TERBANG TANPA SAYAP UNTUK MENANAMKAN CINTA LINGKUNGAN (+9)
mokhamad subakri May 8, 2015satu … dua … terbang …. “aku cinta lingkungan”
Semakin hari semakin langkah saja hewan-hewan di sekitar kita. Hutanpun semakin berkurang. Membuang sampah masih bukan budaya kita. Asap rokok hampir disemua pojok negeri ini. Indonesia yang “loh jinawi toto tentrem” kayaknya bakal menjadi dongeng pengantar tidur saja. Karena negeri ini, detik demi detik mengalami penganiyayaan oleh warganya sendiri. Tidak ramah lingkungan, sembuah title yang masih pantas untuk sebagian besar orang indonesia.
Ya, kembali ke sekolah. Satu-satunya harapan negeri ini lebih baik. Tempat mendidik anak negeri ini yang nantinya melanjutkan tanah air tercinta. Sekolah bukan sekedar tempat agar anak-anak bisa baca tulis dan hitung, jauh dari itu membentuk karakter baik adalah tugas yang perlu diprogramkan. Bagaimana caranya. Tentunya Gurarues punya banyak cara untuk itu. Berikut ini cara kami menanamkan cinta dan penduli linkungan sambil belajar di luar kelas.
Asyiiik benar bisa melompat dan terbang di udara. Entah sudah berapa tahun tidak pernah begini. Namun, bersama siswaku aku bisa malukannya lagi. Anda pernah terbang tanpa sayap? Wah, rasanya luar biasa. Anda perlu mencobanya. Jika sudah merasakan pastinya akan ketagihan. Belum percaya? Anda bisa datang ke kami dan kami siap mengajarinya. Mau?
Usai UUB Kelas VI Semester Genap sengaja saya buat rehat, tidak belajar serius dulu. Sesuai permintaan anak-anak, ingin pergi ke “antrukan” istilah untuk air terjun di daerah kami. Sudah 6 tahun mengajar di SD ini, aku tidak tahu kalau ada tempat rehat yang asyik juga.
Sesuai kesepakatan kemarin, hari ini kami berangkat menuju air terjun di sebelah selatan. Usai melewati ladang, kebun salak, dan sawah barulah kami melewati jalan menurun sekitar 30 s.d. 45 derajat. Jalan yang licin tidak menyurutkan perjalalan rehat kali ini. Setelah setengah dari tebing mulai terdengar suara aliran air yang deras. Berlahan mulai nampak batu-batu besar berkeliling menutup layaknya bendungan. Serem juga daerahnya, tapi juga asyik dengan air terjun yang deras dan tinggi.
Posisi perjalanan bagian depan penunjuk jalan (4 siswa yang biasa ke tempat itu). Belakangnya siswa laki-laki, tengah siswa perempuan, baru bagian belakang 4 siswa laki-laki. Formasi tersebut jadi kacau ketika 3 siswa perempuan dan 4 siswa laki-laki bagian belakang terlambat karena membantu siswi yang kesulitan turun tebing. Ketika kami sampai di batu raksasa pertama, anak-anak sudah berhamburan di sekitar air terjun.
Sesuai kesepakatan semula. Anak-anak tidak sekedar rehat, tapi juga outbound sederhana. Kami berkumpul untuk koordinasi, Berdo’a di atas tebing, membagi tugas dan mulai outbound sederhana. Membuat yel-yel tentang lingkungan hidup, belajar berenang, makan di air, dan lompat dari tebing.

berendam dan terhanyut …. hiiiiii …. dingin….. hiiiii …. uenaaaak. bayangkan jika air ini tercemar seperti di sungai jakarta wihhh, kita tak bisa berendam lagi …. ayo penduli sungai 🙂
Kegiatan akhir yang paling seru, lompat dari tebing sungguh kegiatan yang mendebarkan. Satu persatu anak-anak melatih keberaniannya melompat dan bergaya. Tambah keren sambil melompat berteriak, “AKU CINTA ALAM”, “AKU PENDULI LINGKUNGAN” atau “MARI LESTARIKAN ALAM KITA”. Tak ketinggalan saya juga mencoba melompat, eh ternyata enak juga. Kembali teringat masa SD dulu. Ketagihan, saya melompat kembali …… Berikut ini hasilnya, menurut Anda mana yang keren?
Kalau ingin puas tentunya sulit untuk terpuaskan, namun mengingat sudah pukul 11.00 kami bergegas balik ke sekolah. Pada batu besar itu, anak-anak berhenti sejenak berdiri berjajar. Merenung sebentar atas nikmat Allah sambil ditemani angin dingin dan riak air di bawah tebing. Akhirnya kami mulai naik tebing itu lagi.
Saat lewat di depan rumah mantan wali murid, eh tiba-tiba, “Pak, niki sekedik” sebuah kresek berisi manggis dan duku jambekumbu diserahkan ke saya. “terima kasih bu :)” …. Kami meneruskan perjalanan menuju sekolah. Lumayan belajar sambil rehat menyenangkan, apa lagi biaya gratis.
Bagi yang ingin main ke sini untuk out bound atau sekedar rehat, kami siap mengantar Anda 🙂 sms ke 082325633860
sahabat sy mahasiswa ITS juga ada yang pernah ke sini, berikut ini ceritanya
klik di bawah ini
https://hafidhmind.wordpress.com/2015/04/05/si-mungil-antrukan-jombok/comment-page-1/#comment-779
“Artikel ini diikutkan dalam Lomba Menulis Guraru untuk Bulan Pendidikan berhadiah Acer One 10”
Comments (21)
reportase yang menarik Pak ! Apapun kegiatannya, melalui guru kreatif Pak M.Subakri akan jadi sebuah artikel yang menarik dan enak dibaca !
Sukses Pak guru !
terima kasih Pak Iwan Sumantri …. di sekita sekolah bapak ada yang kayak ginian? …. gmn kabar sungai di sana?
Waah, jadi ingat masa kecil saya di kampung 🙂
bagus pak, di sekolah saya jauh dari lingkungan sepertini ini
jadi ingat masa kecil saya sayang sungai di kampung pada mati ,mungkin kapan-kapan mau ke lumajang katanya ada sumber awert muda
ibu surya darma terima kasih …. emang dmn kampungnya ?
Pak Rakhmad heeee ….. ya emang, di sekolah sy di lereng gunung pak …. jadi banyak lembah dan tebing 🙂
heeee ….. masa kecil jadi hilang yang pak saleh, tau kenapa? kita kurang ramah lingkungan, pohon ditebang, mata air mati … ayo kembalikan mata air itu dengan menanam pohon seperti pak saleh lakukan itu 🙂
pemandangan alam yang indah juga aliran air yang deras serta bening sebuah anugerah Sang Kuasa untuk harus tetap kita jaga kelestariannya
Tinggalkan MATA AIR pada anak cucu kita, jangan AIR MATA
Tinggalkan MATA AIR pada anak cucu kita, jangan AIR MATA
=======================================================
filosofinya bagus banget …. tinggalkan MATA AIR 🙂
mungkin pikiran lagi mooood nih
heeeeee ….. moooooood …. lagi di mana kok bisa mooo?
Aktivitas yang menyenangkan dengan pemandangan dan suasana yang indah dan menyenangkan sehingga bisa memberikan keceriaan dan kenangan indah untuk siswa. Bisa menjadi pelajaran hidup yang mengenang dan bermanfaat.
Kegiatan yang menarik 🙂
terima kasih mas Windy Citra Negara …. namanya kok bagus banget mas …. CITRA NEGARA …. gambaran baik tentang negara 🙂
Oh keren abis pak Subakri.,Saya jadi teringat lingkungan sendiri yang juga mirip seperti yang ada di foto artikel bapak..Hutan dengan air terjunnya.,bapak tahukan Cipanas dengan Hutan Cibodasnya?Saya Vote yapak
saya tertarik dari segi kecepatan kameranya menangkap gerakan anak terbang eh loncat, pakai kamera baru nih sepertinya?? hehhehehe
@Atjih Kurniasih : bapak tahukan Cipanas dengan Hutan Cibodasnya? tidak tahu bu Atji heeee ….
pastinya lebih seruh dari foto di ata ya? trims votenya
@pak umar … heee … kamera saku sekolah pak … anak-anak yang jepret 🙂
Pembelajaran asyik pak Bakri. dulu waktu belajar biologi yang peling mengesankan ya belajar di alam seperti ini. akan teringat sepanjang hayat
bener Pak Tohib … Mustahib …. inilah yang dinamakan pembelajaran bermakna 🙂
kang martho .. di ranuyoso apa ada air terjun? 🙂
You must be logged in to post a comment.