“Guru kok nabung?” (+5)
Botaksakti May 29, 2013Hari Jumat lalu, saya dan teman-teman guru berkesempatan refreshing ke pantai Pangandaran, Ciamis. Perjalanan selama 10 jam kami tempuh dengan berguncang-guncang dalam sebuah bus. Sepanjang perjalanan itu, suasana penuh canda tawa, bernyanyi-nyanyi dan seolah kami benar-benar lepas dari segala beban. Bagaimana tidak, siswa kami baru saja lulus 100%. Sebuah hasil yang mungkin tidak perlu dibanggakan tetapi cukup disyukuri saja.
Ketika saya mengupload sebuah gambar ke FB saya, seorang siswa bertanya,”Biayanya dari mana, Pak?” Mungkin siswa tersebut meraba-raba, jangan-jangan kami menggunakan uang mereka. Wajar memang, sekolah kami swasta jadi peran siswa sumber keuangan cukup dominan.
“Tabungan. Guru-guru kan menabung!”, jawab saya singkat. Dan memang begitu adanya. Kami sama sekali tidak menggunakan uang yayasan yang notabene dari siswa. Kami menabung setiap bulan. Dan nyatanya, dengan sedikit kesabaran, keinginan kami bisa terpenuhi.
Lewat gerakan menabung yang kami jalankan, kami para guru ingin mencontohkan kepada para siswa bahwa untuk mencapai sebuah keinginan butuh proses dan kerja keras. Kami tidak mau mengambil jalan pintas menggunakan uang dari anak-anak, sekaligus ingin menunjukkan bahwa kita tidak boleh menggantungkan diri kepada orang lain. Dengan kata lain, kami ingin menularkan kemandirian.
“Plesiran” dengan biaya sendiri, nyata-nyata sangat menyenangkan. Kami tidak terbeban apapun. Keindahan suasana maupun pemandangan sepanjang perjalanan bisa kami nikmati dengan sempurna. Kemeriahan dan keakraban antar rekan guru begitu terasa.
Kegiatan seperti ini sepertinya penting. Setelah hampir satu tahun bergulat dengan kegiatan akademis, berdekat-dekat dengan alam, meninkmati pantai, dan khususnya objek wisata Green Canyon-nya Indonesia, sungguh sangat menyegarkan jasmani dan rohani. Penat yang membekap fisik dan otak kami, lenyap begitu saja begitu bertemu dengan keindahan karya Tuhan. Lagi-lagi, keindahan tempat-tempat itu berhasil mengusik kesombongan kami sebagai guru dan kembali menyadarkan bahwa guru bukanlah siapa-siapa. Guru tetaplah makhluk lemah dan kecil. Maka, tak ada gunanya guru ‘sombong’ di depan siswa-siswanya. Mudah-mudahan, ini membuat kami kembali menjadi guru yang sebenar-benarnya guru, yaitu yang penuh kerendahhatian, kesabaran, dan perhatian terhadap orang lain, dalam hal ini siswa-siswa kami.
Dan sebagai oleh-oleh untuk rekan-rekan Guraruers, bersama tulisan ini saya sertakanΒ sebuah “Pagi Indah di Pangandaran” seperti dalam gambar di atas. Salam!
Comments (15)
Guru yang baik hati dan rajin menabung, Catatan Guru si Boy π
Semangat paak untuk terus menabung dan memiliki investasi di masa mendatang hingga masa tua tiba
nyiahahaha…….maklum……guru yang duitnya gak seberapa π
Siluetnya foto mas bro mirip Gubernur Jawa Tengah tahun lalu π
hahaha…..masa, sih, tapi keknya saya lebih gimana gitu hahahaha
Disaat Pak Botaksakti dkk sudah menikmati indahnya alam dengan hasil tabungannya sendiri, saya dan teman2 justru masih ‘berdebat’ ttg dimana lokasi jalan-jalan yang akan dikunjungi yang juga didanai tabungan kami sendiri. Ahhh…jadi pengen buru-buru jalan-jalan juga nih! hehe…! Eh iya, saya sepakat jika kemandirian sedini mungkin harus ditanamkan kepada anak didik kita agar mereka tidak memiliki mental ‘tangan di bawah’. Salut! π
kapan ya Guraru ngadain jalan-jalan…..hahaha….! Yup, dan guru harus mencontohkan π
saya bingung pak, malah ngga punya tabungan untuk jalan-jalan, tabungan saya untuk beli gadget, kamera, laptop, de el el π
itu cukup buat modal backpacker (salah gak sih nulisnya?) hehehe
@Rudy Hilkya: nahh…barang2 yang Pak Rudy sebutkan tadi juga very important koq buat guru terutama utk mendukung keberhasilan pembelajaran. So, masih banyak cara koq agar kita bisa jalan2 asal niat yang kuat aja..hehehe…! π
http://taufikibrahim.wordpress.com/
@taufikibrahim : iya pak, cuma niat saya lebih kuat beli barang dibanding jalan2 heheh, jalan2 bisa sambil lewat pas beli gadget wkwkwk
wah..wah…selamat datang di Jawa barat Pak…seru-seru. nanti kalau sudah saya rekomendasikan ke Ujung genteng Sukabumi. hahaha…jadi inget waktu tingkat akhir SMA senang dengan buku ” SAVE or Sorry!!! hahaha ayo nabung duit. dan seterusnya nabung Pahala π
Pak Taufiq dan Pak Rudy kapan ke Jawa Barat? Mari Liburan. dan Liburan terusss π
Ujung Genteng………rencana tahun depan. Insya Allah!
Wahhh..kayaknya momen liburan nanti jgn sampe terlewat nihh dan tentunya sambil ber-gadget ria…hehe…betulkan Pak Rudy n Pak Okky! π
wah iya Pak Taufiq..dulu saya sempat realtime guraru Pas ke Ujung genteng bersama anak-anak. karena saya HP-nya belum smart. masih monokrom. jadinya harus membawa Netbook IBM ThinkPad yang jadul.. hahaha tapi seru di Retweet sama Pak Sawali hehehe π
Pak Okky Pak Taufik, saya catat dulu daerah yang dikunjungi dengan biaya sendiri yang penting kontak terus jalan agar koordinasi lancar hehehe .. maklum dari tengah hutan kalo ke daerah lain tu bisa sering nganga
You must be logged in to post a comment.