Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam model pembelajaran untuk siswa, salah satunya yaitu problem solving. Model pembelajaran problem solving dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, mulai dari matematika, sains, hingga sosiologi. Metode ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan tepat yang akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran problem solving umumnya terdiri atas beberapa tahap, seperti identifikasi masalah, pengumpulan informasi, pembuatan hipotesis, pengujian hipotesis, dan pengambilan keputusan. Siswa diajarkan untuk mengevaluasi informasi yang tersedia dan menemukan solusi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Untuk lebih memahami mengenai pengertian dan contoh problem solving dalam pembelajaran, simak penjelasan di bawah ini.
Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran problem solving adalah sebuah metode atau prosedur yang digunakan untuk mengajarkan siswa cara menyelesaikan masalah. Model ini berfokus pada aktivitas belajar yang mengajarkan siswa cara menemukan, menganalisis, dan menyelesaikan suatu masalah. Siswa akan diajarkan cara untuk berpikir kritis, mengumpulkan informasi, mengevaluasi alternatif, serta mengambil keputusan yang tepat.
Model pembelajaran problem solving menekankan pada proses belajar yang aktif dan mengajak siswa untuk turut berperan dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan menyelesaikan masalah, sehingga dapat menjadi lebih mandiri dalam belajar. Model ini dapat diterapkan pada berbagai jenis mata pelajaran dan memiliki dampak yang positif dalam pengembangan kompetensi siswa dalam menyelesaikan masalah.
Sintaks Pembelajaran Problem Solving
Sintaks pembelajaran problem solving adalah sekumpulan aturan dan prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Sintaks ini terdiri atas beberapa tahap, seperti identifikasi masalah, pengumpulan informasi, pembuatan hipotesis, pengujian hipotesis, serta pengambilan keputusan. Setiap tahap dalam sintaks ini memiliki peran yang penting dalam proses menyelesaikan masalah.
Sintaks pembelajaran problem solving dapat digunakan dalam berbagai jenis mata pelajaran, seperti matematika, sains, atau sosiologi. Sintaks ini mengajarkan siswa untuk mengevaluasi informasi yang tersedia dan menemukan solusi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Solving
Orang tua maupun guru dapat mengaplikasikan contoh model pembelajaran problem solving dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Identifikasi masalah
Tahap ini meliputi identifikasi masalah yang akan diselesaikan serta pemahaman yang jelas tentang konteks dari masalah.
2. Pengumpulan informasi
Tahap ini meliputi pengumpulan informasi yang relevan dan penting untuk menyelesaikan masalah. Siswa diajarkan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang relevan.
3. Pembuatan hipotesis
Tahap ini meliputi pembuatan hipotesis tentang solusi yang possible untuk menyelesaikan masalah dan proses evaluasi alternatif solusi.
4. Pengujian hipotesis
Tahap ini meliputi pengujian hipotesis dengan menggunakan metode yang sesuai sembari mengevaluasi hasilnya.
5. Pengambilan keputusan
Tahap ini meliputi pengambilan keputusan yang didasarkan pada analisis dan evaluasi yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Siswa diajarkan untuk mengambil keputusan yang tepat serta cara bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil.
6. Implementasi
Tahap ini meliputi implementasi solusi yang telah ditemukan dan evaluasi hasil dari solusi yang diterapkan.
Tujuan Model Pembelajaran Problem Solving
Tujuan dari model pembelajaran problem solving adalah untuk mengajarkan siswa cara menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien. Selain itu, pembelajaran ini juga bertujuan untuk membentuk mindset para siswa bahwa sebagai manusia, kita tidak perlu takut dengan adanya masalah dalam kehidupan sehari-hari. Apapun masalah yang muncul, bukan untuk dihindari tapi untuk dihadapi dengan solusi.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran problem solving tentunya disertai dengan beberapa kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan model pembelajaran problem solving antara lain:
1. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis
Model pembelajaran problem solving mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan mengevaluasi informasi yang tersedia untuk menemukan solusi yang sesuai.
2. Menyelesaikan masalah
Model ini mengajarkan siswa cara menemukan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi, sehingga siswa dapat menjadi lebih mandiri dalam belajar.
3. Mengembangkan keterampilan kreatif
Model ini dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menemukan solusi yang inovatif dan berbeda.
4. Mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan
Model ini mengajarkan siswa untuk mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.
5. Meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah
Model ini akan meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain kelebihan-kelebihan di atas, model pembelajaran problem solving juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
1. Sulit untuk menentukan tingkat masalah yang tepat bagi siswa
Terkadang, guru atau orang tua di rumah merasa kesulitan untuk menentukan sejauh apa tingkat suatu masalah cocok untuk diberikan kepada siswa atau anak sesuai dengan usia mereka.
2. Membutuhkan waktu yang cukup lama
Model pembelajaran problem solving seringkali cukup menyita banyak waktu karena dibutuhkan tahapan yang cukup panjang hingga mencapai solusi untuk menyelesaikan masalah.
3. Kemampuan siswa yang berbeda-beda
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pastinya berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Ada yang bisa memecahkan masalah dengan lebih cepat dan sempurna, tapi ada juga yang kurang cepat dan tidak sempurna. Oleh karena itu, kesabaran guru merupakan faktor yang sangat penting saat belajar menggunakan metode problem solving.
Selain model pembelajaran problem solving, dikenal juga model pembelajaran problem based learning. Apa perbedaan model pembelajaran problem solving dan problem based learning?
Sebenarnya, keduanya sama-sama menggunakan masalah sebagai inti dari pembelajarannya. Namun, model pembelajaran problem based learning umumnya hanya fokus pada proses pelaksanaan pemecahan masalahnya saja tanpa terlalu melibatkan kreativitas. Sedangkan model pembelajaran problem solving lebih fokus pada kebebasan atau kreativitas peserta didik untuk menemukan solusi yang tepat dari suatu masalah.
Bagi guru atau instansi pendidikan yang ingin mencoba menerapkan model pembelajaran problem solving kepada muridnya, bisa menggunakan platform Jelajah Ilmu. Jelajah Ilmu adalah platform LMS pembelajaran terlengkap dan terbaik dengan fitur canggih yang dapat membantu para guru untuk menciptakan pengalaman belajar online yang efektif dan mudah.
Jelajah Ilmu juga memungkinkan guru untuk memberikan tugas kepada murid, menerima pengumpulan tugas dari murid, serta membuat lembar ujian dengan skema penilaian yang akurat. Selain itu, guru juga dapat melacak setiap aktivitas dan kinerja siswa yang memungkinkan mereka untuk memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing siswa. Semua dilakukan melalui satu platform saja sehingga efektif dan efisien.
Fitur-fitur yang tersedia di Jelajah Ilmu, antara lain:
- Tugas
Fitur untuk pemberian tugas dari buku digital maupun buku fisik yang dapat diberikan dan dikumpulkan melalui satu platform saja.
- Kelas
Dengan fitur Kelas, guru dapat membuat, menjadwalkan, dan melakukan kelas online yang dapat direkam dan dilihat berulang kali oleh siswa.
- Lembar Ujian
Guru dapat membuat soal ujian dengan mudah dan menyesuaikan pertanyaan ujian berdasarkan silabus mata pelajaran. Selain itu, dengan fitur Lembar Ujian, guru juga dapat menilai soal ujian langsung dari satu platform saja. Ada juga tempat rahasia yang hanya bisa diakses oleh guru untuk menyimpan soal ujian tertentu.
- Ruang Obrolan
Guru dapat menggunakan fitur Ruang Obrolan untuk membentuk grup proyek tertentu atau kelompok belajar khusus yang memungkinkan terjadinya kolaborasi pembelajaran antarsiswa.
- Laporan dan Statistik
Fitur Laporan dan Statistik berisi riwayat siswa dalam membaca e-book, kehadiran, penyerahan tugas, lembar ujian yang telah dibuat atau diuji coba, serta laporan aktivitas lainnya. Fitur ini dapat diakses oleh guru untuk memberikan pengarahan yang lebih baik pada siswa.
- Materi Ajar
Guru juga bisa mengakses materi ajar tambahan dari menu “Materi Global” di platform. Fitur ini dapat membantu guru dalam membuat variasi pada materi ajar mereka.
Dengan platform Jelajah Ilmu, guru dan siswa dapat melakukan pembelajaran online dengan jauh lebih efektif dan efisien. Selain itu, fitur-fiturnya yang lengkap juga mudah diakses kapanpun dan di manapun, sehingga membuat pembelajaran sehari-hari jadi lebih menyenangkan.