Pendidikan yang terus berkembang telah melahirkan banyak metode atau model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam mendidik siswa. Salah satunya yakni model pembelajaran Student Centered Learning atau dikenal juga dengan sebutan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Model pembelajaran satu ini selaras dengan Kurikulum Merdeka, yang merupakan kurikulum terbaru di Indonesia, sehingga sangat cocok untuk diterapkan dalam kurikulum tersebut. Apa itu student centered learning? Lalu, seperti apa contoh penerapannya dalam Kurikulum Merdeka?
Pengertian Student Centered Learning
Student centered learning adalah metode pembelajaran yang berfokus pada siswa dengan tujuan untuk meningkatkan serta mengembangkan kemampuan kritis peserta didik, sehingga peserta didik dapat menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini umumnya dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
Tujuan utama dari model pembelajaran yang berpusat pada siswa ini adalah untuk mengembangkan kualitas peserta didik dari berbagai aspek, seperti kreativitas, kepemimpinan, berpikir kritis, hingga kemampuan komunikasi. Dengan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa ini, guru dapat lebih mengenali siswa secara lebih mendalam dan menentukan konsep pembelajaran yang lebih sesuai dengan masing-masing individu.
Karakteristik atau Ciri-Ciri Pembelajaran Student Centered Learning
Student centered learning memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri khusus, di antaranya yaitu:
- Guru dimungkinkan untuk mengenal karakteristik siswa secara lebih mendalam
- Dalam proses pembelajaran, siswa dimungkinkan untuk mengambil peran aktif sehingga mereka lebih termotivasi untuk memiliki kinerja yang baik
- Siswa dapat mengemukakan pendapat, ide, maupun inovasi dalam berbagai topik
- Menggunakan masalah atau kasus tertentu sebagai bahan studi dalam pembelajaran
- Pembelajaran dilakukan secara individu maupun kelompok
- Guru dan siswa dimungkinkan untuk mencapai tujuan dengan lebih efektif dan terstruktur
Jenis Pembelajaran Student Centered Learning
Beberapa jenis pembelajaran yang berpusat pada siswa ini bisa diterapkan oleh guru dan siswa di sekolah. Berikut jenis-jenisnya di antara lain:
1. Melakukan diskusi grup
Jenis pembelajaran yang pertama yaitu dengan melakukan diskusi grup. Guru dapat melakukan diskusi grup dengan membentuk kelompok yang terdiri atas beberapa siswa, kemudian memberikan topik tertentu kepada kelompok tersebut untuk didiskusikan. Masing-masing siswa dalam kelompok memiliki hak untuk mengemukakan pendapat dan opininya.
2. Melakukan discovery learning
Jenis yang kedua yakni discovery learning, di mana siswa akan diminta untuk menemukan jawaban atas suatu pertanyaan dengan melakukan pencarian sendiri tanpa dibantu oleh guru. Hasil penemuan mereka kemudian akan didiskusikan bersama di kelas.
3. Melakukan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
Selanjutnya yaitu pembelajaran berbasis masalah atau dikenal juga dengan nama problem based learning. Sesuai namanya, pembelajaran ini dilakukan dengan memberikan suatu masalah kepada siswa, baik secara berkelompok atau individu, kemudian siswa akan diminta untuk mempelajari masalah tersebut kemudian menyelesaikannya dengan baik.
4. Melakukan pembelajaran berbasis proyek (project based learning)
Terakhir, yakni pembelajaran berbasis proyek atau project based learning. Dalam pembelajaran ini, siswa akan diminta untuk membuat suatu proyek tertentu yang umumnya dilakukan secara berkelompok. Nantinya, ketika proyek tersebut selesai, siswa harus bisa mempresentasikan proses beserta hasil proyek mereka.
Peran Guru dan Siswa dalam Student Centered Learning
Dalam model pembelajaran student-centered learning, guru akan berperan sebagai fasilitator atau penyedia fasilitas berupa arahan, bimbingan, serta feedback kepada para siswa. Guru juga bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang baik supaya motivasi belajar siswa dapat meningkat.
Sementara itu, siswa akan berperan sebagai peserta didik yang aktif mengelola pembelajaran mereka sendiri. Siswa akan bertanggung jawab untuk meningkatkan kinerjanya sembari melakukan evaluasi dengan pendampingan guru. Siswa juga dapat berkolaborasi dengan teman sekelasnya. Namun, meskipun aktif dan mandiri, siswa tetap diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan dan meminta bimbingan dari guru.
Kelebihan dan Kekurangan Student Centered Learning
Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa ini tentunya juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan student centered learning antara lain:
- Meningkatkan motivasi belajar siswa
- Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif
- Mengembangkan keterampilan siswa dalam berpikir kritis dan berpikir kreatif
- Mendorong adanya kolaborasi dan kerja sama tim
- Siswa dapat memahami materi pelajaran dengan lebih mendalam
Di samping kelebihan, pendekatan student centered learning juga memiliki kekurangan, yaitu sebagai berikut:
- Guru membutuhkan usaha dan waktu yang lebih banyak saat merancang dan mengelola pembelajaran
- Supaya guru dapat lebih fokus kepada masing-masing siswa dengan optimal, maka diperlukan ukuran kelas yang lebih kecil dengan jumlah siswa yang tidak terlalu banyak
- Siswa dan guru yang sebelumnya terbiasa dengan metode pembelajaran tradisional membutuhkan effort yang lebih tinggi untuk beradaptasi dengan model pembelajaran yang lebih modern
Student Centered Learning dalam Kurikulum Merdeka
Dalam Kurikulum Merdeka, penerapan model pembelajaran yang berpusat pada siswa ini sangat sesuai dan selaras karena salah satu poin yang didukung oleh Kurikulum Merdeka adalah kebebasan guru dan siswa dalam merancang serta melaksanakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan mereka. Adanya model pembelajaran ini dalam Kurikulum Merdeka memungkinkan guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan, potensi, serta minat siswanya, sehingga siswa bisa memperoleh pendidikan yang lebih personal. Selain itu, model pembelajaran ini juga menjadi salah satu faktor yang memaksimalkan implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah.
Dalam menerapkan pendekatan student centered learning beserta contoh pembelajarannya, guru dapat memanfaatkan suatu platform pendidikan untuk mempermudah prosesnya. Salah satu platform pendidikan berbentuk learning content management system (LCMS) yang direkomendasikan bagi para guru dan siswa yaitu Jelajah Ilmu.
Jelajah Ilmu merupakan LCMS yang dapat membantu para guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan efisien bagi siswa. Melalui Jelajah Ilmu, guru bisa memberi dan menerima tugas untuk para siswa, serta membuat lembar ujian dengan skema penilaian yang akurat. Guru juga dapat melacak setiap aktivitas dan kinerja siswa, sehingga guru dapat memahami kekuatan dan kelemahan yang dimiliki masing-masing siswa. Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa, guru dapat merancang pembelajaran student centered learning yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.