Dua tahun terakhir kita semua dimudahkan oleh teknologi, termasuk dalam proses pembelajaran. Namun, semakin kesini, kita semakin sadar bahwa teknologi tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar. Situasi pandemi ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan.
Di sisi lain, tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi kita semua untuk bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21. Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Prof. Rhenald Kasali menegaskan institusi pendidikan nasional harus bersiap menghadapi hadirnya gelombang perubahan.
Yang patut diwaspadai juga saat ini, menurut Prof. Rhenald, adalah jangan sampai output pendidikan nasional menghasilkan lulusan useless generation artinya institusi pendidikan hanya menghasilkan lulusan yang tidak bisa bekerja. Generasi yang tidak bisa berkarya, berinovasi dan memiliki kompetensi ini harus menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan.
Prof. Rhenald Kasali menjelaskan ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjawab tantangan tersebut. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah kolaborasi antara anggota keluarga. Mulai dari pendidikan untuk anak usia dini, dimana perlu diciptakan suasana bermain di rumah sehingga anak tidak tertekan.
Prof. Rhenald Kasali juga menyinggung soal pentingnya dongeng. Ia mengatakan, dongeng yang diceritakan oleh orang tua menjadi penting untuk mengembangkan imajinasi anak. Selain itu, orang tua sebaiknya tidak memarahi anak ketika sulit belajar. Sebab, masing-masing anak memiliki cara belajar sendiri, seperti ada yang bisa fokus dengan gambar namun ada pula yang fokus dengan tulisan.
Sementara itu, psikolog dan pendidik Najelaa Shihab menjelaskan setiap guru pasti dituntut untuk meningkatkan kompetensi. Tantangan di era digital membuat guru harus bisa berempati pada muridnya. Komunikasi bisa lebih efektif, guru bisa melihat kebutuhan dan bisa mendengarkan murid. Jika di dalam kelas gurunya hanya satu arah misalnya, berarti proses pendidikan sudah tidak relevan dengan yang dibutuhkan masa depan.
Sehingga, guru harus memiliki kemampuan refleksi. Bukan hanya sekadar memberikan nasihat dan menyuruh anak murid untuk menghafal. Dengan begitu, proses pendidikan akan bisa tercipta dengan maksimal. Sebab pendidikan bisa mengantar perubahan di level individu. Apalagi di level bangsa. Jembatan perubahan sebuah negara dari negara berkembang menjadi negara maju itu adalah karena pendidikan.
Halaman selanjutnya Makin Canggih, Ini Rekomendasi Penggunaan Teknologi Dalam Pendidikan.
Guraru.org merupakan inisiatif Acer Indonesia untuk pendidikan melalui peningkatan literasi IT di kalangan guru-guru. Komunitas online Guraru merupakan wadah untuk berbagi para guru agar melek teknologi dan saling meningkatkan kompetensi di bidang masing-masing. Komunitas Guraru dimotori oleh guru dari berbagai kalangan. Selain itu, Guraru.org juga didukung oleh kontributor dari kalangan pendidik, praktisi pendidikan, psikolog, serta konsultan pendidikan.
Hubungi kami untuk mengetahui informasi lebih lengkap.
Referensi: https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/21/02/2019/najelaa-shihab-punya-tips-bagi-guru-di-era-digital/
1 thought on “Belajar Dari Para Ahli, Berikut Tips Yang Bisa Diterapkan Oleh Guru.”
Pingback: Makin Canggih, Ini Rekomendasi Penggunaan Teknologi Dalam Pendidikan - Guraru