Murid Pindahan (+4)
Botaksakti January 24, 2014“Ah, penakut kamu! Mustinya kamu segera bertindak! Kamu kan punya kuasa!”, sodok seorang teman. Itu dikatakannya ketika saya mengeluhkan tentang seorang anak yang sedikit ‘kurang ajar’.
Saya tersenyum saja. Orang lain memang begitu mudah berbicara seolah mereka menguasai masalah yang sebenarnya.
“Masalahnya dia itu murid kita, lho!”, saya mencoba beralasan.
“Justru itu, kalau kamu tidak segera bertindak, anak itu akan melunjak!”
Begitulah, teman saya itu terus saja mendesak agar saya segera bertindak. Apalagi, katanya anak itu ‘lurang ajar’ tidak hanya kepada saya, tetapi juga kepada beberapa teman guru yang lain. Kebetulan, saya wali kelasnya. Mungkin itu sebabnya saya yang ‘ketiban’ abu untuk ‘segera bertindak’.
Kalau menuruti nafsu kemanusiaan, bisa saja saya mengambil jalan pintas untuk anak itu. Akan tetapi, berhubung posisi saya sebagai guru, maka saya merasa harus bertindak hati-hati. Saya tidak membolehkan diri saya sendiri untuk meletup tanpa kendali. Hati-hati saya mencoba memahami apa di balik ‘kekurang ajaran’ seorang anak.
Bagaimanapun, ulah mereka itu pasti bukan tanpa sebab. Menarik bagi saya mengetahui isi benak mereka yang sebenarnya. Biasanya, bila itu terjadi ada banyak hal yang saya dapatkan. Kadang memang saya harus memperbaiki cara saya mengajar, menyederhanakan bahasa yang saya gunakan, dan beberapa lagi. Pendek kata, sampai detik ini saya belum merasa rugi dengan langkah yang saya tempuh.
Pernah suatu ketika, seorang anak bersikap begitu menentang. Segala penjelasan saya ia coba untuk patahkan. Segala cara dan pendapat ia sampaikan demi tujuan itu. Sampai suatu ketika, entah di titik mana saya lupa, tiba-tiba anak itu berubah. Pendapatnya mulai berisi, caranya menyampaikan juga mulai berubah.
Agak heran melihat perubahan anak itu, saya coba memancing seorang temannya.
“Eh, Rin, kamu tahu nggak kenapa si Anto seperti berubah gitu sekarang? Sama guru lain masih ‘kurang ajar’ nggak?”
“Iya, Pak, memang dia sudah berubah kayaknya. Pernah sih cerita, katanya ia merasa gagal memancing kemarahan Bapak. Konon, di sekolahnya yang lama, guru-gurunya cepat marah kalau ia bertanya yang aneh-aneh. Itu pula yang kemudian membuatnya pindah!”
Oh, jujur saja, saya belum pernah mendengar cerita itu. Rupanya, memang ada sesuatu yang membuatnya pindah. Itu tidak seperti yang dikatakan sewaktu masuk dulu. Konon, kata orang tuanya, anak itu pindah ke sekolah saya karena mengikuti orang tuanya yang juga pindah dari Bangka ke Jakarta.
Saya tertegun. Benar kata orang, di balik kenakalan seorang anak boleh jadi tersimpan sebuah potensi. Tugas kita, guru dan orang tua, mengarahkan mereka untuk mengartikulasikan potensi itu dengan cara yang baik. Menanggapinya dengan kemarahan, agaknya bukan jalan terbaik.
Comments (18)
Hoer saya sudah menemukan pontensi itu.. mari kita kembangkan untuk kepentingan bersama.
Hayuk, siapa takut?
Menemukan potensi siswa adalah seninya mendidik. sulit, tapi disitulah tantangannya…
Anak yg berpotensi sebagian cepat kecewa jika mereka tak bisa menyalurkan potensinya. Mereka bisa sukses, bisa juga gagal, bergantung pada proses. Arahan orang tua dan guru yg tepat Insya Allah tak membuat mrk gagal. Ayo kita bina mrk. Salam perjuangan.
Diperlukan siasat menggali potensi diri siswa dengan pengetahuan yang cukup
Tanah-pun kalau digali banyak hal yang akan kita temukan: ada cacing, ada batu, ada air, ada emas (mungkin) hanya menggalinya perlu ilmu dan kesabaran dan tidak mudah terpancing marah
Bu Sri: selamat kalau begitu, Bu. Maju terus! Tks, salam!
Pak Toha: dan bukan sekedar mengajar, ya Pak 😀 Apalagi menghajarrrrrrrrrr……..hahahahaha. Tks, salam!
Bu Etna:betul, Bu. Salah kita menangkap pesannya, bisa jadi bumerang 😀 Tks, Bu, salam!
menghajar juga perlu pak, hajarrrr habis sifat negatifnya 😀
haahahaha……tapi gak perlu pakai linggis, kan? 😀
Pak Subhan: hahaha…begitulah, tak perlu menari di atas gendang orang lain 😀
daripada nyindir mending terang-terangan aja bro
hahaha……boleh kan masing-masing punya gaya? 😀
jadi guru itu yang sabar ya pak agar tetap sehat
Sehat jasmani dan rohani biar panjang umur dan awet muda:D maunya tuh
Pak Rudy: lha kok malah menasihati saya hahahahahaha, bukannya saya menasihati Njenengan? #kabursambilngakak
nggak nyetrum pak nasihatnya
hahahaha…….perlu sutet? :D#nambahpoinyuk
tiap anak dilahirkan genius … termasuk mas VS anak apa bapak ya?
You must be logged in to post a comment.