainya suatu capaian pembelajaran, dapat dilihat dari munculnya beberapa tujuan pembelajaran. Seorang guru perlu mengidentifikasi capaian pembelajaran untuk mengetahui pada tujuan pembelajaran mana saja yang tidak tercapai dengan baik. Mungkin saja masalah hanya terjadi pada tujuan pembelajaran tertentu.

3. Menentukan bentuk dan jumlah soal yang sesuai

Butir soal untuk asesmen diagnostik kognitif dapat berupa pilihan ganda, uraian, maupun kinerja sesuai dengan capaian pembelajaran. Butir soal dapat disusun meliputi:

  • 2 pertanyaan sesuai jenjang kelas, dengan topik capaian pembelajaran baru
  • 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
  • 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah

4. Menyusun Kisi-kisi

Seperti halnya mengembangkan jenis asesmen lain, maka sebelum menulis butir soal harus disusun terlebih dahulu kisi-kisinya. Kisi-kisi tersebut setidaknya memuat: (a) capaian pembelajaran (b) materi pokok (c) dugaan sumber masalah (d) bentuk dan jumlah soal, dan (e) indikator soal.

5. Menulis soal

Soal ditulis sesuai dengan kisi-kisi yang telah disusun. Soal asesmen diagnostik kognitif memiliki karakteristik yang berbeda dengan asesmen yang lain. Jawaban atau respon yang diberikan oleh peserta didik harus memberikan informasi yang cukup untuk mengetahui kemampuan atau kesulitan yang dialami peserta didik.

6. Mereview soal

Soal asesmen diagnostik kognitif perlu didiskusikan dengan teman sejawat untuk mendapat kritik dan saran untuk penyempurnaan butir soal.

7. Menyusun kriteria penilaian

 

Contoh asesmen diagnostik kognitif

Jenis asesmen diagnostik kognitif dapat menggunakan metode tes pilihan ganda satu tingkat. Pilihan ganda satu tingkat ini merupakan jenis tes asesmen diagnostik yang paling sederhana dan sangat mudah diterapkan.

Misal:

Alat pemanas listrik memakai arus 500 mA apabila dihubungkan dengan sumber 110 V. Hambatannya adalah . ...

  1. 0,22 ohm
  2. 5,5 ohm
  3. 55 ohm
  4. 220 ohm
  5. 550 ohm

Secara umum, soal tersebut seperti tes formatif biasanya. Namun sebenarnya setiap opsi jawaban memiliki makna untuk mengetahui kemampuan dan kelemahan peserta didik. Pilihan jawaban a menunjukkan kelemahan dalam mengkonversi satuan, pilihan jawaban b, c, dan e menunjukkan kelemahan dalam menerapkan rumus, atau pemahaman konsep. Hasil dari jawaban peserta didik dapat digunakan untuk memetakan kemampuan peserta didik atau memberikan remedial.

Cara Membuat Asesmen Diagnostik Non Kognitif

  1. Menyiapkan alat bantu berupa gambar yang mewakili emosi. Alat bantu dapat berupa emoji yang dapat dipilih oleh peserta didik secara digital maupun cetak. 
  2. Membuat pertanyaan kunci untuk menggali aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran

Contoh asesmen diagnostik non kognitif

Asesmen diagnostik non kognitif dapat dilakukan pada saat akhir pembelajaran. Pertanyaan dapat diajukan secara langsung maupun secara tertulis melalui LKPD. Berikut beberapa pertanyaan yang dapat diajukan guru untuk mengidentifikasi tingkat kesulitan, harapan, dan perasaan peserta didik. Hasil respon peserta didik dapat dijadikan sebagai refleksi dan dasar untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya.

  • Perasaan saya setelah mengikuti pembelajaran hari ini?
  • Hari ini saya belajar tentang?
  • Saya merasa kesulitan belajar pada
  • Saya berharap pembelajaran selanjutnya 

Nah, itulah penjelasan terkait asesmen diagnostik. Semoga artikel ini dapat memberikan inspirasi dan manfaat bagi Rekan Guraru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Nantikan artikel-artikel terbaru dari Pengelola Guraru di sesi selanjutnya!

 

Referensi

Firmanzah, D., & Sudibyo, E. (2021). Implementasi Asesmen Diagnostik Dalam Pembelajaran IPA Pada Masa Pandemi COVID-19 Di SMP/MTs Wilayah Menganti, Gresik. Pensa: E-Jurnal Pendidikan Sains, 9(2), 165-170.

https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PPB/modul%20asesmen%20PPB/Sesi%201%20-%20Asinkron%20-%20Eksplorasi%20Konsep%20-%20B.%20Asesmen%20Diagnostik.pptx.pdf

Rahman, K., & Ririen, D. (2023). Implementasi Asesmen Diagnostik Non Kognitif dalam Kebijakan Sekolah. EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 5(5), 1815-1823.

Rusilowati, A. (2015, September). Pengembangan tes diagnostik sebagai alat evaluasi kesulitan belajar fisika. In PROSIDING: Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (Vol. 6, No. 1).

Supriyadi, S., Lia, R. M., Rusilowati, A., Isnaeni, W., Susilaningsih, E., & Suraji, S. (2022). Penyusunan Instrumen Asesmen Diagnostik untuk Persiapan Kurikulum Merdeka. Journal of Community Empowerment, 2(2), 67-73.

Logo

Platform Guru Era Baru ini telah mengalami perkembangan yang awalnya adalah hanya mewadahi komunitas antara sesama guru dan praktisi pendidikan, namun kini bertransformasi menjadi sebuah wadah solusi pendidikan yang memudahkan mereka untuk dapat mengembangan kapasitas dan daya saing mereka di era digital ini melalui dukungan teknologi.