Ternyata Koran Bekas Pun Bisa Jadi Media Belajar (+8)
Rusdi Mustapa May 18, 2015Apa yang kita bayangkan saat melihat tumpukan sampah koran bekas ? Barangkali yang kita lakukan adalah menjualnya ke tukang sampah atau yang paling umum dilakukan kebanyakan orang adalah dibakar yang tentu saja akan mengakibatkan pencemaran udara. Tapi bagi siswa/siswi program bahasa MAN 1 Surakarta, sampah koran bekas ternyata bisa dimanfaatkan dan disulap menjadi media belajar yang mengasyikkan. Mau tahu bagaimana prosesnya ?
Ide Awal
Ide ini muncul dari keprihatinan saya ketika banyak melihat koran-koran bekas yang hanya sekedar dibuang ke tempat sampah. Memang secara umumnya koran bekas itu hanya akan menjadi pengisi tempat sampah atau bahkan dibakar di tempat pembakaran sampah. Belum ada upaya untuk memanfaatkan sampah koran bekas itu menjadi barang yang lebih bermanfaat. Kemudian muncul ide membuat media belajar dari bahan sampah koran bekas untuk pelajaran Antropologi yang aku ampu. Selain mengajar sejarah kebetulan saya juga mengajar Antropologi khusus di program bahasa MAN 1 Surakarta.
Idenya adalah bagaimana siswa bisa menyusun kalimat atau kata yang berhubungan dengan materi Antropologi yang sebelumnya telah disampaikan menggunakan kalimat atau kata yang ada di koran. Jadi setelah mendapat perintah dari saya untuk membuat kalimat atau kata itu, siswa mencarinya di koran dengan cara dipotong. Bisa jadi saat disusun kalimat atau kata itu memiliki bentuk dan ukuran huruf yang tidak sama, tapi justru di situlah letak asyiknya. Karena saat terbentuk nanti akan terlihat susunan kalimat atau kata yang memiliki bentuk yang bermacam-macam dan juga berwarna warni. Untuk melaksanakan kegiatan ini sengaja siswa aku ajak ke lapangan badminton sekolah dan menggelar karpet. Di sana mereka duduk lesehan agar terlihat lebih rileks. Selain untuk penyegaran juga sebagai “kampanye” tentang memanfaatkan sampah sekolah untuk membuah media belajar kepada siswa yang lain.
Pelaksanaan Kegiatan
Pada hari yang ditentukan siswa aku ajak ke lapangan badminton yang berada di halaman dalam sekolah. Sehari sebelumnya mereka telah saya minta membawa koran – koran bekas yang mereka miliki. Untungnya lapangan ini telah tertutup dengan penutup sehingga siswa tidak perlu khawatir kepanasan. Pada saat itu siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 5 – 6 anggota. Mereka duduk melingkar di atas karpet sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Tibalah saatnya saya memberikan perintah yang harus dilaksanakan. Mereka saya suruh membuat ringkasan tentang materi Perkembangan Seni di Indonesia, materi Antropologi kelas XII Bahasa semester gasal. Materi ini kebetulan sudah selesai disampaikan sehingga siswa akan lebih mudah untuk menyusunnya. Nantinya mereka harus menempelkan kalimat atau kata itu di kertas karton yang sudah mereka persiapan. Saya sampaikan bahwa kegiatan ini akan dinilai sebagai nilai tugas membuat produk. Adapun kriteria penilaiannya adalah kreativitas, kerjasama, dan tampilan media belajar.
Kreativitas berkaitan dengan bagaimana siswa bisa menyusun tugas dengan kreatif. Kelompok yang hanya sekedar menjalankan tugas tentu berbeda nilainya dengan kelompok yang menyusun dengan diberi sentuhan seni dan kreasi.
Kerjasama berkaitan dengan bagaimana mereka selama melaksanakan kegiatan. Kelompok yang mengerjakan tugas secara bersama-sama antar anggota kelompoknya tentu penilaian akan beda dengan kelompok yang bekerja tanpa adanya kerjasama di antara anggota kelompok.
Tampilan Media Belajar berkaitan dengan hasil akhir tugas kelompok. Tampilan tugas yang hanya biasa dengan yang luar biasa tentu saja juga berbeda nilainya. Di akhir tugas ini mereka akan mempresentasikan media belajarnya di depan kelas. Selain untuk memberi apresiasi terhadap hasil karya siswa juga untuk mengevaluasi penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
Segera setelah mendapat perintah tersebut siswa/siswiku mulai bekerja dalam kelompok masing-masing. Ada yang bertugas mencari kata atau kalimat. Ada yang menyusun konsep tampilan dan juga ada yang membuat kreasi kalimat yang menarik. Kegiatan ini berlangsung selama dua jam pelajaran sehingga waktunya sangat panjang. Sepanjang kegiatan berlangsung banyak siswa dari kelas lain bertanya kepada saya tentang apa yang sedang dilakukan oleh siswa / siswi program bahasa. Saya menjawab bahwa mereka sedang membuat “proyek” besar membuat media ajar dari bahan sampah koran bekas. Keingintahuan mereka itulah yang sebenarnya ingin saya ciptakan. Bagaimana mereka bisa berfikir tentang memanfaatkan sampah koran bekas yang banyak ada di lingkungan sekolah diubah menjadi bahan ajar yang berguna. Inilah “kampanye terselubung” yang coba saya masukkan dari kegiatan ini. Sehingga kesadaran siswa untuk memanfaatkan sampah di sekitar lingkungan sekolah akan tumbuh dengan sendirinya. Itulah harapan utama yang coba saya share kepada siswa/siswi di MAN 1 Surakarta. Semoga hal ini bisa berbuah manis, mungkin bukan untuk saat ini tapi saya yakin di masa akan datang, siswa/siswiku akan menjadi sosok-sosok yang peduli dengan lingkungan tempat mereka menimba ilmu. Semoga…
“Artikel ini diikutkan dalam Lomba Menulis Guraru untuk Bulan Pendidikan berhadiah Acer One 10″
Comments (12)
salam kenal, keren dan inovatif sekali idenya
susantochimi
http://guraru.org/guru-berbagi/aku-bukan-guru-hebat-quipperschool-belajar-menjadi-lebih-menyenangkan/
terima kasih pak Susantochimi, salam kenal juga dari saya, semangat buat guru-guru Indonesia
Sukses pak…
Syukron bu Umi Afidah, jangan lupa Vote nya ya….
sehabis diambil materi dalam koran dan ditempel, jangan lupa sampahnya bersihkan atau bisa digunakan media yang lain mis: untuk manik2 dengan cara meronce
ayo ramaikan di sini biar asyik
http://guraru.org/guru-berbagi/asyik-menggelitik-dalam-pembelajaran-musik/
saya suka tulisannya makanya saya vote
jangan lupa vote balik di
http://guraru.org/guru-berbagi/asyik-menggelitik-dalam-pembelajaran-musik/
Siap pak Umar Tholib, semua sudah dilakukan hehe
Trima kasih atas vote nya, gantian sy yang vote
Salam Guraruer
kreatif … guru antropologi bisa kreatif juga yaaa heeeeeee ……….. 🙂
bisa sy coba di SD sy pak … tentunya dengan mapel yang lain 🙂
iya dong pak m.subakri. selalu berinovasi dengan model pembelajaran yg selalu update. semua demi peningkatan kualitas pemblajaran di sekolah. maju terus guru di indonesia
Lingkungan diberdayakan untuk sumber dan media pembelajaran
Share tulisan saya
http://guraru.org/guru-berbagi/guru-era-baru-teruslah-berkarya/
Trima kasih atas komen nya pak Tri GP, segera saya menuju ke T.K.P bapak
jangan lupa pak vote ya artikel saya hehehe..
ijin copas ya
kami muat di majalah lokal kami
jika dimuat majalah kami kirim
mohon alamat di smskan atau whatshapp ke nomor 085645843399
AYO MENDIDIK | m. subakri
terima kasih
You must be logged in to post a comment.