4 Jenis Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dipublikasikan oleh AFINA ANINNAS
Pada 04 October 2024
Halo Rekan Guraru! Sebagai seorang guru, pasti kita sering menjumpai perbedaaan karakteristik, minat, gaya belajar dan kemampuan peserta didik. Kesadaran perbedaan ini tentunya dapat mempermudah kita untuk mendorong prestasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Saat ini pembelajaran berdiferensiasi menjadi pilihan pendekatan yang tepat dalam menerapkan pembelajaran di kurikulum merdeka karena dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang mendalam terkait konsep dan implementasi pembelajaran berdiferensiasi untuk mengoptimalkan potensi peserta didik.
Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu metode atau upaya yang dilakukan oleh guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan harapan peserta didik secara khusus. Dengan kata lain pembelajaran berdiferensiasi memberikan ruang belajar yang lebih fleksibel dan memungkinkan peserta didik untuk menyesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing termasuk kesiapan minat dan gaya belajar. Pembelajaran berdiferensiasi juga memberikan ruang yang lebih luas untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pahami sehingga secara tidak langsung dapat mendorong kreativitas peserta didik. Selain mendorong kreativitas, pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik karena adanya pengelompokan berdasarkan kemampuan dan kebutuhan, konten yang variatif, dan melakukan pendekatan secara individu. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah pembelajaran yang bersifat individual, melainkan pembelajaran dimana kelebihan dan kebutuhan siswa dapat diakomodasi melalui strategi belajar yang independen. Lantas bagaimana sebenarnya penerapan pembelajaran berdiferensiasi?
Konsep Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kelas
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Keputusan dibuat berkaitan dengan:
- Cara menciptakan lingkungan belajar yang “mengajak” peserta didik agar dapat belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar. Kemudian memastikan peserta didik mengetahui bahwasanya mereka memiliki seseorang yang mendukung sepanjang proses pembelajaran berlangsung.
- Capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Peserta didik juga harus memahami tujuan pembelajaran.
- Asesmen yang berkelanjutan. Guru menjadikan hasil penilaian formatif sebagai dasar untuk mengetahui kemampuan peserta didik. Kemudian analisis hasil asesmen dijadikan sebagai pertimbangan untuk treatment selanjutnya.
- Menyikapi kebutuhan peserta didik dan menyesuaikan dengan tuntutan kurikulum. Misalnya, peserta didik memerlukan sumber belajar dan proses yang berbeda.
- Pengelolaan kelas yang efektif dan efisien. Meskipun peserta didik diberikan kebebasan untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran yang berbeda, namun seluruh kegiatan pembelajaran harus direncanakan dengan jelas sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.
Pembelajaran berdiferensiasi dapat diterapkan pada seluruh mata pelajaran dan topik pembelajaran. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya berfokus pada produk yang dihasilkan, namun juga pada berfokus pada proses, konten, dan lingkungan belajar.
4 jenis pembelajaran berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi terdiri dari 4 jenis yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi produk dan diferensiasi lingkungan belajar.
1. Diferensiasi Konten
Pada aspek diferensiasi konten, guru dapat memodifikasi materi pembelajaran berdasarkan gaya belajar peserta didik. Misalnya dalam bentuk video pembelajaran (audio-visual), gambar (visual), podcast (auditory), praktikum (kinestetik).
2. Diferensiasi Proses
Dalam aspek diferensiasi proses, guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan variasi sesuai dengan karakteristik mereka. Dalam hal ini, guru harus merencanakan kegiatan yang terstruktur. Tujuannya, meskipun kegiatan yang dilakukan peserta didik berbeda namun dapat terlaksana dengan kondusif, efektif dan efisien. Misalnya, variasi yang ditawarkan kegiatan praktikum dan bermain peran.
3. Diferensiasi Produk
Dalam aspek diferensiasi produk, guru memberikan kebebasan pada peserta didik untuk memilih bentuk pengumpulan tugas sesuai minat masing-masing. Namun, guru harus memiliki rubrik penilaian yang jelas sehingga dapat menilai dengan objektif meskipun produk yang dihasilkan berbeda. Contohnya yaitu video pendek, maket, infografis, podcast, dll.
4. Diferensiasi Lingkungan Belajar
Diferensiasi lingkungan belajar meliputi susunan secara personal, sosial, dan fisik. Penerapan diferensiasi lingkungan belajar juga harus disesuaikan dengan kesiapan siswa dalam belajar, minat mereka, dan profil belajar mereka agar mereka memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Lingkungan belajar dalam hal ini tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah saja, namun juga lingkungan tempat tinggal peserta didik yang dapat dijadikan sebagai objek pembelajaran. Misalnya, mengamati pencemaran yang terjadi di daerah masing-masing.
Contoh Kasus Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi Proses
Pak Alfan adalah guru kimia di salah satu SMA yang terletak di pinggiran Kabupaten Semarang. Beliau memiliki 5 asisten yang berasal dari peserta didik dengan jenjang kelas yang lebih tinggi. Kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah praktikum reaksi netralisasi asam basa antara HCl dan NaOH di laboratorium. Setelah dilakukan analisis kesiapan belajar, hasil analisis menunjukkan bahwa peserta didiknya terbagi menjadi 3 kelompok yaitu
- Kelompok A: belum paham konsep dan belum paham cara memakai alat
- Kelompok B: sudah paham konsep dan belum paham cara memakai alat
- Kelompok C: sudah paham konsep dan cara memakai alat
Berdasarkan skenario tersebut, maka Pak Alfan cocok untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi proses dengan cara membagi proses sesuai dengan kesiapan belajar. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membantu peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran dengan 3 asisten pada kelompok A, 1 asisten pada kelompok B, dan 1 asisten pada kelompok C.
Pembelajaran Berdiferensiasi Lingkungan Belajar
Bu Yuni adalah guru IPA SMP di daerah Kabupaten Jember. Materi yang akan diajarkan adalah pencemaran lingkungan. Berdasarkan karakteristik materi, Bu Yuni merancang modul ajar dan memilih model PBL sehingga peserta didik diberikan informasi untuk mengerjakan penugasan secara berkelompok pada pertemuan sebelumnya. Hasil profil belajar peserta didik, terdapat kelompok peserta didik yang memiliki minat destinasi wisata yang berbeda yaitu:
- Kelompok A: gemar nongkrong di pusat kota, seperti cafe, mall, dll.
- Kelompok B: gemar berlibur ke daerah pantai seperti Pantai Papuma dan Teluk Love.
- Kelompok C: gemar berlibur ke wisata yang sejuk seperti pegunungan dan kebun teh.
Dengan memperhatikan 3 sub materi pencemaran air, udara, dan tanah, maka Bu Yuni dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi lingkungan belajar. Cara yang dapat dilakukan adalah membagi kelompok dan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengamati pencemaran berdasarkan lingkungan yang diminati oleh peserta didik.
Nah, itulah penjelasan terkait pembelajaran berdiferensiasi. Semoga artikel ini dapat menjadi referensi dan membantu rekan guraru dalam merancang pembelajaran yang memerdekakan peserta didik. Nantikan artikel terbaru dari pengelola guraru di sesi selanjutnya. Semangat berinovasi!
Referensi:
https://bgpsumsel.kemdikbud.go.id/pembelajaran-berdiferensiasi-antara-manfaat-dan-tantangannya/ diakses pada 6 November 2023
Khristiani, H., Susan, E., Purnamasari, N., Purba, M., Anggraeni, & Saad, Y. M. 2021. Model Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembelajaran.
Safarati, N., & Zuhra, F. (2023). Literature Review: Pembelajaran Berdiferensiasi Di Sekolah Menengah. Jurnal Genta Mulia, 14(1).
Wahyuni, A. S. (2022). Literature review: pendekatan berdiferensiasi dalam pembelajaran ipa. Jurnal Pendidikan MIPA, 12(2), 118-126.