Belajar dari Anak-anak (+3)
Surya Darma May 7, 2015Menjadi guru itu, banyak senangnya. Senang ketika melihat anak didik dapat memahami apa yang diajarkan, melihat mereka berubah menjadi lebih baik, melihat kreativitas mereka dalam bermain, mengatasi permasalahan, beradaptasi, berkelompok, berdiskusi, dan sebagainya.
Hal itulah yang terkadang membuat saya berfikir, yang belajar itu sebenarnya siapa? Saya, atau mereka? Karena kenyataannya, saya memang guru yang mendidik mereka, tapi justru sayalah yang banyak belajar dari mereka.
Suatu ketika, saya dapati dua orang anak didik saya di kelas 3 bertengkar. Β Hebat betul pertengkarannya. Ujung-ujungnya saling cakar. Melihat kondisi waktu itu, seolah mereka tak akan saling memaafkan.
Usut punya usust, ternyata yang satu asyik menggambar. Satunya datang, mencoret-coret gambar temannya. Dikiranya tak mengapa, rupanya yang punya gambar tak terima.
JEDUAK!
Sebuah tinju mendarat di dada yang mencoret tadi. Merasa tersakiti, yang ditinju balas mencakar. Jadilah mereka, cakar-cakaran.
Saat saya datang menengahi, masing-masing membela diri.
“Dia nyoret gambar saya!”
“Dia nonjok dada saya!”
Setelah diberi penjelasan, mereka pun menjadi paham, lantas saling bermaafan.
“Maaf ya, saya udah nyoret gambar kamu.”
“Iya. Saya juga minta maaf, udah nonjok kamu.”
Kaku kah mereka setelah pertengkaran itu? Ternyata tidak. Tak sampai dua menit kemudian, mereka sudah terlihat asyik bermain catur. Ah, anak-anak. Bandingkan dengan orang dewasa. Sekali bertengkar, lama sembuhnya. Masih menyimpan ganjalan, kendati sudah saling memaafkan.
βArtikel ini diikutkan dalam Lomba Menulis Guraru untuk Bulan Pendidikan berhadiah Acer One 10β
Comments (6)
YA … anak-anak, bermain ya belajar … belajar ya … bermain π
tak ada dendam dan dengki semu bersahabat π
Iya, Pak. Dunia anak memang seru. Sebagai guru, saya banyak belajar dari mereka. Terimakasih sudah membaca π Salam kenal π
Itulah anak-anak
Tulisannya asyik ..padat singkat dan penuh makna
Dunia anak penuh dengan karakter kejujuran dan tanggung jawab…perlu di tiru dan dikembangkan buat para GURARU Nih!
Terimakasih, Pak Umar Tholib. Alhamdulillah, kalau ada makna yang bisa diambil dari tulisan saya π
Betul! Salam GURARU, Pak Iwan Sumantri π
You must be logged in to post a comment.