Libur Bukan Tidur (+8)
M. Rasyid Nur January 31, 2014HARI ini, Jumat, 31 Januari 2014 adalah hari pertama tahun baru Imlek. Orang Tionghoa menyebut Tahun Baru Imlek atau kita kenal juga sebagai tahun baru China. Kalau dulu, sebelum Gusdur menjadi presiden tidak ada libur resmi untuk Tahun Baru Imlek tapi kini sudah berubah. Sekarang sudah ditetapkan oleh Pemerintah bahwa Tahun Baru Imlek juga libur nasional. Itulah libur Imlek.
Di Karimun, Kepri umumnya, seperti juga di daerah-daerah lain yang komunitas Tionghoanya cukup ramai libur Imlek cukup berpengaruh. Terasa sekali libur ini berpengaruh pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Lihatlah kesibukan di jalan-jalan cukup ramai. Malam tadi, sebagai malam tahun baru bahkan di tempat-tempat tertentu diadakan persembahyangan oleh komunitas Tionghoa khususnya di klenteng-klenteng yang ada. Ada juga yang mereka lakukan di rumah-rumah sendiri. Dengan ritual tertentu, mereka menutup acaranya dengan pembakaran kembang api. Suara kembang api yang menyerupai bunyi marcon memekakkan telinga itulah yang membuat suasana imlek terasa keberadaannya.
Begitu pentingnya tahun baru ini, pihak kepolisian juga membuat kesepakatan-kesepakatan melalui sebuah pertemuan antar pemuka agama beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan yang diprakarsai oleh Kapolres Karimun itu, hadir Ketua MUI Kabupaten Karimun yang kebetulan juga Ketua FKUB. Beberapa tokoh lintas agama juga hadir. Dan pada kesempatan itu dibuat semacam pernyataan bersama perihal keamanan bersama dalam perayaan Imlek.
Bagi non Tionghoa, libur Imlek juga ikut menikmati libur resmi dari Pemerintah ini. Sekolah-sekolah libur. Begitu juga kantor-kantor Pmerintah dan swasta lainnya. Lalu apakah masyarakat non Tionghoa akan tidur saja? Terutama para siswa atau guru akan berdiam diri sajakah di rumah? Tentu saja tidak. Ada banyak yang dapat dilakukan.
Pekerjaan rumah yang ketika sekolah atau hari tak libur, belum dapat dikerjakan, justeru inilah kesempatan melakukannya. Hari Libur ini tidak elok kalau hanya dipakai untuk istirahat saja. Biarlah saudara-saudara Tionghoa kita melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamannya, sementara kita yang mendapat kesempatan berlibur, mari tetap melakukan aktivitas lainnya.
Pokoknya banyak aktivitas yang dapat dilakukan. Jika pun tidak sempat keluar kota untuk berlibur, pekerjaan di rumah juga sangat banyak menanti kita. Pokoknya, libur ini bukan untuk sekadar istirahat belaka. Bagi aktivis dan penulis, kesempatan libur imlek justeru adalah waktu yang baik untuk terus menulis. Tulisan ini hanyalah sekedar mengingatkan bahwa kita memang tidak liburnya untuk menyampaikan apa saja.***
Comments (12)
Setuju Pak M. Rasyid : Libur Paling Asyik
Libur membuat saya ada waktu untuk menulis dan berbagi
Keep spirit terus berbagi
🙂
Libur kerja bukan berati libur menulis. Terimakasih Pak.M Rasyid
Benar pak Rasyid, nih lagi menulis juga, hehe. Thx, salam takzim.
libur beres-beres rumah yg habis terkena banjir, hehehe
salam
omjay
Benar, Pak Tri, waktu libur kita punya waktu yang agak lebih untuk kerja-kerja ekstra seperti menulis, misalnya.. Semoga waktu libur hari ini, selain menulis juga bisa dapat menyelesaikan pekerjaan lain. Terima kasih, Pak Tri atas komentarnya.
Siip, Pak Namin. Pasti itu, libur akan ada waktu lebih untuk menulis, hehe. Guraru akan semakin semarak dengan berbagai tulisan sekaligus bertambah banyak bacaan para guraruers. Salam, Pak.
Libur ? saya lagi nyari coint ..he..he..he…
skrg (jumat pkl 19.00 wib) lagi perjalanan menuju solo balapan …. enak juga ya naik kereta 🙂
walaupun sampainya pkl 01.00 wib sabtu
Cikgu Namin, aktivitas itupun dilakukan oleh sayatidak ada kaliamat “Libur Bukan Tidur” tapi Lembur, biar terhibur, makmur, panjang umur.
Ehmm, asyik, Bu Etna, pastilah tulisannya enak dibaca. Cepat-cepat ditayang di Guraru, hehe. Salam, Bu.
Gitu, dong Om Jay…ini kesempatan emas untuk bersih-bersih bekas banjir. Saya bayangkan lumpur dan bekas becek di sana-sini. Hitung-hitung olahraga, hehe. Ok, selamat membersihkan. Salam kompak selalu.
Hohow, selamat menikmatinya, Pak Sudarma. Jangan lupa laporan pandangan matanya, nanti. Ok, salam sukses selalu.
Kalau perlu sampai mendekati pintu kubur, Bu Sri. Nanti, enaknya tinggal makan bubur. Habis gigi-gigi sudah pada kendur. Terima kasih, Bu Sri komentar inspiratifnya. Salam hormat selalu.
You must be logged in to post a comment.