Menyoal Profesi Guru (0)
Supadilah S.Si December 10, 2020Menyoal Profesi Guru – Assalamu’alaikum. Selamat malam. Semoga pembaca dalam keadaan sehat. Aamiin. Semoga berkenan membaca artikel saya ini.
Di dunia ini ada dua profesi, guru dan bukan guru. Setiap profesi tidak lepas dari peran guru. Orang hebat ada andil dari guru. Jadi presiden juga karena peran guru. Begitu mulianya seorang guru.
Sekaligus, guru adalah pekerjaan yang berbahaya. Salah dalam mengajar, bisa dikenang seumur hidup. Salah memberi ilmu, bisa mengakibatkan kerusakan. Jika seorang dokter salah mendiagnosa, hanya satu nyawa yang terkorbankan. Namun jika guru salah mendidik, bisa membuat seseorang menghilangkan puluhan bahkan ratusan nyawa manusia.
Dewasa ini profesi guru mendapatkan tantangan. Adanya orang tua yang menkritik bahkan mencela tindakan guru kepada siswa ketika memberikan teguran dan hukuman. Dengan dalih menyinggung HAM, tidak boleh melakukan ini itu. Membuat guru hati-hati dan serba salah.
Setiap kita tidak lepas dari peran guru. Ho Chi Min mengatakan, ‘No teacher, No Education’. Guru sebagai aktor utama pendidikan. Tanpa guru, tidaklah berarti pendidikan.
Pendidikan sebagai sarana memperbaiki kondisi diri, keluarga, dan masyarakat bahkan negara. Pendidikan merupakan salah satu pemutus rantai kemiskinan. Di banyak daerah, tingkat perekonomian sebanding dengan tingkat pendidikannya. Begitu pula, negara maju karena menghargai pendidikannya. Hal ini berarti menghargai gurunya pula.
Di negeri kita, penghargaan kepada sosok guru mengalami fenomena pasang surut. Kadang naik, kadang turun. Dewasa ini, langka orang tua yang benar-benar menyerahkan sepenuhnya proses pendidikan pada guru. Kadang guru dicerca karena melakukan tindakan yang dianggap tidak sesuai dengan cara orang tua mendidik.
Pergeseran dan multitafsir makna tindakan mendidik menjadi guru ekstra hati-hati melakukan tindakan. Bahkan guru cenderung parno dengan ketakutannya. Khawatir salah, khawatir melanggar HAM. Sehingga ini yang cenderung membatasi langkah guru sebagai upaya mendidik anak. Bukan guru anti kritik, namun kalau pun benar-benar melakukan hal yang menyimpang, wajar jika guru dikritik atau dihakimi.
Seorang guru adalah pelita bagi anak. Gelap atau terangnya hati siswa tergantung intensitas cahaya yang dicurahkan guru. Penelitian mengatakan bahwa pembelajaran yang dikenang siswa adalah hal yang berkaitan tentang psikomotorik. Pengalaman di dalam kelas atau diluar kelas, itu yang bakal membelas dalam benak siswa. Kesan mendalam bagi seorang siswa akan dikenang adalah pengalaman tak langsung non-materi belajar. Refleksinya pada kita.
Kita mungkin masih ingat dengan baik pengalaman ngaliwet bareng, olahraga, nyanyi bareng, atau jalan-jalan. Hampir tidak ingat lagi tentang materi-materi yang diajarkan di dalam kelas tertulis di papan atau tercatat dibuku.
Supadilah. Seorang guru fisika di Rangkasbitung, Lebak, Banten. Menyukai literasi dan dunia mendidik. Bercita-cita menjadi guru yang semakin baik mengajar dan mendidik.
Comments (12)
Setidaknya beberapa bulan ini orang tua merasakan betapa repotnya ngajarin anak belajar dirumah. Padahal cuman ngajarin anaknya sendiri, satu atau dua anak.
Itu ga seberapa dibanding beratnya seorang guru mengajari puluhan anak bahkan ratusan, itupun bukan anak sendiri.
Semoga kedepan para orang tua lebih bisa memposisikan diri dan dapat berkolaborasi dengan guru dalam mendidik anaknya.
Yang lebih bikin greget pengen gigik orang, adalah beberapa perkataan tentang guru akhir2 iji, “enak jadi guru, ga ngajar, libur tapi digaji” pengen rasanya saya suruh orang itu gantikan posisi seminggu saja
Wah. Ada juga ya Bu. Makin berat juga ya
Guru emang pekerjaan yang nggak mudah. Karena menghadapi banyak anak yang banyak karakter nya pula
Aamiin
Apalagi di masa pandemi ini tentu tantangannya makin besar pula.
Y. Benar Bu
Semoga guru terus bertambah sabarnya
Aamiin
Tugas guru emang berat pak 🙂
Luar biasa ya Pak. Para guru pasti mengalaminya.. hehe
Sesuai dengan kenyataan
You must be logged in to post a comment.