[softskill] MEMBENTUK SIKAP HORMAT DENGAN MELIPAT JAKET GURU (+4)
mokhamad subakri May 6, 2015Nampak guru datang memasuki pintu gerbang sekolah. Seluruh siswa berhamburan menyambut kedatangannya. Berebut mencium tangan dan berusaha membawakan tas atau sepeda angiinya. Bagi yang pertama mencium tangan gurunya sorak-sorai berkata โaku yang pertamaโ. Dia bangga berjalan di samping atau belakang gurunya, berjalan sambil membawa tas atau sepeda angin gurunya.
Kejadian menarik di pagi hari ini menunjukkan kewibawaan guru dan bukti kecintaan siswa kepadanya. Guru merupakan idola yang didambakan siswanya. Kehadirannya ditunggu dan kata-katanya menyejukkan hati siswa. Pakaian dan perbuatannya sederhana dan bersahaja. Sebuah gambaran guru-guru masa itu.
Sebuah gambaran yang sering kita dapati di sekolah-sekolah era tahun 60 sampai 80an. Bagaimana sekarang di sekolah Anda?

salah satu siswa melipat baju. baru belajar melipat karena menurutnya tidak pernah melakukan di rumahnya
Bergulirnya waktu dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat membuat tidak hanya siswa, gurupun mengalami cara berfikir dan bersikap. Bagi mereka yang tidak mampu memegang teguh prinsip hidup ke timuran akan tergilas dan mengikuti gaya hidup modern yang kadang tidak sesuai dengan budaya bangsa kita.
Perubahan sikap siswa-siswi kita adalah tugas guru untuk membantu mempertahankan budaya baik tersebut. Rasa hormat siswa dan kecintaan kepada guru harus diciptakan oleh guru sendiri. Sebuah perlakuan yang terus menerus harus tetap dilakukan sampai siswa berprilaku yang diinginkan.
Tentunya di sekolah Bapak/Ibu punya trik tertentu untuk membangun budaya baik tersebut. Berikut ini salah satu trik kami agar siswa memiliki skill dan mencintai gurunya.
BERI SALAM DAN SALAMI DULU MEREKA
Ada juga sekolah yang memang tidak dibiasakan bersalaman dengan guru saat datang. Maka tugas kita yang memberi salam dan menyalami mereka. Perbuatan ini bukan merendahakan kita sebagai guru karena gengsi lebih tua. Namun memberikan teladan kepada siswa agar mereka terbiasa memberi salam dan menyalami sebagai tanda kedekatan.
Terkadang juga ada siswa yang malu mengucapkan salam dan bersalaman. Untuk itu sangat bijak jika guru memulai mendidik terlebih dahulu. Kami yakin 3 hari saja kita lakukan itu, esoknya mereka yang akan menyambut kita. Bisa dibuktikan.
MEMBAWAKAN TAS GURU
Ternyata setelah diamati, siswa kita bukannya tidak mau membawakan tas kita. Rasa sungkan dan malu adalah penyebabnya. Untuk itu guru boleh menawarkan kepada siswa untuk membawakan tasnya. Kami yakin mereka dengan senang hati dan bangga membawanya.
Penyebab yang lain adalah rasa ketakutan guru jika tasnya dibawakan siswa. Mengingat isinya tasnya bukan buku melainkan barang-barang berharga seperti dompet, Hp mahal, make up yang menor, dan barang berharga lain. Berbeda dengan guru-guru kita dulu yang isi tasnya memang alat penunjang proses pembelajaran. Benar tidak?
MELIPAT JAKET GURU
Saat masuk kelas jaket yang saya pakai tak pernah kami lipat sendiri. Secara bergilirian setiap harinya anak-anak melipat jaket yang saya gunakan. Dengan kegiatan ini siswa yang tidak biasa melipat baju di rumahnya akan ketahuan. Mau tidak mau siswa tersebut akan berusaha belajar bagaimana melipat baju. Biasanya bagi yang belum bisa akan diajari oleh teman sebangkunya.
Di rumah biasanya mereka kebanyakan tidak diajarkan hal-hal sederhana seperti ini. PR bagi kita juga untuk mendidik mereka lebih baik lagi.
Dengan kegiatan ini diharapkan siswa kita memiliki kemandirian. Selain itu membangun kedekatan guru dan siswa.
Sambil menyelam minum air. Begitulan pendidikan yang menjadi tangung jawab kita bersama guru Indonesia. Mendidik generasi 15 tahun mendatang agar menjadi generasi yang cerdas dan berahlak karimah.
โArtikel ini diikutkan dalam lomba menulis Guraru untuk Bulan Pendidikan berhadiah Acer One 10โ
Comments (7)
teringat saat di kelas kita…
saat kita bertanya “Siapa yang mau mengambilkan Tas pak Guru di kantor?”, sontak semua murid berebut ingin membantu sang guru. Budaya kita semenjak kecil suka menolong dan berbagi, namun seiring berkembanganya pertumbuhan kedewasaan anak, sikap empati seperti tsb mulai pudar…
Membaca tulisan di atas seakan membuka mata hati kita untuk berubah sikap dan ingin menyentuh hati polos anak-anak kita
Salut Pak Bakri dan Salam Edukasi
sampun kulo VOTE, ampun kesupen VOTE tulisan dalem
heeeeeeeeee …… inggih pak, dalem sampun vote sedoyo artikel panjenengan
hoooooooooo …. ingih cong, engko mareh vote sedejeh artikel be’en ๐
๐ lagi semangat nih …. pakmartho …. ๐
tas nya isinya laptop pak ….maaf dak mau takut jatuh mahal……….! gitu katanya
masih pak disekolah saya hanya ada beberapa perubahan yang sangat nampak tentang tata kromo ini juga perlu sambil diingatkan dan salam terimakasih cak martho ‘bennya’ nak kanak se tak tao apesa kasetoaan mathor sakalangkong !
Jadi ingat masa lalu…Inovatif Pak Guru !
Pak Saleh : heeee … jangan kuatir ada tambahan laptop dari ACER GURARU ๐
Pak Iwan … kalau di kota Bp apa masih ada budaya kayak ginian ๐
You must be logged in to post a comment.