Ayo dinalar sayang …. (+5)
Bu Etna @gurutematik February 24, 2014Selamat Siang Guraru. Siang ini sambil menunggu di mulainya home schooling, saya duduk di depan laptop dan tersenyum saat ingat kata-kata “Ayo dinalar sayang ….” Ehmm ternyata para mantan siswa yang menyapa di socmed katanya selalu ingat bahwa 3 kata atau 2 kata terdepan itu yang membuat mereka suka belajar kimia. Sedang saya sendiri menyukai 3 kata itu hingga melekat di hati, sebab selalu diucapkan oleh guru kimia yang menjadi idola saya, almarhumah ibu Mardiyah. Terima kasih ibu, jasamu tak mungkin saya lupakan. Terimalah beliau di sisiMu ya Allah, berserta amal ibadahnya dan ampunilah semua dosanya, amin.
(Bu Mar mirip bu guru di atas, hehe maaf)
Sejak belajar kimia di SMA, saya sangat tertarik pada cara mengajar bu Mar. Beliau selalu memulai pelajaran dengan hal-hal yang ada di sekitar kita. Keinginan belajar makin besar, sebab beliau selalu bertanya tentang apapun yang kami alami, atau hal-hal yang pernah kita lakukan namun lupa. Kadang beliau bertanya tentang bahan-bahan yang ada di sekitar kami yang tak pernah kami pikirkan.
Bimbingan untuk memahami sesuatu, oleh bu Mar selalu dilakukan dengan sabar. Beliau tak keburu menjelaskan konsep abstrak, namun memancing pikiran kami dengan urutan pertanyaan yang beliau sampaikan secara spontanitas pada diskusi kelas. Ketika terjadi macet, beliau mengubah pertanyaannya menjadi mudah dan kami dapat menjawab. Kemudian beliau menuntun kami hingga sampai pada teori abstrak.
Setelah kami mampu menjelaskan tentang konsep tersebut, beliau meminta kami untuk memberikan contoh lain dalam kehidupan yang berbeda dengan contoh awal. Apabila sebagian dari kami berdiam diri, tidak aktif diskusi atau menulis sesuatu, beliau dengan energiknya langsung mendatangi kami dan tahu-tahu sedah hadir di dekat bangku. Ibu ini sungguh luar biasa, saya selalu mengenangnya.
Seringkali bu Mar mengatakan:”Ayo dinalar sayang ….”
Kami selalu terpingkal ketika itu, sebab bu Mar berteriak keras dan mimiknya lucu sekali. Tidak hanya itu, ada saja yang beliau lakukan. Kadang berjalan secepat kilat, tahu-tahu sudah di belakang bada siswa dan ditanya sesuatu yang mudah sekali. Sebenarnya kami dapat menjawabnya. Namun setelah menjawab, beliau selalu bertanya lagi yang agak sulit dan ketika kami bisa, selalu diminta untuk menuliskannya di papan. Sebenarnya ini suatu kesempatan baik, namun teman-teman kadang tak mau melakukannya, Kata mereka khawatir ditanya teman dan tak bisa menjawab. Tak ambil resiko, kata mereka. Ini sih hanya terjadi ketika kelas I, belum penjurusan. Inilah yang membuat bu Mar jengkel, gemes, dan kalau sudah begitu beliau mencubit kami, he he he.
Dari siswa sekelas, ada 5 siswa yang sering mengerjakan di papan, salah satunya saya. Saya mungkin amat suka cara beliau, hingga sampai sekarang ternyata cara mengajar saya sepertinya seperti beliau. Pernah beliau mengatakan:”Ayo anak-anak, kalian harus terus berlatih nalar, nalar, nalar. Nalar kalian harus panjang.”
Pernah di bangku saya bertanya pada bu Mar.
“Bu, apakah cara ibu memanjangkan nalar kami itu dengan bertanya terus menerus? Ketika kami sudah menjawab, ibu bertanya lagi berdasarkan jawaban dan begitu seterusnya hingga kami paham pada konsep yang dituju. Begitukah bu?”
“Benar sekali Etna, begitulah caranya. Nanti kalau nalar kalian sudah panjang, kalian bisa menalar sendiri setiap masalah tanpa bantuan ibu.”
Hal yang saya sukai dalam belajar kimia ini adalah cara bu Mar membimbing kami melalui teknik bertanya, dari contoh-contoh dalam kehidupan yang menjadi tema, menuju ke konsep abstrak dengan tidak terasa. Setelah itu kami mampu memberi contoh lain dan kami dilatih pula membuat skema atau peta dari beracam konsep yang menyatu pada tema awal. Sungguh tak dapat dipungkiri kalau pembelajaran ini sudah tematik integratif. Subhanallah.
Comments (11)
Sungguh beruntung Bunda Etna punya “model” Bu Mar seorang sosok guru yang mengajak bernalar siswanya. Dan ternyata dgn Kurikulum 2013 lewat pendekatan scientificnya, model “Ayo bernalarnya” Bu Mar sungguh abadi dan punya tingkat keterpakaian yang tinggi. Doa saya juga terpanjat buat Bu Mar! 🙂
Amin ya rabbal alamin. Iya pak Taufik. Itulah sebabnya saya tak mungkin bisa lupa. Setiap mengajar saya selalu teringat beliau. Hehe. Thx responnya, salam sukses dan sehat selalu.
ternyata beliau lah inspirasi ibu jadi guru kimia ya?
Iya pak Toha. Beliaulah yg menyuruhku jadi guru kimia. Bpk punya guru idola? Hehe. Thx responnya. Salam inspirasi.
ada bu, waktu SMP guru sejarah kebudayaan islam, waktu SMA guru kimia dan fisika, banyak sih sebenarnya, tp itu yang paling berkesan
Ehmm senang ya pak, ketika kita ingat beliau dan dpt mengikuti jejaknya. Apalagi ketika tahu murid kita juga mengidolakan kita. Hehe GR. Sebenarnya senang ya ketika kita bisa chat spt ini. Plg tdkcsaya merasa termotivasi oleh bpk dan ingin menulis lagi agar bpk mampir lagi. Hahaha berharap gpp kan ya? OK thx 4 all.
hahaha.. iya bu, tapi saya sih baru netas jadi gurunya, jadi masih mentah pasti belum pantas kalo jadi idola siswa :D, sementara chat di komentar saja bu, sambil colek admin guraru hehe,, tulisan ibu menarik, selalu mengundang untuk berkomentar
Ah pak Toha bisa saja, jadi tersanjung nih. Mungkin kita ada miripnya nih. Apa ya, cara ngajar, atau selera tulisan, atau … ehm apa ya hehehe. Ayo bpk nulis agar saya bisa respon. OK deh hari makin malam, nih smua dah pd tdr. Met malam. Salam menulis.
Memang Inspirasi menjadikan kita menjadi lebih semangat untuk terus berkarya.Terimakasih Bunda Etna..
Iya pak Namin, begitulah. Saya saat ini sdh mulai fokus pd branding pak, gurutematik, hehehe. Thx 4 all. Salam inspirasi.
Pak Namin, yang menginspirasi saya hingga tetap semangat untuk terus berkarya adalah tentang pembelajaran tematik integratif pada kurikulum 2013 dan saya guakan untuk branding, sebenarnya telah sejak dulu dilakukan oleh guru dalam mendidik bangsa, namun tak menyeluruh. Sekarang telah ditegaskan, Insya Allah lancar dan sukses. Thx pak supportnya.
You must be logged in to post a comment.