Jangan Buang Air Minum di Tempat Sampah! (+2)
Muhammad Nur'alim November 19, 2013Saya sering melihat siswa-siswi saya yang tidak menghabiskan minumannya. Setelah mereka membeli minuman di kantin, lalu diminum. Ada yang dihabiskan ada pula yang tidak dihabiskan. Entah karena alasan apa mereka tidak menghabiskan minumannya. Ada yang mengaku sudah kenyang, ada pula yang mengaku tidak enak. Padahal, menghabiskan air minum itu sangat baik untuk kesehatan, karena dokter sering menganjurkan agar kita mengonsumsi minuman yang banyak, terutama air putih.
Siswa yang tidak menghabiskan minumannya, kemudian membuang ke tempat sampah. Saya jadi berpikir, bisa-bisa tempat sampah menjadi basah dan menimbulkan potensi bau tak sedap. Apalagi tempat sampahnya tertutup di sisi bawah dan samping. Hanya di bagian atasnya saja yang dapat dibuka. Dapat dipastikan air minum yang tadi dibuang tidak akan bisa pergi ke mana-mana.
Melihat hal itu, saya teringat salah satu sifat air dalam pelajaran IPA saat masih SD. Bukankah air itu meresap ke dalam tanah. Air juga meresap melalui celah-celah kecil.
Saya pun mulai mengajarkan sesuatu yang berbeda kepada mereka. Sebelum dibuang ke tempat samah, agar air minum (yang tidak habis) disiramkan terlebih dahulu di tanah. Setelah seluruh air minum tersiram ke atas tanah, barulah plastik bungkus minumannya dapat dibuang di tempat sampah.
Bisa juga air minum (yang tidak habis) disiramkan ke pohon yang ada di sekitar sekolah. Agar lebih bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya. Mungkin kita tidak membutuhkan lagi minuman itu, namun, akan lebih bermanfaat bagi pohon.
Beberapa siswa pun tampak ada yang mulai melakukan kebiasaan ini. Meski kebanyakan dari mereka masih terbiasa dengan kebiasaan lama.
Semoga bermanfaat.
Salam berbagi.
Comments (9)
Benar pak Nur’alim, terima kasih telah mendidik karakter siswa secara terpadu. Insya Allah perbuatan yang baik dan benar itu lambat laun dicontoh yang lain. Salam perjuangan pak, saya vote artikelnya.
Sepakat Pa Nur’alim. Sebaiknya sebelum tempat minumnya dibuang, airnya dibuang terlebih dahulu. Dan gurulah yang pertama harus mencontohkan hal tersebut agar dapat ditiru oleh anak
@Bu Etna; Terima kasih vote nya bu…
@Pak Ramdhan; Terima kasih pak… Kita sebagai guru perlu memberikan contoh yang baik….
keren. Kepekaan yang luar biasa. Saya belum bisa sampai ke situ. Salam!
Alhamdulillah
kebiasaan yang sama sejak ngajar di sekolah lama, SD Islam Tompokersan Lumajang Full Day School
tahun 2006 dulu kami sudah begitu Pak … di SD desa sekarang tetap kami coba meski harus sering mengingatkan
🙂
oh iya lupa, sy vote up untuk ide kreatifnya Pak
ramah lingkungan
Terima kasih pak Botaksakti.. Hanya melakukan hal kecil saja. Semoga lebih bermanfaat
Terima kasih Vote nya pak Subakri..
Memang benar, kita harus sering-sering mengingatkan siswa. salah satunya saat banyak siswa yang tidak merapikan pakaiannya. Baju yang mestinya dimasukkan ke dalam celana, masih banyak yang tidak dimasukkan. Perlu sering mengingatkan.
You must be logged in to post a comment.